02 February 2010

Melawat ke Sub Seksi Neraka Pencabutan Usus

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.


Babak ke 44
Melawat ke Sub Seksi Neraka Pencabutan Usus

"Goresan Pena Medium telah menghasilkan Pil "Sembilan kali penjelmaan", Barang siapa yang mengkonsumsi akan memperoleh kembali penghidupan yang baru, Ribuan kitab surgawi akan membukakan kecerdasan manusia, Sungguh besar karunia Penguasa langit, besar karuniaNya takkan mungkin bisa tuntas terbalas."

Roh manusia dari alam wadag (alam dunia) bisa melawat ke alam neraka, bukanlah sebuah dongeng atau cerita bualan, sejak zaman dahulu hingga kini, tak sedikit orang yang mempunyai pengalaman mati suri, yang pernah mati sejenak namun sadar kembali, pada umumnya mereka bisa menceritakan keadaan yang dialami setelah kematiannya, ceritanya begitu hidup dan jelas, menggambarkan keadaan kuasa neraka, ini membuktikan apa yang ditulis di dalam kitab-kitab suci bukanlah omong kosong. Hanya saja jikta tak menyaksikan dengan mata kepala sendiri, umat di dunia takkan mau percaya. Boleh dikatakan sikap itu "bijaksana" namun juga "dungu", bagaimana bisa dikatan begitu? Sebagai contoh, manusia memiliki organ dalam, namun juga tak terlihat, toh tetap aman-aman saja. Jika suatu ketika kau "mengetahui" atau "terasa", (ada yang tak beres pada salah satu organ di dalam diri) saat itu sudah runyam jadinya, kalau tak sakit di sebelah sini ya di sana, perlu difoto ronsen atau dioperasi, umat di dunia biasanya tak bisa melihat organ dalamnya sendiri, apakah lalu organ-organ itu tak ada? Lazimnya neraka memang tak terlihat. Hanya orang-orang tertentu saja yang pernah melihat saat masih hidup, sedangkan orang pada umumnya begitu melihat keberadaan neraka, berarti ajalnya telah tiba. Maka saya menasehati umat di dunia supaya sadar, kenalilah dengan pasti bahwasanya "yang tak kasat mata, keberadaannya tetap punya nilai", "pikiran, nafas, perasaan...." semuanya tak kasat mata, hanya bisa dihayati dengan perasaan, tetapi yang tak kasat mata ini, justru yang mempertahankan kehidupan Anda, merupakan "zat" yang menguasai raga Anda!

Seperti misalnya seorang "tuna netra", tak bisa karena dirinya tak melihat lalu menyangkal segala sesuatu wujud rupa yang ada di dunia, namun dengan menggunakan sebatang tongkat, ia bisa menjelajah ribuan kilo meter. Perumpamaan ini memberi tahu kita, meskipun "mata yang fana" ini banyak rintangan, tetapi "mata batin" malah tanpa hambatan, namun kita menutup "mata batin" sendiri, malah terseret oleh nafsu dan perasaan yang membuta masuk ke dalam tiga jalur penitisan yang buruk.

Umat di dunia sudah tahu kalalu sesuatu perbuatan itu termasuk melanggar, lubang perangkap yang celakakan orang berada di depan, tetapi tetap saja nekat, tak mau belajar pada orang yang menggunakan tongkat itu, untuk meraba dan memeriksa jalan yang ada di depan, sehingga terjatuh ke dalam jurang neraka yang dalam. Jika ingin melompat keluar entah harus menunggu berapa kelahiran lagi.

Waktunya untuk melawat ke Alam Baka. Orang dari dunia fana jika ingin melawat ke kuasa neraka tak saja harus bervegetarian, pakaian dan sepatu juga harus rapi dan bersih.

Di sini adalah "Neraka Pencabutan Usus", opas neraka hilir mudik, masing-masing menggiring roh dosa. Sudah terdengar suara tangisan melolong-lolong.

Sudah bisa terlihat keadaan eksekusi di dalam neraka, para roh dosa berjajar dengan tubuh telanjang, masing-masing diikat di sebuah tiang, danyang-danyang petugas neraka menggunakan pisau tajam menghunusnya ke dalam perut roh dosa, lalu dikupas ke bawah, seluruh bagian perut terkoyak terbuka, dengan sendirinya usus-usus tersembul keluar, lantai penuh dengan cucuran darah dan berbau anyir. Usus-usus tercecer di lantai, di sampingnya ada anjing hitam, saling berebut makan usus. Meski usus sudah keluar, tapi ujungnya masih menyambung dengan hati, belum sampai lepas dari tubuhnya, kini dibuat rebutan oleh anjing-anjing hitam, saling tarik-menarik, roh dosa menjerit-jerit kesakitan, dan akhirnya pingsan.

Mereka melakukan dosa apa sehingga dihukum kemari?
Para roh dosa itu semasa hidupnya adalah pejabat yang korup, yang melakukan KKN, atau perutnya hitam (hatinya jahat, penuh siasat untuk memperdaya dan mencelakai orang), ususnya beracun, maka setelah meninggal dihukum kemari.

Pejabat membawa keluar beberapa roh dosa untuk ditanyai.

RohDosa 1 : Semasa hidup saya adalah seorang pejabat, sering menggunakan kemudahan wewenang jabatan, untuk menerima uang suap yang tak dibenarkan oleh hukum, atau berkolusi menggarap harga tanah dalam pembebasan tanah warga, mencari keuntungan yang luar biasa. Asalkan ada yang bisa mendatangkan keuntungan, saya akan menggunakan segala cara untuk mendapatkannya. Namun nasibku sial, setelah meninggal saya dibawa pergi ke atas panggung cermin dosa, untuk diperlihatkan perbuatan saya semasa hidup. Semua perbuatan menggaet keuntungan dan kekayaan secara ilegal tertayang dengan jelas tanpa ada yang terlewatkan, ini sungguh membuat saya amat tercengang. Setelah disidang melalui berbagai Astana, akhirnya diserahkan ke astana ketujuh, Yam Ong Thai San Wang menghukum saya masuk ke "Neraka pencabutan usus", setiap hari usus saya ditarik keluar, dibuat rebutan oleh anjing-anjing hitam, sakitnya sungguh tak terperikan.

Pejabat : Engkau sebagai pejabat pemerintahan, tak berpikir untuk menyejahterakan rakyat, malahan memeras rakyat. Apa saja yang bisa kau telan telah kau telan semuanya, ususmu sungguh kotor sekali! Dalam kesempatan ini kunasehati umat di dunia yang menjadi pejabat, jadikanlah tanggung-jawab jabatanmu untuk memberi pelayanan terhadap khalayak ramai, dimana-mana memberi kemudahan dan mengasihi rakyat, dengan loyal mengabdi kepada negara, dengan demikian jasa pahalanya akan amat besar. Jika hanya bertujuan untuk mengeruk keuntungan, setelah meninggal jangan harap bisa mendapat pengampunan di dalam kuasa neraka.

YangSheng : Saya tanya pula kepada nenek ini, Anda sudah begini tua masih menerima hukuman ini, sebenarnya semasa hidup melakukan kesalahan apa?

RohDosa 2 : Mengenang masa hidupku, ingin menyesalpun sudah terlambat, sewaktu berusia 48 tahun, karena gagal dalam usaha bisnis, saya mengadakan arisan uang untuk mengatasi kesulitan, namun karena khilaf, saya mengambil keputusan menilap uang arisan peserta, lalu saya pindah ke desa lain. Akhirnya pada usia 54 tahun saya meninggal, roh saya dikawal hingga diserahkan ke astana ketujuh, Yam Ong lalu menghukum saya kemari untuk menerima siksa.

Pejabat : Menilap uang arisan, menelannya tanpa dikeluarkan, kini terpaksa dikeluarkan dari ususnya, menilap seberapa harus membayar seberapa, hukuman di neraka itu adil, kau sendiri yang berbuat maka kau sendiri pula yang harus menanggungnya. Kelak setelah selesai menjalani hukuman, dan kala dititiskan ke dunia lagi masih harus membayar hutang juga.

YangSheng : Mohon tanya kepada Tuan sepuh ini, Anda menerima siksa di sini sudah berapa lama?

RohDosa 3 : Tiga tahun lebih. Semasa hidup saya berusaha di bidang pertanian, mencari nafkah dengan menanam sayur-mayur. Entah bagaimana, setelah tengah usia tanam, sayur-mayurnya sering diserang hama, maka harus disemprot dengan pestisida untuk membasmi hama. Suatu ketika bertepatan dengan harga sayur cukup baik, saya lalu memetik sayur yang baru saja disemprot satu atau dua hari yang lalu itu untuk dijual. Hanya demikian saja, sesudah meninggal saya lalu dihukum di "Neraka pencabutan usus", saya kena celakanya tak lain karena kurangnya pengetahuan saya.

Pejabat : Kau hanya tahu cari untung saja, menjual sayur-mayur yang masih ada sisa racun obat pestisida, tak sedikit mencelakai orang. Banyak orang yang makan sayurmu menjadi keracunan, atau kadar racunnya dari sedikit demi sedikit menjadi banyak, sehingga terserang levernya, atau terkena sakit tumor kanker. Hati dan perutmu sungguh beracun, maka harus mendapat hukuman ini.

YangSheng : Mohon tanya pada Nenek ini, mengapa Anda sampai datang kemari?

RohDosa 4 : Oh! Tuhanku, di sini sungguh mengenaskan sekali, mohon Guru menolong saya.

CiHoet : Saya sungguh kasihan kepadamu, tetapi pada mulanya mengapa kau tak punya rasa kasihan terhadap orang lain? Cepat katakan riwayat dosamu!

RohDosa 4 : Baiklah, saya mempunyai seorang anak gadis asuhan. Sejak kecil saya tak sayang padanya, sering kali saya pukuli dengan rotan, saya diskriminatif terhadap dia, setelah tumbuh dewasa, saya lihat wajahnya cukup cantik, lalu saya jual dia ke kompleks pelacuran untuk mendapat uang, setelah meninggal Yam Ong tak terima atas perbuatan itu, saya lalu dihukum di sini.

Pejabat : Sungguh kejam hatimu, sungguh beracun isi perutmu, menganggap gadis asuhan sebagai mesin cari uang, merusak moral orang, hati nuraninya hilang sama sekali, hatinya miring, ususnya keras, kau pantas dihukum!

YangSheng : Ada pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada Guru, yaitu sewaktu roh dosa menerima siksa hukuman, kalau sudah sekali menerima siksa hukuman, dan sudah sampai pingsan tak sadarkan diri, mengapa bisa hidup kembali untuk disiksa lagi?

CiHoet : Pernahkah kau bermimpi ditembak dan dibunuh orang? Meski badan terluka, merasakan sakit yang amat menderita, namun setelah terbangun hanya keringat dingin yang bercucuran, sama sekali tidak mati bukan? Lalu esok malamnya bermimpi lain lagi, setelah terbangun juga mendapatkan dirinya masih tetap utuh seperti semula, sama sekali tiada yang terluka, maka jika orang sudah meninggal, rohnya seperti berkelana dalam mimpi, meski badannya menderita sakit karena siksaan hukuman, dan danyang-danyang neraka mengguyurnya dengan air pemulih roh, maka roh dosa itu tersadarkan lagi lukanyapun hilang, agar dia dalam ingatannya merasakan derita ketakutan, hukum siksa di kuasa neraka adalah untuk menyadarkan rohnya saja, maka kematian manusia bisa disebut sebagai : "Mimpi Besar". Orang yang telah meninggal, akan menderita dalam mimpi yang panjang itu. Saya berikan satu contoh lagi : misalnya dalam mimpi menemukan harta karun berupa emas lalu dipungutnya, tentu girangnya tak kepalang tanggung, namun begitu terbangun, semuanya hampa belaka, dari sini bisa kita ketahui bahwasanya impian itu maya dan ilusif, bukan yang hakiki, orang yang sesat pikirannya akan dibodohi. Jika umat di dunia yang membina jalan suci tak menyadari hal ini, melekat terhadap yang berwujud, akhirnya juga senasib dengan mimpi yang sifatnya maya dan ilusif!

Melawat ke Sub Seksi Neraka Penyelomotan Jemari

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada.

Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.
Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.


Babak ke 34
Melawat ke Sub Seksi Neraka Penyelomotan Jemari

"Di atas bukit, bunga salju turun beterbangan dan bertebaran menimpa pohon "Mei" (prumus Mei), Tahun demi tahun, bulan demi bulan, sang waktu terus bergulir mendesak tanpa berperasaan, Tanggalkanlah pisau penyembelih makhluk agar tangan menjadi bersih, Bina dan pupuklah ladang rohani, manfaatkanlah sendiri kesempatan yang baik."

Kita akan meninjau "Neraka Penyelaraan (Penyelomotan) Jemari", neraka tersebut harus melalui jalan kecil di samping "Neraka Besar Panas Api Emosi".
*Penyelaraan = memberi tanda (cap) dengan besi yang membara pada kulit orang terhukum.
Hawa panas dari depan sudah terasa mengancam, bagaimana kita melangkah maju? Lagi pula katanya jalan kecil itu juga merupakan "Jalan Panas". Ci Hoet menggunakan kipas Buddha mengipasi tanah yang panas membara menjadi tanah sejuk nan menenangkan hati. Roh-roh dosa itu segera merasakan laju langkahnya enteng tak lagi terlecur (terselomot), mereka amat tercengang, melihat ke sekitarnya, lalu mereka pun menambah kecepatan langkahnya. Sebelum kekuatan magisnya memudar, Yang Sheng dan Ci Hoet berlarian sampai ke ujung jalan. Di ujung jalan kecil di sebelah kiri sudah ada Pejabat neraka dan para perwira yang berbaris menunggu, untuk memberi petunjuk.

Di neraka mana saja selalu terdengar suara tangisan yang memilukan, apa yang terdengar di neraka, bak suara umat di dunia yang sedang mengerang-erang di saat sedang kambuh penyakitnya, pilu hatinya dan berharap mendapatkan kesembuhan.

Sarana di dalam neraka cukup modern, kedua tangan roh dosa diikat dengan rantai pegas yang dihubungkan pada selajur rel baja yang merah membara, sehingga kedua tangan roh dosa terselar (terselomot). Karena tangannya terikat, maka tak bisa menghindar. Derajat panas rel baja itu amat tinggi, rantai pegas menghantar panas dengan cepat. Karena tak tahan dengan panasnya api, roh dosa hendak lari menjauh. Namun semakin berusaha menjauh daya tarik rantai pegas semakin kuat, akhirnya roh dosa terjatuh dan tersentuh rel baja yang membara itu. Kedua tangannya seperti memungut arang yang membara, tak bisa dicampakkan, wajahnya sampai mencucurkan keringat, kedua tangannya menjadi hangus lumat karena luka bakar, roh dosa hanya bisa menangis kesakitan dan terkulai tanpa daya.

Neraka ini disebuh "Sub Seksi Neraka Penyelomotan Jemari". Dahulu menggunakan setrika untuk menyelomoti tangan roh dosa, tapi demi menyesuaikan "kecanggihan strategi tindakan" umat di dunia, maka metode hukumannya pun kini diperbarui.

Antara alam wadag (alam dunia kasat mata : "Yang") dan alam astral (alam tak kasat mata : "Im") ternyata mempunyai hubungan kausalitas (sebab akibat), secanggih-canggihnya strategi yang dimainkan masih ada yang lebih canggih lagi!

Pejabat mengatur beberapa roh dosa untuk menceritakan sendiri pelanggarannya semasa hidup.

RohDosa 1 : Semasa hidup, sudah menjadi watak saya suka main cabul; sering kali di tempat remang-remang melakukan perbuatan kurang ajar terhadap wanita yang sedang melintas. Terhitung ada 12 kali melakukan dosa ini semasa hidup, setelah meninggal dihukum kemari menerima siksa!

Pejabat : Kedua tangannya jahil, "tangan iblis"nya pantas dihukum. Gantian roh dosa kedua memberi pengakuan!

RohDosa 2 : Semasa hidup saya suka menghasut orang untuk berperkara, suka membuatkan "Berkas adua" untuk orang yang hendak berperkara, sehingga saya bisa mengambil keuntungan melalu cara itu, semasa hidup cuma melakukan kesalahan ini. Setelah meninggal, Yam Ong gusar, menyidang saya atas kegemaran saya membuatkan "Berkas aduan". Karena kedua tangan saya mencelakai orang dan perlu dihukum selomot, maka menerima hukuman di sini. Tiada orang yang tahu akan derita saya, mohon Buddha Hidup Ci Kung menolong saya!

CiHoet : Engkau toh punya kepandaian, mengapa tak mengajuka berkas pembelaan kepada Yam Ong? Agar beliau bisa mengampuni kamu?

RohDosa 2 : Yam Ong bermuka besi, tak pandang bulu sedikitpun, saya tak berani cari repot sendiri.

CiHoet : Kalau begitu, sama halnya jika engkau memohon kepada saya!

Pejabat : Tak boleh seenaknya minta tolong. Yang ketiga cepat beri pengakuan!

RohDosa 3 : Semasa hidup saya membuka arena perjudian. Bagi yang menang, saya pungut bagian dan juga sering menggunakan tipu daya dalam permainan, berhasil menipu banyak uang. Karena mudah mendapatkan uang, lalu hidup saya menjadi bejad, sering melakukan tindakan melawan hukum, sangat disegani di kalangan dunia hitam. Tak terkira setelah meninggal, Yam Ong gusar sekali, lalu menghukum saya masuk "Neraka Penyelomotan Jemari" selama 30 tahun, setiap hari menerima siksa hukum yang tak terperikan!

CiHoet : Membuka arena perjudian masih melakukan tipu daya permainan, dosanya sangat besar. Sesudah selesai menjalani hukuman di neraka, kelak jika dititiskan kembali, pasti akan menerima pembalasan berupa cacat badan. Saya berharap umat di dunia cepat berpantang judi. Yang keempat cepat beri pengakuan.

RohDosa 4 : Semasa hidup, saya pernah membuka cek kosong, menilap harta orang, setelah meninggal lalu dihukum kemari. Semasa masih hidup, saya berpikir dalam hati, asalkan saya bisa melarikan diri jauh-jauh, sang Penagih hutang tak bakal bisa menangkap saya, maka bereslah segalanya, tak tahunya setelah meninggal ditangkap dan dihukum berat di sini oleh Yam Ong sang Penguasa Neraka!

Pejabat : Punya hutang uang dengan orang, biarpun hanya sepeser, tetap harus membayar lunar, jika tidak, setelah meninggal tak akan ada ampunan di kuasa neraka, tetap dihukum berat.

CiHoet : Dewasa ini umat di dunia, banyak yang membuka cek kosong, kalau cek sudah dikeluarkan dan dananya tak disetori, berarti kosong, cuci tangan (tidak bertanggung jawab). Setelah meninggal, orang tersebut, pasti dijatuhi hukuman berat, pada kelahiran mendatang akan dititiskan menjadi kerbau atau kuda untuk mencicilnya. Sejak dari zaman dulu hingga kini, tak ada yang bisa terhindar dari pembalasan, tanpa kecuali. Hukum karma sedikitpun takkan ingkar, waspadalah umat dunia!

Pejabat : Yang kelima, kini tak lagi kerenkah? Cepat ceritakan perihal Kebanggaanmu semasa hidup!

RohDosa 5 : Mohon pejabar jangan meledek saya lagi. Semasa hidup, saya menjadi anggota suatu geng, sering membuat onar, mengacaukan kamtibmas setempat, begitu terlihat hal-hal yang tak menyenangkan hari, atau ada orang yang memandangi saya, saya lalu menjotosnya. Boleh dikata perkelahian sudah menjadi kebiasaan setiap hari, setelah meninggal, Yam Ong langsung memerintahkan perwira berkepala sapi dan bertampang kuda untuk menghajar saya, seraya bertanya saya terima atau tidak? Terkenang perilaku saya semasa hidup, saya pikir memang keterlaluan!

Pejabat : Sewaktu engkau masih berusia muda, "Api emosi"mu begitu besar, suka berkelahi dan main sembrono, merusak ketenangan hidup masyarakat, kepalan tanganmu begitu keras, kini dipaksa merasakan benturan rel baja, untuk mengikis "Api emosi"mu itu!

CiHoet : Waktu sudah habis, Yang Sheng, bersiaplah pulang ke Vihara.

YangSheng : Mohon pamit kepada Pejabat dan para Perwira, terima kasih atas petunjuk dan perlakuan baik kalian.

Pejabat : Sudah sewajarnyalah dalam tata krama.

01 February 2010

Meninjau Neraka Besar Panas Api Emosi

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.


Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 42
Melawat ke Astana Ketujuh Bertemu Raja Thai San
Meninjau Neraka Besar Panas Api Emosi

"Penerbitan Kitab Suci Giok Lek untuk menyadarkan orang,
Kitab yang ajaib itu kini diperintahkan untuk diperbarui,
Menanam benih sebab lebih dini sehingga terciptalah hari ini,
Berdharma memberi petuah dengan menyesuaikan momentum
akan lebih pas rasanya."

Dahulu kala di belahan timur bumi kita pernah beredar sebuah Kitab yang berjudul "Kitab Suci Giok Lek---naskah untuk menyadarkan umat di dunia", di dalamnya menceritakan seorang Taoist bergelar "Yang Mulia si Dungu nan bersahaja" menerima Titah dari Kuasa Langit, rohnya melawat ke berbagai Astana di neraka, menyaksikan dengan mata kepala sendiri dimana Yam Ong menghukum keras para roh berdosa dengan hukum siksa, sekembalinya ke dunia, disalinnya dengan apa adanya ke dalam kitab, beredar ke seluruh penjuru, orang yang telah membaca kitab tersebut sehingga menyesali dan mengubah kelakuannya yang buruk menjadi baik, sungguh tak sedikit, sedangkan yang beramal cetak untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada sesama umat, menuai berkah mukjizat, justru ada kesaksian-kesaksian yang nyata. Hanya saja situasi dunia terus mengalami perubahan, hukuman di neraka juga ikut berubah, untuk menyesuaikan keadaan setempat, serta demi menyadarkan umat, Kaisar Penguasa Langit lalu menjatuhkan pilihan secara khusus pada Yang Sheng dari Vihara Sheng Shian di Kota Tai Chung pulau Taiwan untuk melawat ke neraka lagi meliput kesaksian perkara yang baru, dengan metode penegakkan medium roh Suci, secara langsung dilimpahkan dalam bentuk tulisan pasir, cara ini justru lebih meyakinkan dan terkesan model baru, Kitab "Melawat ke alam neraka" disusun sesuai dengan kebutuhan masa, untuk menggantikan "Kitab Suci Giok Lek---Naskah untuk menyadarkan umat di dunia", faktor pokok dan faktor pendukungnya sepanjang masa ini memang sudah matang waktunya, maka berharap umat sejagad bisa menyayangi kitab ini, cetak dan edarkanlah secara luar, dengan sendirinya akan bisa meredakan bencana, dan melapangkan langkah perjalanan Tao. Kitab ini tak saja membocorkan rahasia kinerja neraka, malah juga membeberkan rahasia membina jalan keTuhanan, barang siapa sungguh-sungguh mempelajari, akan bisa menghayati hakekat Tao dan mencapai kesempurnaan jiwa. Sedangkan bagi orang yang amal cetak dan memberikannya secara cuma-cuma, maka apa yang dimohon dalam hati kelak akan terwujud, disamping itu dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat akan mendapat keringanan atau bahkan dihapus, ini sungguh merupakan kabar baik bagi laku pertobatan atas perbuatan masa lalu dan memperbaiki masa depannya.

Petunjuk tentang hakekat makna kebenaran.
Setelah umat di dunia meninggal, keluarga yang ditinggalkan biasanya mengadakan sembahyang selamatan selama 7x7 hari, dengan berdoa seraya membacakan sutra Buddha agar arwah almarhum terlintaskan dan terangkat, ini berdasarkan asumsi sebagai berikut : 7 hari yang pertama arwah almarhum sampai di Astana pertama, 7 hari yang kedua sampai di Astana neraka ke 2, 7 hari yang ketiga sampai di Astana neraka ke 3 dan seterusnya, orang di dunia terbiasa dengan ketetapan hitungan tujuh hari sebagai satu periode, lalu mengadakan upacara sembahyangan, tapi mereka tak tahu pada umumnya dosa yang dikandung almarhum semasa hidup, tak bisa dalam waktu 49 hari lalu bisa melewati ketujuh Astana, dan seterusnya melewati Astanan neraka ke 8, 9, dan 10 lalu dititiskan lagi, maka dari itu, dari pada setelah meninggal mengadakan upacara sembahyang selamatan, lebih baik saat masih hidup melakukan amal kebajikan, jika semasa hidup bisa beramal dan memupuk kebajikan, maka setelah meninggal akan dijemput dan dibimbing oleh malaikat keberuntungan (Hok Sin, atau Hok Ting Ceng Sin, Tho Tee Kong), tanpa mengadakan upacara sembahyang selamatan, sudah bisa melalang dengan bebas leluasa, jika tidak, sekalipun memiliki ilmu yang hebat, dirimu takkan bisa lolos dari cobaan neraka, dalam masalah ini, harap umat di dunia bisa menyadarinya.

Mengapa umat di dunia hanya melazimkan "tujuh kali tujuh", tidak "delapan kali tujuh", "sembilan kali tujuh", atau "sepuluh kali tujuh?"
Astanan di kuasa neraka yang utama adalah dari Astana pertama hingga Astana ketujuh, sedangkan Astana kedelapan dan sesudahnya sudah menangani sisa dosa dari hukuman yang sudah dikenakan melalui ketujuh Astana neraka, masih banyak pula yang perlu disidang lagi, maka jika sudah melewati cobaan "tujuh kali tujuh", sisanya adalah dosa sampingan. Umat dunia memikirkan leluhurnya sedemikian rupa, agar bisa lolos dari cobaan neraka dan melewati Astana demi Astana, maka membuat kebijakan ini, "niat berbakti"nya memang patut dihargai, tetapi "niat hati yang baik" jelas lebih berguna!

Setelah seseorang meninggal, selama menjalani penghakiman dan hukuman, atau sebelum dititis-lahirkan, dalam agama Khong Hu Cu dan agama Taoist disebut "arwah", "roh halus", karena di kemudian hari akan dititiskan, lahir kembali pada generasi yang lain, keberadaannya di kuasa neraka hanya merupakan suatu tahapan, maka dalam agama Buddha disebut pula "raga dalam masa kehidupan neraka". Jika keturunannya ingin melintaskan arwahnya keluar dari penderitaan, keturunannya harus menjalankan amal kebajikan, membuat Yam Ong terharu sehingga mengampuni dosa arwah leluhurnya, ini adalah cara yang terbaik, sedangkan dengan cara mengundang bhikku atau rahib Taoist untuk melakukan upacara perlintasan dan pengangkatan arwah, kecuali bhiksu atau rahib Taoist itu mempunyai kebajikan, maka cara itu hanya sekedar menjalankan "urusan manusia" belaka, tak memberi manfaat apa-apa. Berbaktilah kepada orang tua selagi mereka masih hidup. Jika semasa hidup kedua orang tua bisa kita layani dengan laku bakti, walaupun hanya sedikit pemberian, akan lebih baik dan bermanfaat dari pada sesudah meninggal kita persembahkan seteko minuman anggur (di hadapan meja sembahyangan orang tua atau leluhur), jika kedua orang tua sudah keburu meninggal, alangkah baiknya jika bisa memacu diri dengan meningkatkan akhlak dan laku kebajikan, banyak cetak kitab suci atau kitab kebajikan untuk dibagikan secara gratis kepada sesama umat. Tindak kebajikan ini paling mudah direspon oleh Yam Ong, juga merupakan salah satu cara untuk membalas budi orang tua agar bisa terlepas dari samudra samsara, cara-cara seperti itu baik untuk dilaksanakan semua.

Dari mana diperoleh raga arwah di kuasa neraka, padahal jasadnya di dunia sudah membusuk?
Itu adalah "raga maya", "raga semua", "raga bayangan", yaitu "raga dalam masa kehidupan neraka", juga disebut "raga jelmaan".

Astana ini membawahi "Neraka besar Panas Api Emosi", dan 16 sub seksi neraka kecil, setiap roh dosa yang diserahkan kemari, disidang secara adil, tiada pilih kasih. Hukum kerajaan tak kenal hubungan kekerabatan, yang ada hanya hubungan dengan kebenaran dan keadilan. Di neraka memang tak ada kerabat dan teman yang bisa melindungi, hanya amal dan dosa semasa hidup yang menyertainya, orang yang jahat akan dikerubuti oleh hantu jahat, orang yang baik akan dihampiri utusan pejabat yang baik. Bergaullah dengan teman yang baik, jalankan amal kebajikan secara luar, agar kelak tak sampai pergi ke neraka untuk menerima siksa dan nista.

Hawa panasnya kian menyengat, di depan tampak nyala api berkobar-kobar membumbung tinggi di langit, membuat pandangan alam berwarna merah api di mana-mana, di atas pintu neraka tertera tulisan "Neraka besar panas api emosi", temboknya terbuat dari bata tahan panas, semakin dibakar semakin kuat.
Panasnya agak menyesakkan nafas, lantainya terbuat dari bentangan batu bata yang membara, roh dosa yang lewat di atasnya tak ada yang tak menjerit-jerit dan terguling-guling di lantai, roh-roh dosa yang baru saja tiba dengan dikawal, begitu melihat keadaan di depan, semuanya menjadi shock, menjerit dan menangis sekeras-kerasnya, langkahnya tertahan tak berani maju, petugas lalu mendorongnya ke depan, dengan telapak kaki yang telanjang roh dosa menginjak bata yang membara itu, seketika itu ia terguling-guling di lantai dan menjerit-jerit kesakitan, kian berguling tubuhnya kian terbakar, entah dosa apa yang mereka lakukan?

Neraka ini disebut : "Panas api emosi", barang siapa semasa hidup terlalu ambisi (panas semangatnya) terhadap ketenaran nama dan keuntungan materi, sehingga menguntungkan diri namun merugikan orang lain; antusian sekali terhadap lawan jenis, menyanjung-nyanjung sebisanya, namun terhadap sesama jenis malah bersikap dingin; atau di saat orang sedang dalam keadaan terancam bahaya dan terdesak, malah "mengail di air keruh", sama halnya dengan "mengambil kesempatan merampok di kala sedang terjadi kebakaran"; atau orang yang pemarah cepat naik darah, kalau marah sampai berapi-api, memaki langit dan mengutuk bumi; atau para spekulan yang suka main siasat, dengan jalan belakang selalu mencari kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang murah dan mudah; atau orang yang suka mencari muka kepada yang berkuasa, menjadi penjilat, sebaliknya acuh terhadap orang miskin dan orang yang sedang dalam kesusahan; atau terhadap segala sesuatu tak bisa mengambil jalan "tengah sempurna", berprilaku fanatik, kukuh hati, sehingga melanggar kaidah moral, kesemuanya itu dihukum dalam neraka ini. Metode hukuman di neraka ini cukup sederhana, asal bisa melintasi jalan membara ini sepanjang 150 km, maka dosanya akan dihapus, namun jika hendak melintasi bata membara merah api ini, ada yang makan waktu sampai 3 atau 5 tahun, tak tentu, tergantung berat ringannya dosa semasa hidup, bagi yang dosanya ringan, saat kakinya menginjak bata membara, dengan sendirinya derajat panasnya akan berkurang, sehingga mudah melintasinya, sedangkan yang dosanya berat malah kebalikannya, dengan beda berat ringan dosa, maka akan terasa berbeda pula panasnya. Neraka ini selain panas juga gerah menyesakkan dada, membuat orang mendongkol hatinya, ada pula yang akan menerima hukuman di 16 sub seksi neraka kecil, harus melintasi jalanan kecil lainnya yang berada di sampingnya, juga sama halnya terdiri dari bentangan bata membara, namun derajat panasnya terbatas, panasnya cukup membuat roh dosa terkejut namun tak membahayakan, sebagai ganjaran yang pahit di awal hukuman, setelah masuk ke 16 sub seksi neraka kecil akan dihukum siksa lagi.