01 February 2010

Meninjau Neraka Besar Panas Api Emosi

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.


Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 42
Melawat ke Astana Ketujuh Bertemu Raja Thai San
Meninjau Neraka Besar Panas Api Emosi

"Penerbitan Kitab Suci Giok Lek untuk menyadarkan orang,
Kitab yang ajaib itu kini diperintahkan untuk diperbarui,
Menanam benih sebab lebih dini sehingga terciptalah hari ini,
Berdharma memberi petuah dengan menyesuaikan momentum
akan lebih pas rasanya."

Dahulu kala di belahan timur bumi kita pernah beredar sebuah Kitab yang berjudul "Kitab Suci Giok Lek---naskah untuk menyadarkan umat di dunia", di dalamnya menceritakan seorang Taoist bergelar "Yang Mulia si Dungu nan bersahaja" menerima Titah dari Kuasa Langit, rohnya melawat ke berbagai Astana di neraka, menyaksikan dengan mata kepala sendiri dimana Yam Ong menghukum keras para roh berdosa dengan hukum siksa, sekembalinya ke dunia, disalinnya dengan apa adanya ke dalam kitab, beredar ke seluruh penjuru, orang yang telah membaca kitab tersebut sehingga menyesali dan mengubah kelakuannya yang buruk menjadi baik, sungguh tak sedikit, sedangkan yang beramal cetak untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada sesama umat, menuai berkah mukjizat, justru ada kesaksian-kesaksian yang nyata. Hanya saja situasi dunia terus mengalami perubahan, hukuman di neraka juga ikut berubah, untuk menyesuaikan keadaan setempat, serta demi menyadarkan umat, Kaisar Penguasa Langit lalu menjatuhkan pilihan secara khusus pada Yang Sheng dari Vihara Sheng Shian di Kota Tai Chung pulau Taiwan untuk melawat ke neraka lagi meliput kesaksian perkara yang baru, dengan metode penegakkan medium roh Suci, secara langsung dilimpahkan dalam bentuk tulisan pasir, cara ini justru lebih meyakinkan dan terkesan model baru, Kitab "Melawat ke alam neraka" disusun sesuai dengan kebutuhan masa, untuk menggantikan "Kitab Suci Giok Lek---Naskah untuk menyadarkan umat di dunia", faktor pokok dan faktor pendukungnya sepanjang masa ini memang sudah matang waktunya, maka berharap umat sejagad bisa menyayangi kitab ini, cetak dan edarkanlah secara luar, dengan sendirinya akan bisa meredakan bencana, dan melapangkan langkah perjalanan Tao. Kitab ini tak saja membocorkan rahasia kinerja neraka, malah juga membeberkan rahasia membina jalan keTuhanan, barang siapa sungguh-sungguh mempelajari, akan bisa menghayati hakekat Tao dan mencapai kesempurnaan jiwa. Sedangkan bagi orang yang amal cetak dan memberikannya secara cuma-cuma, maka apa yang dimohon dalam hati kelak akan terwujud, disamping itu dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat akan mendapat keringanan atau bahkan dihapus, ini sungguh merupakan kabar baik bagi laku pertobatan atas perbuatan masa lalu dan memperbaiki masa depannya.

Petunjuk tentang hakekat makna kebenaran.
Setelah umat di dunia meninggal, keluarga yang ditinggalkan biasanya mengadakan sembahyang selamatan selama 7x7 hari, dengan berdoa seraya membacakan sutra Buddha agar arwah almarhum terlintaskan dan terangkat, ini berdasarkan asumsi sebagai berikut : 7 hari yang pertama arwah almarhum sampai di Astana pertama, 7 hari yang kedua sampai di Astana neraka ke 2, 7 hari yang ketiga sampai di Astana neraka ke 3 dan seterusnya, orang di dunia terbiasa dengan ketetapan hitungan tujuh hari sebagai satu periode, lalu mengadakan upacara sembahyangan, tapi mereka tak tahu pada umumnya dosa yang dikandung almarhum semasa hidup, tak bisa dalam waktu 49 hari lalu bisa melewati ketujuh Astana, dan seterusnya melewati Astanan neraka ke 8, 9, dan 10 lalu dititiskan lagi, maka dari itu, dari pada setelah meninggal mengadakan upacara sembahyang selamatan, lebih baik saat masih hidup melakukan amal kebajikan, jika semasa hidup bisa beramal dan memupuk kebajikan, maka setelah meninggal akan dijemput dan dibimbing oleh malaikat keberuntungan (Hok Sin, atau Hok Ting Ceng Sin, Tho Tee Kong), tanpa mengadakan upacara sembahyang selamatan, sudah bisa melalang dengan bebas leluasa, jika tidak, sekalipun memiliki ilmu yang hebat, dirimu takkan bisa lolos dari cobaan neraka, dalam masalah ini, harap umat di dunia bisa menyadarinya.

Mengapa umat di dunia hanya melazimkan "tujuh kali tujuh", tidak "delapan kali tujuh", "sembilan kali tujuh", atau "sepuluh kali tujuh?"
Astanan di kuasa neraka yang utama adalah dari Astana pertama hingga Astana ketujuh, sedangkan Astana kedelapan dan sesudahnya sudah menangani sisa dosa dari hukuman yang sudah dikenakan melalui ketujuh Astana neraka, masih banyak pula yang perlu disidang lagi, maka jika sudah melewati cobaan "tujuh kali tujuh", sisanya adalah dosa sampingan. Umat dunia memikirkan leluhurnya sedemikian rupa, agar bisa lolos dari cobaan neraka dan melewati Astana demi Astana, maka membuat kebijakan ini, "niat berbakti"nya memang patut dihargai, tetapi "niat hati yang baik" jelas lebih berguna!

Setelah seseorang meninggal, selama menjalani penghakiman dan hukuman, atau sebelum dititis-lahirkan, dalam agama Khong Hu Cu dan agama Taoist disebut "arwah", "roh halus", karena di kemudian hari akan dititiskan, lahir kembali pada generasi yang lain, keberadaannya di kuasa neraka hanya merupakan suatu tahapan, maka dalam agama Buddha disebut pula "raga dalam masa kehidupan neraka". Jika keturunannya ingin melintaskan arwahnya keluar dari penderitaan, keturunannya harus menjalankan amal kebajikan, membuat Yam Ong terharu sehingga mengampuni dosa arwah leluhurnya, ini adalah cara yang terbaik, sedangkan dengan cara mengundang bhikku atau rahib Taoist untuk melakukan upacara perlintasan dan pengangkatan arwah, kecuali bhiksu atau rahib Taoist itu mempunyai kebajikan, maka cara itu hanya sekedar menjalankan "urusan manusia" belaka, tak memberi manfaat apa-apa. Berbaktilah kepada orang tua selagi mereka masih hidup. Jika semasa hidup kedua orang tua bisa kita layani dengan laku bakti, walaupun hanya sedikit pemberian, akan lebih baik dan bermanfaat dari pada sesudah meninggal kita persembahkan seteko minuman anggur (di hadapan meja sembahyangan orang tua atau leluhur), jika kedua orang tua sudah keburu meninggal, alangkah baiknya jika bisa memacu diri dengan meningkatkan akhlak dan laku kebajikan, banyak cetak kitab suci atau kitab kebajikan untuk dibagikan secara gratis kepada sesama umat. Tindak kebajikan ini paling mudah direspon oleh Yam Ong, juga merupakan salah satu cara untuk membalas budi orang tua agar bisa terlepas dari samudra samsara, cara-cara seperti itu baik untuk dilaksanakan semua.

Dari mana diperoleh raga arwah di kuasa neraka, padahal jasadnya di dunia sudah membusuk?
Itu adalah "raga maya", "raga semua", "raga bayangan", yaitu "raga dalam masa kehidupan neraka", juga disebut "raga jelmaan".

Astana ini membawahi "Neraka besar Panas Api Emosi", dan 16 sub seksi neraka kecil, setiap roh dosa yang diserahkan kemari, disidang secara adil, tiada pilih kasih. Hukum kerajaan tak kenal hubungan kekerabatan, yang ada hanya hubungan dengan kebenaran dan keadilan. Di neraka memang tak ada kerabat dan teman yang bisa melindungi, hanya amal dan dosa semasa hidup yang menyertainya, orang yang jahat akan dikerubuti oleh hantu jahat, orang yang baik akan dihampiri utusan pejabat yang baik. Bergaullah dengan teman yang baik, jalankan amal kebajikan secara luar, agar kelak tak sampai pergi ke neraka untuk menerima siksa dan nista.

Hawa panasnya kian menyengat, di depan tampak nyala api berkobar-kobar membumbung tinggi di langit, membuat pandangan alam berwarna merah api di mana-mana, di atas pintu neraka tertera tulisan "Neraka besar panas api emosi", temboknya terbuat dari bata tahan panas, semakin dibakar semakin kuat.
Panasnya agak menyesakkan nafas, lantainya terbuat dari bentangan batu bata yang membara, roh dosa yang lewat di atasnya tak ada yang tak menjerit-jerit dan terguling-guling di lantai, roh-roh dosa yang baru saja tiba dengan dikawal, begitu melihat keadaan di depan, semuanya menjadi shock, menjerit dan menangis sekeras-kerasnya, langkahnya tertahan tak berani maju, petugas lalu mendorongnya ke depan, dengan telapak kaki yang telanjang roh dosa menginjak bata yang membara itu, seketika itu ia terguling-guling di lantai dan menjerit-jerit kesakitan, kian berguling tubuhnya kian terbakar, entah dosa apa yang mereka lakukan?

Neraka ini disebut : "Panas api emosi", barang siapa semasa hidup terlalu ambisi (panas semangatnya) terhadap ketenaran nama dan keuntungan materi, sehingga menguntungkan diri namun merugikan orang lain; antusian sekali terhadap lawan jenis, menyanjung-nyanjung sebisanya, namun terhadap sesama jenis malah bersikap dingin; atau di saat orang sedang dalam keadaan terancam bahaya dan terdesak, malah "mengail di air keruh", sama halnya dengan "mengambil kesempatan merampok di kala sedang terjadi kebakaran"; atau orang yang pemarah cepat naik darah, kalau marah sampai berapi-api, memaki langit dan mengutuk bumi; atau para spekulan yang suka main siasat, dengan jalan belakang selalu mencari kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang murah dan mudah; atau orang yang suka mencari muka kepada yang berkuasa, menjadi penjilat, sebaliknya acuh terhadap orang miskin dan orang yang sedang dalam kesusahan; atau terhadap segala sesuatu tak bisa mengambil jalan "tengah sempurna", berprilaku fanatik, kukuh hati, sehingga melanggar kaidah moral, kesemuanya itu dihukum dalam neraka ini. Metode hukuman di neraka ini cukup sederhana, asal bisa melintasi jalan membara ini sepanjang 150 km, maka dosanya akan dihapus, namun jika hendak melintasi bata membara merah api ini, ada yang makan waktu sampai 3 atau 5 tahun, tak tentu, tergantung berat ringannya dosa semasa hidup, bagi yang dosanya ringan, saat kakinya menginjak bata membara, dengan sendirinya derajat panasnya akan berkurang, sehingga mudah melintasinya, sedangkan yang dosanya berat malah kebalikannya, dengan beda berat ringan dosa, maka akan terasa berbeda pula panasnya. Neraka ini selain panas juga gerah menyesakkan dada, membuat orang mendongkol hatinya, ada pula yang akan menerima hukuman di 16 sub seksi neraka kecil, harus melintasi jalanan kecil lainnya yang berada di sampingnya, juga sama halnya terdiri dari bentangan bata membara, namun derajat panasnya terbatas, panasnya cukup membuat roh dosa terkejut namun tak membahayakan, sebagai ganjaran yang pahit di awal hukuman, setelah masuk ke 16 sub seksi neraka kecil akan dihukum siksa lagi.

No comments:

Post a Comment