31 January 2010

Melawat ke Kuil Dewa Pemangku Wilayah Kota Menyaksikan Keadaan Arwah Manusia Setelah Meninggal

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 41
Melawat ke Kuil Dewa Pemangku Wilayah Kota
Menyaksikan Keadaan Arwah Manusia
Setelah Meninggal

"Urusan duniawi susul menyusul memakan usia,
Usia manusia tak menentu bak bayangan cahaya lilin yang redup,
Udara dingin paling takut dengan hujan gerimis yang lembut,
Ikatan batin kasih sayang sekali berpisah untuk selamanya,
dipanggil-panggil dalam mimpipun takkan bisa kembali lagi."

Betapa singkat kehidupan manusia itu dan bersifat sementara, kalau sudah berpikir demikian, lalu apa gunanya terlalu serius akan segala macam urusan duniawi? Selama nafas masih dikandung, raga ini bisa berbuat apa saja, namun jika ajal datang menjemput, terhentilah segala aktivitas dan urusan yang berhubungan dengannya! Harta kekayaan, anak dan cucu sudah tak ada lagi, rumah gedung pun cuma bisa dipinjam untuk beberapa hari saja, setelah itu dihantarkan oleh anak cucu sampai ke luar daerah yang sepi dan tak terurus di sebuah gundukan tanah, apa sebenarnya yang diperoleh manusia?

Betapa panjangnya bentangan jalan Alam Baka, betapa pula kelamnya hari-hari berkesudahan? Itulah tempat terakhir kepergian kehidupan manusia. Umat di dunia hanya tahu setelah seseorang meninggal akan menuju ke neraka, namun tak tahu keadaan setelah kematian.

Ramai sekali orang di dalam kuil Dewa Pemangku Kota (Sheng Huang Bio) ini, banyak kurir yang naik kuda berjalan hilir mudik, orang awam dari dunia takkan bisa melihatnya.

Astana ini membawahi kota Tai Chung, mengurus orang dunia yang ada dalam wilayah Kota, bertugas untuk memantau. Banyak orang di dunia yang belum mengetahui tugas pekerjaan Markas Pemangku Kota. Markas Pemangku Kota ibarat kantor polisi di dunia, khususnya bertanggung jawab meronda dan memantau gerak-gerik orang di dunia, sedangkan keberadaan kuil Dewa Hok Tik Ceng Seng ibarat pos jaga polisi, menginduk (di bawah kekuasaan) pada Markas Pemangku Kota, sistem pertanggung jawabannya berdasarkan hirarki. Setiap ada orang yang sudah saatnya tutup usia, kurir dari kuasa neraka datang dengan membawa surat perintah melapor ke markas kami lebih dahulu, lalu diantar petugas dari markas kami pergi ke Pemangku Wilayah Hok Tik Ceng Seng, bergabung bersama pergi ke rumah keluarga bersangkutan untuk membawa pergi orang tersebut.

Bagaimana perlakuan para kurir terhadapa orang baik dan orang jahat yang dibawanya?
Kurir dari kuasa neraka apakah dia itu Perwira Kepala Sapi dan Tampang Kuda, atau si Hitam dan si Putih, setiap kali pergi ke rumah keluarga orang baik, cukup dengan sekali tepuk saja ia akan tak sadarkan diri, lalu dituntunnya pergi, sedangkan terhadap orang jahat, maka ditangkap dan tangannya diborgol, diperlakukan layaknya seorang pesakitan di dunia, lalu dibawa sampai ke Markas Pemangku Kota untuk melapor, nama pada kependudukan dunia lalu dihapus, dan dimasukkan ke dalam kependudukan roh halus.

Terhadap orang baik dan pembina jalan keTuhanan, apakah ada perlakuan khusus?
Ada, barang siapa semasa hidup banyak berbuat kebaikan, diam-diam banyak memupuk amal, kurir neraka hanya pergi ke Markas Pemangku Kota memberi tahu akan menjemput orang, orang tersebut lalu dibimbing oleh malaikat keberuntungan kembali ke kuasa neraka. Jika amal jasa keTuhanannya besar, maka akan dibimbing oleh Guru pujaannya, ada pula yang pergi ke neraka mengurus berbagai prosedur administrasi, ada pula yang pergi ke Sembilan Pos Penguji Kepositifan untuk mengikuti ujian, bagi yang telah mencapai kesempurnaan jiwa, pada umumnya langsung dibimbing naik ke surga.

Jika agama yang dianut berbeda, apakah cara kembali ke surga juga tak sama?
Walaupun agama yang dianut berbeda, namun hakekat kebenaran tetap satu, jika ingin naik ke alam yang berada di atas, setidaknya semasa hidup bisa berprilaku Jalan Tengah, tak berat sebelah, tak terikat terhadap sesuatu, kalau tidak, maka perjalanan naik ke surga akan terhambat, tak bisa leluasa dan lancar.

Pembina jalan keTuhanan di dunia paling pantang terhadap kekukuhan hati, pemboikotan, menyingkap kesalahan orang, melakukan pembenaran atas dirinya, jika ada pelanggaran di antara itu, berarti di hatinya sudah timbul rasa dengki, atau suka menang sendiri, sudah kehilangan keseimbangan, maka semuanya akan dijebloskan ke neraka untuk menerima gemblengan lagi.

Bagaimana keadaan sesungguhnya roh orang yang meninggal itu meninggalkan raganya?
Saat menjelang ajal tiba, biasanya ada tanda-tanda sebelumnya, yaitu sakit, mengapa sakit? Karena jika seseorang mau tutup usia, layaknya sebuah pohon mau jatuh. Sebelumnya daun-daun layu dan rontok, dan begitu tertiup angin kencang, akan segera tumbang. Manusia begitu dilahirkan, sudah dimasukkan dalam catatan cacah jiwa di kuasa neraka, cacah jiwa itu ibarat sebuah pohon. Wujud dan bayangan orang di dunia, semuanya tertampak dalam "Pohon bentuk asli" yang terdapat di kuasa neraka, begitu pohon itu ada kelainan, pertanda batas usia orang tersebut sudah akan tiba. Maka pejabat di neraka akan memeriksa buku "Catatan Kelahiran dan Kematian", begitu saatnya tiba, maka kurir neraka dengan membawa surat perintah langsung pergi ke alam dunia untuk merenggut nyawa orang. Saat kurir dari neraka tiba, itulah saat tumbangnya pohon yang layu, maka lalu dinyatakan mati. Roh bersemayam di dalam tubuh manusia selama beberapa puluh tahun, ibarat dahan dan ranting menyatu dengan pohon, terjadi proses asimilasi. Kini roh sudah akan meninggalkan raga, ibarat dahannya akan putus namun kulitnya masih kontal-kantil, seperti kura-kura akan lepas dari tempurungnya, merasakan sakit yang tak kepalang. Bentuk kematian orang tak sama satu dengan yang lainnya, ada yang menggertak gigi, ada yang wajahnya melotot, mukanya berubah sama sekali. Ini tergolong gejala meronta, pertanda rasa tak terima, benci, marah, dan takut, semuanya merupakan ajal yang karmanya agak berat atau kematian yang tak wajar. Tapi jika raut mukanya damai, seperti sedang tidur, rupa wajah kematiannya bak seperti masih hidup, ini pertanda roh dalam keadaan damai, jalan pulangnya lapang dan terang, pertanda orang yang ada amal kebajikan.

Terhentinya pernapasan seseorang belum bisa langsung dinyatakan meninggal, contohnya seperti sebuah "baterai", jika bola lampunya tak menyala, bukan berarti daya listriknya sudah habis, bisa jadi masih tersisa, namun dayanya lemah, karena terlalu lemah, maka tak bisa menyala. Karena itulah, terhentinya pernapasanan seseorang, seyogianya dianggap dalam keadaan "koma", pada saat itu, roh (kesadaran) orang itu belum sama sekali meninggalkan jasadnya, napasnya selembut benang, karena beban kemelekatan egonya selama sekian tahun, maka walau orangnya mati, namun hatinya tak mati, bak dalam mimpi dan ilusi, perasaan dan kesadarannya masih tetap ada, hanya saja tak bisa berkata, pada saat ini, anak cucu sebaiknya membisiki almarhum untuk menghibur, dengan suara lirih berkata padanya : "Silahkan pergi dengan rasa lega, segala sesuatu di sini, kami bisa mengaturnya dengan baik, tak perlu khawatir." Dengan demikian akan membantu kelancaran perjalanannya ke alam Baka, agar tak merasa berat dan menderita untuk meninggalkan. Bagi yang beragama Buddha, bisa menyebut nama "Amitabha Buddha", sedangkan yang beragama Taois bisa menyebut nama "Yang Mulia Thai Yi Ciu Khu Thian Cun", masing-masing bisa mengucapkannya menurut kepercayaannya sendiri, karena para Buddha, Dewa, Nabi semuanya ada di alam atas, dengan mengucapkan demikian, bisa membantu menenangkan hati yang meninggal, tak takut pulang ke Alam Baka, sebab orang yang meninggal pada saat itu hati dan pikirannya dalam keadaan kurang sadar, seperti berjalan di malam hari. Jika dibantu dengan menyebut nama Buddha, Dewa, atau Nabi, akan menambah keberaniannya, maka roh asalnya akan mantap, tak sampai menderita dan ketakutan. Selama masa berkabung, anak cucunya yang di dunia lebih baik bervegetarian dan berpakaian polos serba sederhana, berpantang makan daging, minum minuman keras, bersanggama dan bersenang-senang, dengan demikian akan mengharukan Dewa Sheng Huang (Dewa Pemangku Wilayah Kota), dan dilaporkan Yam Ong untuk dimintakan keringanan atas dosa-dosa yang diperbuat semasa hidupnya. Dalam hal ini sebagai putra-putrinya tak boleh lalai dan mengabaikan, ini juga merupakan cara membalas budi orang tua.

Melawat ke Sub Seksi Neraka Serangan Lintah, Wereng dan Tusukan Kawat Berduri

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.


Babak ke 40
Melawat ke Sub Seksi Neraka
Serangan Lintah, Wereng dan Tusukan Kawat Berduri

"Lelah bersandar pada langkan beranda, kembali mengelilingi
koridor berliku,
Suasana baru Astana Suci memunculkan aroma harum yang lain
dari biasanya,
Menanggalkan debu duniawi membersihkan segala karma,
Untuk apa sibuk pontang panting, tak urung hidup ini tak
menentu, bagaikan impian yang hampa."

Para Dewa paling senang dengan tempat yang bersih, tenang dan tentram. Para umat yang ingin melihat keberadaan Dewa, harus terlebih dahulu membersihkan diri secara lahir batin. Jika mata pencerahan batinnya penuh tertutup dengan debu, akan sulit memandang tembus pemandangan Alam Dewata.

Ada sebuah ungkapan umat di dunia mengatakan, "Jika ingin tenang dan tentram, janganlah melihat."
Para Buddha dan Dewa punya ketenangan hati seperti itu, namun tidak bagi kaum awam, sering kali sudut-sudut yang tak terlihat justru yang paling kotor; melakukan sesuatu yang tak patut dan amoral di dalam kegelapan, bagaimana bisa dikatakan tenang dan tentram dengan tanpa melihat!

Neraka ini disebut "Sub Seksi Neraka Serangan Wereng, Lintah dan Tusukan Kawat Berduri", termasuk wilayah kekuasaan Raja Pian Cheng pada Astana keenam. Seluruh bagian dalam penjara ini dibentangi kawat berduri, seperti kawat berduri penghalang yang ada di dunia. Pada lantainya dibentangi satu lapis, dan basah tergenang air, di atasnya masih dibentangi satu lapis lagi. Orang takkan bisa berdiri, hanya bisa melaju dengan cara tiarap. Setiap kali mendongakkan kepala, punggung dan kepalanya akan kesakitan tertusuk oleh kawat berduri. Mereka jadi tak berdaya, hanya bisa merintih, pakaiannya pun sudah tercabik tak keruan, pada bagian badannya masih ada dua jenis makhluk, namun karena jaraknya agak jauh, tak tampak jelas makhluk apa itu.
Dua jenis makhluk ini, yang satu adalah hama wereng, satu lainnya lagi adalah lintah. Dikhususkan untuk menghisap sari otak dan darah manusia.

Astaga. Ternyata sekujur badan roh dosa penuh dililiti oleh lintah, sungguh mengerikan, bagian kepalanya juga penuh dihinggapi oleh hama wereng. Apa yang sedang dimakan oleh hama wereng itu?
Lintah banyak terdapat di parit, sekali lilit, darahnya akan dihisap hingga habis. Semua umat di dunia takut padanya, sedangkan hama wereng adalah hama yang merusak padi-padian, sekelompok hama wereng bisa memakan habis sebidang tanah padi, sehingga bulir-bulir padi menjadi keropos semua, kini hama wereng yang berkelompok-kelompok itu sedang menghisap sari otak para roh dosa.
Hama wereng khususnya makan sari padi-padian, sedangkan hama wereng yang di kuasa neraka kini menghisap sari otak manusia, sama putihnya cairan sarinya.

Pejabart mengeluarkan dua roh dosa untuk memberikan pengakuan atas perbuatan yang tak patut yang telah mereka lakukan semasa hidup, sehingga dihukum kemari.

RohDosa 1 : Semasa hidup saya berprofesi sebagai seorang hakim, memimpin sidang dan memutuskan perkara, karena menerima suap dari terdakwa, sehingga jalannya sidang tidak adil, maka sering salah menuduh, menghukum, memidana dan memenjara. Dalam memutuskan perkara ada kalanya menyimpang dari jalur hukum, sehingga putusannya menjadi tak layak. Semasa hidup telah menerima banyak uang haram, walau sering mendengar orang berkata menjadi hakin jika tak adil, serakah pada harta, putusannya menyimpang, setelah meninggal akan menerima balasan karma, namun dalam hati saya sempat berpikir, asalkan pada kelahiran ini bisa bergelimang kekayaan, punya kedudukan tinggi dan memegang kekuasaan besar, peduli amat dengan nasib kelahiran yang akan datang! Setelah meninggal, saya dihadapkan di depan panggung cermin dosa, diperlihatkan bagaimana serakahnya saya akan harta, menerima suap, atau membaca putusan yang miring serta melawan rasa keadilan hati nurani, satu persatu tertampak di depan mata dengan sangat jelas, bak memutar tayangan bioskop. Selain menerima hukuman masuk "Neraka tanah kotoran air seni dan tinja", saya diserahkan lagi ke Astana keenam, Raja Pian Cheng mencela saya, sebagai hakim yang mengerti hukum, bukannya melaksanakan hukum, malah melanggar hukum, dosa dan kejahatannya amat besar dan keterlaluan, lalu dihukum lagi masuk "Neraka serangan wereng dan lintah serta tusukan kawat berduri". Setiap hari merangkak dalam jaring kawat berduri, seluruh badan dihinggapi dan dihisap oleh hama wereng dan lintah, sekujur badan terasa sakit, tenaga vitalpun hampir habis, tak terkatakan deritanya!

Pejabat : Mengetahui hukum malah melanggar hukum, itu perbuatan paling semena-mena, sama sekali meremehkan hukum, berharap pada para pelaksanan hukum di dunia, belajarlah semangat dan prilaku Judge Bao, keras namun bijak dan adil, tindakannya tepat dan tak sembarangan, membasmi tindak kriminal demi masyarakat, menjalankan hukum kebenaran demi Tuhan, amal jasanya luar biasa. Namun jika tak mengikuti peraturan hukum, mementingkan ego dan kehilangan integritas, serakah terhadap suapan, maka setelah meninggal pasti dihukum keras di neraka, akan berdampak pula pada jarang dan layunya keturunan. Sejak dahulu sudah banyak contoh pelajarannya, pembalasan karma selalu tak pandang bulu. Giliran roh kedua cepat ceritakan kesalahan masa lalu.

RohDosa 2 : Karena tubuhku tinggi dan kekar, semasa hidup pernah menjadi bodyguard di arena perjudian dan tempat-tempat pelacuran, hidup dari pungutan uang wilayah kekuasaan preman, rasanya hidup saya cukup bahagia, bersenang-senang dalam makan, minum dan bermain, siapa sangkat setelah meninggal dihukum oleh Yam Ong masuk ke neraka ini, betapa menderitanya saya, sungguh tragis!

Pejabat : Masih ada dosa lain, jangan ditutupi, cepat katakan, atau diperberat hukumannya?

RohDosa 2 : Baiklah, saya katakan! Karena merasa nyaman hidup dalam dunia hitam, maka tak lagi berpikir mencari uang dengan tetesan keringat, jika kekurangan uang, saya sering pergi ke toko-toko untuk memeras, dengan cara demikian saya menghidupi hidupku.

CiHoet : Barang siapa yang bermata pencaharian tak layak dan tak patut, menghalalkan segala cara memeras jerih payah keringat orang, semuanya akan berakibat dan bernasib seperti ini, harap umat di dunia berpaling diri dan insaf!

30 January 2010

Melawat ke Sub Seksi Pembungkaman Mulut dengan Bola Besi Berduri

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka. Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar. Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 39
Melawat ke Sub Seksi Neraka
Pembungkaman Mulut dengan Bola Besi Berduri

"Pintu Perguruan Suci sepi, pembina Jalan KeTuhanan langka.
Menyalahi petuah-petuah berarti terlibat kontroversi.
Lebih baik diam-diam bercocok tanam, membajak dan menyiangi,
tentu akan menuai manfaatnya,
Daripada sembarangan meniup seruling terus-menerus, jika
tiada orang yang mau mendengar, tiadalah gunanya."

Pinti Perguruan Suci sunyi senyap, sang pembina pun menjadi langka. Yang ada hanya berhati pura-pura, mengangguk di muka, menggeleng di belakang, tampaknya setuju, namun dalam batin menentang; Ada pula yang tak mau menghayati hakekat kebenaran, memohon tanpa dasar dan berkhayal, menganggap wejangan suci bagai angin lalu, tak mematuhi petuah-petuah, sehingga moralitas merosot. Walau orang yang suka berbicara tak habis-habisnya berceloteh, namun lain di mulut lain di hati. Bak rumput itik yang tumbuh mengapung di atas air, akarnya tak menetap, hanyut mengikuti terpaan angin, takkan bisa menjadi pohon yang tumbuh tinggi dan besar. Maka hanya dengan diam-diam bercocok tanam, membajak dan menyiangi, barulah setiap tahun akan menuai hasil yang berlimpah ruah, ini jelas lebih bermanfaat daripada orang yang hanya suka membual saja. Takkan bisa mengundang simpati orang! Membina diri di Jalan KeTuhanan harus dengan langkah nyata, petuah nabi mengatakan : "Keluarga yang suka beramal pasti akan menuai berkah keberuntungan, sedangkan orang yang berbuat jahat pasti akan menuai celaka." Jaring langit berlubang besar-besar, tapi tak ada suatu apapun yang bisa lolos. Jika bisa segera sadar, masih bisa tertolong. Jika tidak, saat angin musim gugur berhembus merontokkan daun-daun, umat manusiapun kena dampaknya, kala itu pasti akan kedinginan tiada yang bisa dimintai tolong, dampaknya amatlah jauh.

Neraka di sini disebut "Sub Seksi Neraka Pembungkam Mulut Dengan Bola Berduri" di bawah wilayah kekuasaan Astana keenam.

Di dalam penjara tampak penuh dengan para roh dosa yang ditahan. Para petugas neraka menggunakan trisula besi membuka lebar mulut roh dosa, kemudian memasukkan dengan paksa sebuah bola besi berduri penuh jarum ke dalam mulut roh dosa. Roh dosa menjerit-jerit kesakitan, sebentar saja mulutnya sudah mengucurkan darah, orangnya pun lalu pingsan.

Para roh dosa ini mulutnya keras, terpaksa dibuka dengan trisula besi, lalu dimasuki bola besi berduri, agar mulutnya tak bisa berbicara lagi, menjerit pun takkan bersuara.

Umat di dunia jika tenggorokannya terganjal satu duri ikan saja sudah tak kepalang tanggung sakitnya, sekujur badan merasa tak enak, apalagi kini mulutnya diganjal dengan bola berduri. Seperti bunyi sebuah pribahasa : Bagai si bisu makan obat pahit, terasa pahit tapi tak terucapkan. (tak terucapkan penderitaannya). Para roh dosa ini semasa hidup berbuat dosa besar apa, sehingga sesudah meninggal dihukum demikian?

Barang siapa yang semasa hidupnya suka berdebat menggunakan alasan yang tak masuk akal, atau dengan mulut manis membujuk rayu wanita cantik; atau dengan kata-kata dusta menggaet uang orang; atau suka menghisap morfin; atau suka berbicara dengan kata-kata berduri (menyindir); dengan seenaknya melukai perasaan orang, sesudah meninggal semuanya takkan terhindar dari siksa "Neraka Pembungkaman Mulut Dengan Bola Berduri".

Pejabat mengeluarkan beberapa roh dosa dari penjara, untuk menjelaskan perkara dosanya. Mereka sudah tak sadarkan diri, Ci Hoet menggunakan kipas yang terbuat dari daun asiwung untuk mengipasi, agar mereka siuman. Perwira mengeluarkan bola berdurinya dari dalam mulut, sebab jika tak dikeluarkan, walaupun mereka punya mulut takkan bisa bicara sama sekali.

RohDosa 1 : Semasa hidup saya pandai berbicara, jika berbicara tak saja enak didengar, bahkan bisa memikat indera orang. Karena lahiriah saya cantik, sesudah menikah dengan suami, tak sedikit pria yang masih naksir saya. Suatu ketika, ada seorang pria dengan antusiasnya merayu saya. Saya lihat dia cukup kaya dan banyak uang, saya menanggapi dengan kata-kata manis dan berdusta kepadanya : "Suamiku tidak baik terhadapku, saya harap banyak diperhatikan." Setelah itu terjadilah perselingkuhan dan perzinahan, karena kata-kata saya yang manis, dan berkat kefasihan lidah yang hanya 3 inci ini, akhirnya saya berhasil menggaet habis harta kekayaan si pria tersebut. Setelah itu saya uring-uringan dengannya. Setiap kata-kataku mengandung duri, membuat ia terpukul batinnya. Karena merasa telah dihina, hatinya jadi amat risau, akhirnya bunuh diri. Rasa penyesalah menyertai kematiannya, dan dia mengadu kepada Yam Ong. Yam Ong mengingatkan kesalahan sekilas pikiran yang keliru yang membuatnya terpeleset. Sedangkan saya sebagai seorang wanita, dinilai terlalu jahat dan beracun hatinya, sehingga Yam Ong pun mengijinkannya untuk mengadakan pembalasan. Setelah itu arwahnya sering datang mengganggu saya, membuat saya merasa tak tenang. Selama 7 tahun lebih, saya dirundung nasib yang malang dan energi vitalku kian melemah, akhirnya saya meninggal. Arwah saya dan dia bertemu di Kota Mati Penasaran, untuk saling berkonfrontasi. Ia lalu dihukum atas dosa berzinah mencabulli istri orang, sayapun dihukum siksa di berbagai Astana neraka. Kini saya dibawa ke Astana keenam ini, Raja Pian Cheng mencela bahwa mulut saya pandai memikat orang, mencelakakan orang, menusuk orang, dan harus dihukum siksa "Pembungkama Mulut Dengan Bola Berduri" lagi. Setiap hari mulut saya diganjal dengan bola berduri, bukan main sakitnya.

CiHoet : Kau munafik sekali, cintamu palsu, suka nyeleweng, perkataanmu mampu membunuh orang. Sudah seharusnya setelah meninggal kau menerima hukuman ini, tak perlu menyalahkan siapa-siapa! Kini ganti roh dosa kedua, ceritakanlah apa yang terjadi atas dirimu!

RohDosa 2 : Semasa hidup saya adalah seorang preman, suka menghisap dan menyuntik morfin. Karena sudah kecanduan, lalu kemana-mana saya mencuri barang untuk membeli morfin. Sesudah meninggal, saya diputus masuk neraka ini, penderitaan saya sudah tak terkatakan, sudah tak bisa lagi merasakan nikmatnya mencandu obat bius saat hidup di dunia. Setiap hari harus menelan bola berduri, menderita siksa tusukan pada bagian mulut. Saya menyesal semasa hidup tak belajar menjadi baik!

Pejabat : Karena menghisap obat bius, maka masa hukuman yang dijatuhkan di neraka kami jadi lebih panjang, karena jika racunnya belum ternetralkan, roh dosa itu belum bisa terbebaskan dan dilahirkan kembali. Di alam dunia masih tak sedikit orang yang suka mengkonsumsi obat bius dan obat terlarang. Di dunia dihukum berat, sesudah meninggal hukumannya lebih berat. Ada pula yang bahkan dipindahkan, masuk ke "Neraka Abadi". Berharap kepada orang yang punya kesalahan ini cepat-cepat mengubahnya, jangan membius jiwa dan kehidupan dirinya lagi.

RohDosa 3 : Berhubung saya pernah mendapat pendidikan di sekolah, saya mampu mengjafal beberapa ungkapan-ungkapan baku. Sayapun sering berdebat dengan teman dan kerabat dengan menggunakan alasan yang tak masuk akal, apa yang saya katakan hanya berdasarkan alasan yang sumbang dan menyesatkan. Sering pula saya mengutip kata-kata para Suci dan Bijak untuk memfitnah orang. Setelah meninggal, Yam Ong berkata : "Kau tidak menggunakan perkataan para Suci dan Bijak untuk berbuat amal, malah untuk berdebat yang tiada gunanya, itu sudah termasuk berdusta. Karena mulutmu begitu keras, terpaksa kau dihukum menelan bola berduri, merasa kekerasan mulut dan kakunya geraham!" sehingga kini punya mulutpun sulit untuk bicara.

CiHoet : Dengan bekal hakekat kebenaran bisa melalang ke seluruh penjuru dunia. Namun jika melawannya, melangkah setapakpun akan terasa sulit, umat di dunia seyogianya berbicara berdasarkan hakekat kebenaran dan ucapan yang benar. Jika mengatakan bahwa "membunuh orang adalah karena merasa nasibnya sudah harus mati, bukan saya yang mencelakakan dia hingga mati," kata-kata seperti ini merupakan alasan yang sumbang belaka, orang yang suka berdalih dengan alasan yang menyesatkan, setelah meninggal pasti akan dihukum. Kini giliran roh dosa keempat menjelaskan, mengapa kau sampai terperosok kemari?

RohDosa 4 : Semasa hidup saya mengumpulkan banyak uang. Karena serakah ingin mendapat bunga pinjaman, siapa saja yang terdesak oleh kebutuhan atau dalam keadaan kesulitan ingin meminjam uang, saya pinjami dengan bunganya, setiap hari bisa mengeruk uang yang tak sedikit. Jika suatu saat orang yang hutang tak bisa mengembalikan uang pinjaman, saya lalu mengundang gali atau preman untuk menakut-nakutinya. Setelah meninggal, Yam Ong mengatakan karena saya memungut bunga yang tinggi, sama halnya dengan menghisap darah orang, terlalu serakah makan uang orang. Maka kini harus menerima hukuman menelan bila besi berduri. Betapa menderitanya!

Pejabat : Ada sementara orang kaya yang hatinya sekeras baja, khususnya saat meminjamkan uang memungut bunga yang tinggi, meski orang yang pinjam setuju, tetapi hatinya terlalu keras, layaknya "makan besi atau tembaga". Setelah meninggal biar merasakan akibat dari menjadi kaya dengan hati yang keras. Sadarlah orang kaya yang berada di dunia, jika dirinya punya kelebihan uang yang akan dipinjamkan ke orang lain, janganlah memungut bunga yang tinggi, pinjamilah dengan bunga yang ringan. Menolong orang merupakan sumber kebahagiaan, mengapa tak melakukannya?

29 January 2010

Melawat ke Sub Seksi Neraka Pelajaran Berkendaraan

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka. Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar. Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.


Babak ke 38
Melawat ke Sub Seksi Neraka
Pelajaran Berkendaraan

"Membentangkan Ajaran tak takut jangkauannya jauh ke seluruh dunia, Alangkah bahagian diadakan kelas pembeberan Ajaran Suci pada malam hari ini, Manusia berbudaya berkumpul bersama di Wilayah Tengah (Tai Chung), Semangat berKeTuhanan pun memancarkan sinar cemerlang dan membumbung ke atas surga."

Musim panas telah berlalu, kini berganti musim gugur, hawa dingin sudah mulai terasa, pakaian yang dikenakan mulai dipertebal, burungpun bertambah tebal bulunya. Musim berganti musim, terus berputas silih berganti dengan tak hentinya, mengenang masa lalu ketika masih kanak-kanak, tak disangka kini anak cucu sudah memenuhi rumah, mata menjadi rabun, tangan kaku, jalanpun tertatih-tatih, timbul perasaan sesal, menyesali masa muda yang telah berlalu. Pada saat seperti ini mengenang masa lalu, bagaikan sebuah mimpi belaka. Oleh sebab itulah, baik-baiklah memanfaatkan waktu. Serentang waktu berarti serentang kehidupan, adalah lebih baik jika bisa lebih awal masuk ke dalam Perguruan Suci untuk membina diri dan mendalami hakekat keTuhanan dan menjadi pengikut kebenaran, menjadi warga yang baik di tengah masyarakat, di tengah Perguruan Suci yang bijak dan saleh, maka setelah meninggal takkan lagi kebagian tempat di neraka, sekalipun tiba di neraka, paling juga sebagai tamu pelancong saja, tak perlu mendapat hukuman dan kena siksa.

Dari depan terdengar suara teriakan, seperti orang yang sedang dibantai atau dipukul, di depan ada jalan kecil, terlihat utusan neraka sedang menggiring roh dosa melaju ke depan. Perlawatan hari ini adalah meninjau sub seksi neraka di sekitar perbukitan di depan itu.

Dosa apakah yang mereka lakukan sehingga para roh dosa ini dikawal untuk menjalani hukumannya?
Para roh dosa ini kebanyakan adalah pengemudi, atau pengendara sepeda motor, karena semasa hidupnya pernah menjadi penyebab kecelakaan kendaraan, menabrak orang sampai mati, maka sesudah meninggal mendapat hukuman di neraka.

Pengemudi atau pengendara sepeda motor yang pernah menabrak orang sampai mati, sudah ada penyelesaian hukum di dunia, apakah masih belum menuntaskan permasalahannya?
Karena sudah menghilangkan nyawa orang, maka menurut hukum yang berlaku di neraka masih akan diproses dan dihukum.

Di depan sudah tampak sebuah penjara, di samping pintu penjara ada satpam yang sedang jaga, tampak megah, di atas pintu penjara tertulis " Sub Seksi Neraka Pelajaran Berkendaraan".
Neraka ini bernama "Sub Seksi Neraka Pelajaran Berkendaraan", di bawah kekuasaan Astana keenam Raja Pian Cheng, merupakan Neraka rancangan baru, umat di dunia belum ada yang mengetahui.

Hukuman apa saja yang diterapkan di neraka ini?
Setiap Pengendara yang menimbulkan kecelakaan, hingga menelan korban jiwa, atau sampai terjadi luka berat, atau sampai menjadi cacat, tak peduli pengemudi kendaraan itu apakah pakai sepeda motor, mobil, atau sepeda, sesudah meninggal semuanya harus kemari untuk menerima hukum pembalasan.

Di depan bukit sana terdapat banyak orang, dan beberapa lajur jalanan kecil, jalanannya terdiri dari pasir, batu kecil dan tanah lumpur, berlekuk dan bergelombang tidak rata, tangan masing-masing roh dosa menghela sebuah kereta, seperti kereta rickshaw zaman dulu, di atas kereta penuh muatan bata merah, sedang menuruni bukit dengan perlahan-lahan, jalanannya amat sempit hanya selebar dua roda kereta itu, jika sampai meleset dari jalurnya, maka akan terjatuh ke parit yang dalam yang terdapat di sisi kanan kiri jalanan itu, para roh dosa semua telanjang kaki, karena muatan bata merah di atas kereta terlalu berat, sewaktu menuruni bukitpun tak ada alat rem-nya, hanya bergantung pada kekuatan kaki untuk menahannya, setiap orang melangkah dengan perlahan-lahan dan hati-hati, kedua kakinya menginjak tanah, seperti sedang mengerem kereta, sehingga kedua telapak kakinya lecet dan mengeluarkan darah, darahnya sampai tercecer di tanah. Ada juga yang kurang hati-hati sehingga terpeleset jatuh ke parit, karena keretanya cukup berat, muatan batanya harus dibongkar dulu, lalu kereta yang sudah kosong cepat-cepat diangkat naik ke atas jalanan, setelah itu rodanya diganjal pakai bata dulu, agar tidak melorot turun, lalu bata merahnya baru dinaikkan lagi ke atas kereta, dan dihela turun ke bawah bukit. Ada yang karena tenaganya tak kuat lalu orangnya terpeleset jatuh, badannya malah tergilas oleh kereta, terdengar satu kali suara jeritan yang tragis, orangnya langsung pingsan, adegan ini seperti saat terjadi kecelakaan kendaraan, orang yang tertabrak mari tergilas, darahnya tercecer di tanah, hukuman ini tergolong baru, namun terlalu mengerikan.

Pengemudi di dunia jika tak hati-hati sehingga terjadi kecelakaan dan merengut nyawa orang, sesudah meninggal harus kemari menerima siksa menjadi "korban kecelakaan", pembalasan hukum karma sungguh sulit dihindari, sedikit-sedikit ada pembalasan.

Pejabat memerintahkan beberapa roh dosa keluar, untuk menceritakan sendiri keadaan saat terjadi kecelakaan kendaraan semasa hidupnya.

RohDosa 1 : Semasa hidup saya bekerja sebagai pengemudi bus pada sebuah perusahaan, pada suatu hari, di suatu tikungan, tiba-tiba dari dalam gang ada seorang anak gadis lari keluar, karena tak sempat menginjak rem, anak gadis itu mati tertabrak, karena selama saya mengemudi banyak terjadi kecelakaan, meskipun tak sampai mencederai orang, namun kendaraannya rusak, ditambah lagi dengan kejadian ini, maka akhirnya saya dipecat oleh pimpinan perusahaan, sesudah meninggal, saya dihukum masuk "Neraka Pelajaran Berkendaraan", setiap hari saya belajar mengemudi di sini, jalanan di gunung semuanya landai, kedua kaki harus bisa mengerem, setiap hari naik turun sebanyak 100 kali, meski fisik masih bisa tahan, tapi tenaga saya terkuras habis, telapak kaki pun rusak. Sungguh tersiksa.

RohDosa 2 : Semasa hidup saya bekerja sebagai sopir taksi, pada suatu malam, saya bersama teman minum-minuman arak, sesudah minum tetap bekerja, tapi karena masih teler, tidak saja kendaraan saya kemudikan dengan kecepatan tinggi, bahkan masih menyalip kendaraan lain, tak hati-hati sampai menabrak mati pejalan kaki di pinggir jalan, karena merenggut nyawa orang, saya kena denda dan masuk penjara. Setelah meninggal, Yam Ong menasehati saya : "Dalam keadaan mabuk masih berani mengendarai kendaraan, ini namanya bercanda dengan nyawa," maka saya dihukum masuk "Neraka Pelajaran Berkendaraan" selama tiga tahun, tiap hari menghela kereta untuk diuji kepandaian mengemudi, betapa ternistanya saya, kedua kaki bengkak-bengkak dan sakit, karena energi terkuras, saya menjadi kurus kering. Berharap kepada para pengemudi di dunia, harus meningkatkan kewaspadaan, jangan sekali-kali berkendaraan dalam keadaan mabuk, agar tak terjadi kecelakaan, di sini tak terdapat minuman arak putih, hanya kedua kaki mengucurkan "kuwah pahit"!

RohDosa 3 : Semasa hidup saya berdagang, setiap hari mengirim barang dengan naik sepeda motor, karena dalam berkendara sering melebihi batas kecepatan, dan tak mematuhi peraturan lalu lintas, akibatnya bikin susah sendiri, pada suatu hari saya menabrak pejalan kaki, saya pun jatuh dan terluka, dua orang lalu dibawa ke rumah sakit, saya hanya mengalami patah tulang kaki, saya obati sampai setengah tahun baru sembuh, sedangkan yang saya tabrak mengalami gegar otak, sekalipun tak sampai mati, tapi menjadi lupa ingatan, sayapun menjadi tertuduh dan dituntut denda dalam jumlah uang yang banyak. Hanya karena hal ini, sesudah meninggal saya dibawa sampai ke Astana keenam, Yam Ong Pian Cheng Wang menghukum saya masuk neraka ini selama tiga tahun, derita yang saya alami tak seorangpun yang mengetahuinya!

Pejabat : Tiga roh dosa sudah memberi kesaksian pada hari ini, setiap pengendara di dunia seharusnya bisa menjadikannya sebagai sebuah cermin, pegang kemudi dengan hati-hati, sehingga orang dan kendaraan semuanya selamat, setelah meninggalpun tak usah datang kemari menerima siksa. Yang datang ke neraka sub seksi ini, berat ringannya kesalahan yang diputus tak sama. Jika kesalahannya karena tak disengaja, termasuk kesalahan mencederai orang, hukumannya agak ringan. Jika mabuk-mabukan, ngebut, tak mematuhi lalu lintas, sehingga menimbulkan kecelakaan, hukumannya agak berat. Jika menimbulkan kecelakaan tapi malah sengaja melarikan diri, tak peduli orang yang ditabrak itu hidup atau mati, setelah meninggal, hukuman yang dijatuhkan Yam Ong paling berat. Maka saya menasehati umat di dunia, jika terjadi kecelakaan janganlah menghindar, harus sepenuhnya bertanggung jawab untuk menunaikan tanggung jawab moral dan rasa keadilan, dengan demikian kesalahannya bisa diperingan!

CiHoet : "Neraka Pelajaran Berkendaraan" merupakan tahanan yang baru didirikan di kuasa neraka, seperti jika di dunia diadakan kursus mengemudi, para roh dosa yang kemari, masing-masing harus melangkah sesuai aturan, harus tepat melihat arah, tak boleh ngebut, atau melenceng sedikitpun, "sekali salah langkah", maka dirinya yang celaka, di sini secara khusus mengingatkan para pengemudi pada umumnya, agar berhati-hati, perkara nyawa manusia adalah perkara yang amat besar. Tak boleh mabuk-mabukan, ngebut, jika tak mematuhi peraturan, setelah meninggal harus ke neraka mengulangi lagi pekerjaan lamanya, mengambil ujian SIM lagi di jalur neraka!

Melawat ke Neraka Potong Alat Kelamin dan Serangan Gigitan Tikus

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka. Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar. Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 37
Melawat ke Neraka Potong Alat Kelamin
dan Serangan Gigitan Tikus

"Di malam hari yang larut dan sunyi, disaat rembulan bersinar
terang,
Aku membimbing Yang Sheng turun ke Alam Baka,
Menerima Titah menyusun kitab kini setahun sudah berselang,
Menyadarkan dan melintaskan umat yang sesat jalan ke
seluruh penjuru jagad raya."

Neraka apakah di depan itu? Mengapa terdengar jerit tangis dan suara tikus?
Di depan sana adalah "Neraka Potong Alat Kelamin dan Serangan Gigitan Tikus", termasuk dalam 16 sub seksi neraka di bawah kekuasaan Astana keenam.

Di dalam penjara terlihat banyak tikus dimana-mana, menyerang pada roh dosa, setiap roh dosa diikat dalam posisi duduk di lantai, kedua tangannya tak lagi bisa melindungi diri, terdengar jerit kesakitan dan meronta-ronta sebisanya, dosa apakah yang sebenarnya mereka perbuat?
Roh yang dihukum di neraka ini semuanya adalah roh dosa pria, semasa hidupnya suka berzinah, atau penggemar sex, melanggar pantangan hidup mengekang nafsu. Karena semasa hidupnya suka berzinah, merusak tata moral dan susila, maka selain alat kelaminnya dipotong, tikus-tikus itu masih dibiarkan menggigit akar alat kelamin dengan ganasnya, dengan maksud diberantas sampai ke akar-akarnya.

Hukuman ini sungguh sakit sekali karena akar kehidupan erat kaitannya dengan hati, begitu dipotong dan digigit, sakitnya tak kepalang tanggung, dalam peribahasa dikatan : "Jika memotong rumput tak sampai ke akar-akarnya, begitu tiupan angin musim semi tiba, maka akan tumbuh kembali." Orang semacam ini karena kerakusannya yang berlebihan akan kenikmatan sex sesaat, sehingga menerima siksa keji ini.

Para roh dosa ini diikat kedua tangannya, tikus-tikus menyelinap menyergap dari bawah, ada yang berteriak, bergulung di lantai hendak menghindar namun tak bisa, tikus-tikus itu sebesar kucing, tampak buas dan ganas, menggigit orang seperti sedang makan sesuatu.
Si tikus paling suka menggigit kantungan dari kain, makan biji kacang, sama adegannya. Terlihat darah segar terus bercucuran, kasihan sekali umat yang karena haus kenikmatan sesaat, sehingga menciptakan keadaan tragis seperti ini!

Dibawa keluar dua roh dosa untuk memberi pengakuan atas perbuatan dosa mereka semasa hidup, agar dimuat dalam kitab "Melawat ke Alam Neraka" untuk menyadarkan umat di dunia.

RohDosa 1 : Semasa hidup, saya masuk Perguruan Suci untuk membina jalan keTuhanan, saya telah bervegetarian dan berpantang, juga sudah berumah tangga. Kemudian karena iman saya tak kuat, saya menyeleweng dengan teman perempuan seDharma, sehingga melanggar pantangan. Benar-benar menyia-nyiakan niat saya yang semula, setelah meninggal tak saja tak mendapat tempat di surga, malah dikawal oleh utusan neraka si Hitam dan si Putih, setelah dihadapkan di Panggung Cermin Dosa, tampaklah semua perbuatan yang memalukan. Betapa malunya. Saya tak dapat berkata apa-apa lagi, kemudian saya diserahkan ke Astana keenam. Raja Pian Cheng gusar, mencela bahwasanya saya telah masuk Perguruan Suci dan telah berikrar berpantang tapi malah dilanggar sendiri, maka hukumannya diperberat, lalu diputus masuk "Neraka Potong Alat Kelamin dan Serangan Gigitan Tikus", mula-mula alat kelamin saya dipotong, lalu diikat di lantai, dibiarkan digigit oleh tikus, setiap hari saya gelisah dan bingung, serta merasakan sakit yang hebat, tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur, sekali salah langkah akhirnya menciptakan penyesalan sepanjang masa. Saya berharap pada umat di dunia, jika sudah masuk dalam Perguruan Suci, harus menjaga aturan Sucinya, jika dilanggar, maka jasa pahala apa saja yang diperoleh akan tetap sulit untuk menebus kesalahannya.

CiHoet : Dalam pribahasa dikatakan " "Berpantang hanya sampai sebatas pusar perut saja." Seperti itulah contohnya. Bagian bawah pusar tidak ikut dibina dengan baik hingga bersih, maka ya biar opas neraka dan si tikus yang membenahinya, agar kau bisa lebih bersih. Akibat ini harus kau sendiri yang merasakan.

Giliran roh dosa kedua menceritakan perbuatan semasa hidupnya.

RohDosa 2 : Sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah SLTP, saya digoda oleh teman yang hina pergi ke lokalisasi WTS untuk main perempuan, setelah itu kalau punya uang, saya lalu pergi ke sana mencari hiburan, dan sering kali mengajak teman sekelas pergi bersama untuk cuci mata, sehingga badan yang masih dalam masa pertumbuhan menjadi rusak, malah ada yang terjangkit penyakit kelamin. Karena pada masa remaja membuat kesalahan suka main cabul, maka sesudah meninggal dihukum kemari menerima siksa, diri sendiri menderita tak ada orang yang mengetahui. Semasa hidup di dunia seenaknya melakukan apa saja, sesudah meninggal malah susah melewati hari demi hari, pikir punya pikir sungguh menyesal namun sudah terlambat.

Pejabat : Di masa muda tak belajar menjadi baik, malah suka iseng main sex, belum nikah sudah kehilangan perjakanya, ini bisa dikategorikan sebagai "tak menjaga kesucian diri", apalagi masih membujuk teman ikut terperosok, akar nafsu sexnya merajalela, maka sudah sewajarnya terperosok ke neraka ini.

YangSheng : Melihat mereka, saya merasa sangat kasihan, banyak sekali roh dosa yang dijebloskan ke dalam penjara ini, dosa apakah sesungguhnya yang mereka lakukan, sehingga dihukum kemari?

Pejabat : Setiap hari neraka kami kemasukan roh dosa dalam jumlah ribuan, maka kriteria perbuatan dosanya cukup luas, barang siapa yang terlalu gemar main pelacuran, akar nafsu sexnya (berzinah) tak dibersihkan; atau sebelum menikah sudah kehilangan keperjakaannya; atau sering menipu kehormatan wanita, atau sesudah menikah menyeleweng dengan orang lain; atau setelah masuk biara lalu melanggar pantang berzinah; atau melakukan hubungan badan dengan kerabat dekat sendiri yang dilarang oleh hukum atau adat (incest); atau terlibat kasus perkosaan; akar nafsu percabulannya sungguh amat jahat, kesemuanya ini dihukum masuk neraka kami dan menerima siksa yang seram.

CiHoet : Nasehatku pada umat di dunia, janganlah melakukan dosa berzinah, dosa ini paling berat, apalagi bagi orang yang membina di jalan keTuhanan, sudah sepantasnya lebih meningkatkan kewaspadaan, jika sampai melanggar pantangan berzinah, takkan mendapat pengampunan, selain mendapat bagian tempat di "Neraka Congkel Hati", masih ada juga yang harus ke neraka ini menerima siksaan lagi, namun Tuhan sebenarnya Maha Pemurah, selalu memberi kesempatan, jika sesudah membaca kitab "Melawat ke Alam Neraka" ini bisa membulatkan tekad bertobat dan memperbaiki dirinya, dan banyak beramal mencetak kitab "Melawat ke Alam Neraka" ini untuk menyadarkan umat, serta tak mengulangi perbuatan dosanya, maka Giok Tee bertitah, untuk meringankan atau bahkan menghapus dosanya.

28 January 2010

Melawat Astana Keenam, Bercakap-cakap dengan Raja Pian Cheng

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka. Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar. Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 36
Melawat ke Astana Keenam
Bercakap-cakap dengan Raja Pian Cheng

"Tak terasa sudah setahun terlewatkan dengan begitu saja,
Kini kembali pada Festival Pertengahan Musim Gugur,
Bangun pagi tidur malam tak hentinya bersibuk diri,
Rambut bertambah putih, orangnya pun menjadi tua,
Para umat, cepatlah bina hatimu."

Kehidupan manusia tidaklah lama, pepatah kuno mengatakan : "Sejak dahulu, hidup sampai usia 70 tahunan tergolong langka. Kini ilmu kedokteran maju pesat, tarap kehidupanpun meningkat, mengusulkan pendapat baru bahwa, "Kehidupan manusia barulah dimulai sesudah berusia 70 tahun." Tetapi pada kenyataannya ada berapa orang yang bisa hidup sampai usia 70 tahun? Sebenarnya Langit menciptakan manusia tanpa membatasi usianya, namun karena nafsu keserakahan manusia sendiri, sehingga banyak menyita sari-pati, energi vital dan pikiran, membuat haus jiwa raga dan membuatnya cepat mati, sesungguhnya umat manusia sendiri yang mencari jalan kefanaan, (jika tak mau dikatakan mencari jalan kematian sendiri?) maka para umat manusia agar lebih dini membina diri, memupuk spiritnya, maka dengan sendirinya bisa mencapai usia lanjut secara alamiah.

Jika membicarakan masalah moralitas umat masa kini, sungguh sudah tak keruan. Melihat keadaan demikian Giok Tee sangat prihatin dan tak tega, maka menurunkan Titah untuk menyusun kitab "Melawat ke Alam Neraka", karena umat di dunia tak percaya kalau sesudah mati, orang yang berbuat jahat akan terperosok menerima siksaan di berbagai neraka Alam Baka, maka memerintahkan Ci Hoet dengan membimbing roh Yang Sheng, turun ke alam neraka, meninjau keadaan pelaksanaan hukuman bagi orang yang sudah meninggal, dan seketika itu si Malaikat kecil Yu Shu merekam dengan mata Buddhanya, melimpahkannya dalam bentuk tulisan medium sesuai keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan, dimana Yang Sheng sedang melawat.

Pada masa kini umat di dunia mengutamakan ilmu pengetahuan, meremehkan malaikat dan roh halus, sehingga dimana-mana terjadi tindak kejahatan berupa pembunuhan, perzinahan, perampokan dan lain sebagainya. Karena umat mengutamakan realitas, dalam hati berpikir, asal bisa terhindar dari hukum di dunia dikiranya sudah cukup aman, sehingga orang-orang yang sengaja mencari celah kelemahan hukum atau orang-orang yang nekat ambil resiko dengan melanggar hukum bisa terlihat di mana-mana. Orang yang merusak tata aturan hubungan dengan sesamanya, dan melecehkan etika moral berbisnis merajalela di antara umat manusia, sungguh sangat disesalkan! Ini adalah efek samping yang tak baik dari prilaku mementingkan kebendaan, situasi dunia sampai menjadi begini. Siapa saja yang tak percaya akan keberadaan malaikat, roh halus dan hukum karma, sehingga tindakannya ngawur tak keruan, sesudah meninggal takkan ada yang bisa lolos dari jerat hukum kuasa neraka, seperti bunyi sebuah pepatah : "Jaring langit bermata (berlubang) besar-besar, tapi tiada suatu apapun yang bisa lolos", itulah yang dimaksud.

Neraka di sini disebut sebagai "Neraka Menjerit Keras". Neraka di sini dibagi menjadi 16 sub seksi neraka, orang dari dunia yang perbuatannya melawan hati nurani dan hukum langit, tak menaati tata moral, akan menerima hukuman yang berat dan tragis.

Umat di dunia baik-baiklah membina diri dan memupuk rohani, menjaga baik-baik pada posisinya masing-masing. Umat di dunia kelas ingin mendapat nasib seperti apa, sebaiknya dirinya merencanakan terlebih dahulu.

27 January 2010

Melawat ke Sub Seksi Neraka Congkel Hati yang Keempat Kali

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka. Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar. Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.


Babak ke 35
Melawat ke Sub Seksi Neraka Congkel Hati
Yang Keempat Kali

"Hobi berjudi bisa diumpamakan dengan laron yang menubruk api,
Sekaya-kayanya harta yang dimiliki bisa langsung habis,

"Tante Girang" yang gemar "bermain" tentu akan rusak namanya,

Jika sampai terperosok ke dalam jurang, apa lagi yang bisa
dilakukan."


Orang yang hidupnya luntang-lantung, tidak mau bekerja, atau pekerjaannya tak patut, tak halal, pencahariannya dari perjudian, tak sedikit orang baik-baik yang digodanya sampai terperangkapm sehingga hartanya ludes rumah tangganya porak poranda, amatlah sayang. Seperti kasus perampokan yang terjadi di wilayah bagian tengah Taiwan waktu itu, mulanya juga disebabkan oleh perjudian, karena hutang uang judi tak kenal belas kasih, terpaksa nekat mengambil langkah yang membahayakan, maka kasus-kasus pencurian dan perampokan terjadi secara beruntun. Perjudian bisa mencelakakan orang, daya kontaminasinya sangat besar, umat di dunia jangan sekali-kali masuk arena perjudian, agar tak menyesal nantinya. Sedangkan perzinahan merupakan kejahatan yang paling utama, orang yang terlibat kebanyakan rusak namanya dan mendapat malu, lebih-lebih kaum wanita yang berasal dari keluarga baik-baik, sudah selayaknya menjaga reputasi nama baiknya, tak boleh mengkhianati sang suami "melompat pagar" (menyeleweng), sehingga membuat aib, tante girang dosanya berat, sama dengan judi. Jerit kesakitan yang memelas dari para roh yang berada di kuasa neraka, tak sedikit timbul karena masalah ini.

Keadaan di kuasa neraka hari ini tampak jauh berbeda, para arwah hilir mudik kian kemari, ramai sekali, suasananya tampak agak rileks, apa sebabnya?
Karena bertepatan dengan hari raya Pelintasan Umum Pertengahan Tahun (festival Ullambhana), dua hari belakangan ini di dunia banyak yang mengadakan upacara sembahyangan memberi sedekah menyantuni para arwah dan hantu. Mereka yang dosanya ringan, bisa keluar dari neraka, menerima santunan yang diadakan secara umum.

Yang masuk "Neraka Congkel Hati" adalah para roh yang dosanya berat, maka mereka tak termasuk di antara yang mendapat amnesti, tak bisa menikmati persembahan sembahyangan dari alam dunia.

Pejabat mengeluarkan dua roh dosa yang lain, biar masing-masing menceritakan sendiri hal ihwalnya.

RohDosa 1 : Siap! Semasa hidup, saya dipekerjakan pada dinas luar, sepanjang hari mencari order di luar, maka sering menginap di hotel, dan berkenalan dengan calo perempuan, tak lama kemudian, saya diajak ikut main judi, mula-mula hanya iseng, tetapi lama kelamaan malah ketagihan, setiap hari berjudi, kalau sehari tak main rasanya gatal, sejak itu saya selalu luntang lantung kluyuran di arena judi, meski penghasilan saya di dinas luar cukup lumayan, tetapi karena sering kalah main, bahkan modalpun belum bisa kembali, maka saya meminjam uang ke sana-sini, urusan romah tangga sudah tak saya pedulikan, sampai pada usia 43 tahun, suatu kali saya mengendarai sepeda motor, karena sedang teler, terjadilah kecelakaan di jalan, seketika itu saya meninggal. Setelah meninggal, saya dikawal oleh utusan neraka hingga ke neraka, saat itu baru tahu kalau usia saya dipotong 5 tahun. Setelah melalui pemeriksaan dari Astana pertama sampai Astana keempat, kemudian diserahkan ke Astana kelima, Yam Ong gusar, menghukum saya masuk "Neraka Congkel Hati" selama 13 tahun, setiap hari "Hati yang suka berjudi" saya dipotongnya, sakitnya tak terlukiskan. Saya berharap umat di dunia jangan sekali-kali gila main judi, di neraka para penjudi paling disirik. Begitu melihat penjudi, Yam Ong, langsung menghukum dera (pukulan) 100 kalo, sesudah itu baru mulai disidang, kata Yam Ong, pantat si penjudi itu paling keras, karena setiap hari duduk dalam arena judi, badannya kurang olah raga, Raja Shen Lo menderanya sebagai ganti olah raga. Tak saja terhina, kulitpun rasanya sakit, uh...uh...saya sungguh menderita, saya mohon kepada Buddha Ci Kung, tolonglah saya.

CiHoet : Tangan penjudi itu paling tak kenal kasih, kau ingin menggunakan tangan seperti itu untuk meminta tolong kepada saya? Lebih baik pasrah saja, jangan berkhayal.

Pejabat : Kau tak boleh sembarangan berucap minta dikasihani, "Hati suka berjudi" mu harus disembuhkan dulu, sesudah itu kau masih harus diserahkan ke "Neraka Panggang Jari" untuk dihukum di sana, siapa yang suruh kau gila main judi, kini setelah meninggal ya harus menerima balasannya, jangan salahkan orang atau menggerutu kepada Yang Kuasa. Kini giliran roh dosa yang kedua, cepat beri pengakuan perbuatan dosa semasa hidupmu.

RohDosa 2 : Begini banyak orang, sungguh malu untuk dikatakan....Karena watakku yang labil, setelah menikah dengan suami, saya menjalin kenalan dengan teman-teman pria, sehingga akhirnya menyeleweng. Semasa hidup saya menjalin hubungan dengan 5 orang teman pria. Saya sering mengadakan kencan di luar, suami sama sekali tak tahu. Sampai pada usia 54 tahun, saya mengalami lumpuh jantung dan berakhir dengan kematian, lalu arwah saya dikawal oleh Perwira Hitam dan Putih. Setelah bercermin di Panggung Cermin Dosa, tampaklah semua peristiwa asusila semasa hidup, saya tak bisa mengelak, lalu diserahkan ke Astana kelima, dan dihukum masuk ke "Neraka Congkel Hati" selama 20 tahun, setiap hari hati saya kesakitan karena dipotong, mau menyesalpun sudah terlambat, mohon Buddha Ci Kung memintakan belas kasihan kepada Yam Ong, memberi ampun kepada saya agar bisa keluar dari penderitaan!

CiHoet : Engkau sebagai seorang istri, tapi tak menjaga moralitas wanita, suka berzinah, suka kemewahan lahiriah, lagipual tak ada amal apa-apa, sayapun tak berdaya!

Pejabat : Ci Hoet, jangan hiraukan dia, semasa hidup suka berzinah, maka "Hati Suka Berzinah"nya harus dipotong, diri sendiri yang berbuat, diri sendiri pula yang menerima akibatnya. Jika hendak mohon kepada Buddha dan Para Suci untuk mengampuni, seharusnya segera bertobat dan berpaling pada saat hayat masih dikandung badan, dengan cara demikian, bari bisa segera diampuni. Jika sampai ajal tiba tak mengubah kesalahan, maka sudah tak mungkin lagi minta ampun.

CiHoet : Benar kata Anda, siapa saja yang suka berjudi dan berzinah, harus cepat bertobat dan memperbarui dirinya, banyak beramal, dan jika bisa berikrar di hadapan Buddha dan Para Suci, untuk menyadarkan umat, maka dosanya bisa diampuni.