28 August 2009

Melawat ke Neraka Potong Urat Daging dan Tulang

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 26
Melawat ke Neraka
Potong Urat Daging dan Tulang

"Sungguh enak membuka usaha yang mendatangkan banyak
keuntungan,

Jualnya adil tak membedakan orang, bidang usaha apapun jadi,

Lain halnya dengan si pemain judi, menghalalkan segala cara,

tak punya hati nurani mengabaikan Hukum Langit (Hukum

Ke Tuhanan),

Jangan terburu-buru dulu menentukan siapa yang menang dan

siapa yang kalah, sehingga kaya mendadak bagi yang menang."


Di depan sana adalah "Neraka Potong Urat Daging dan Tulang", nama Neraka itu tertulis di atas Pintu Neraka.

Para prajurit Neraka itu sangat sadis, dengan menggunakan pisau tajam memenggal tangan para terhukum. Mereka berteriak-teriak dan menjerit-jerit sekeras-kerasnya, tetapi karena badannya diikat di tiang salib, mau melepaskan diri juga tak bisa.

Para prajurit (petugas) Neraka masing-masing membawa pisau tajam untuk memotong urat daging tangan terhukum, dagingnya dikupas dulu, lalu dilemparkan ke arah "Anjing-anjing Besi" dan dimakannya. Setelah itu tulang tangannya dipatahkan, terhukum yang mendapat hukuman ini akan merasakan sakit yang luar biasa.

Setiap roh dosa disiksa sampai pingsan. "Anjing-anjing Besi" yang ada di sekeliling ruangan dengan lahap memakan daging tangan yang dikupas itu. Anjing di dunia juga sering mencari sisa-sisa tulang di bawah meja makan, tetapi belum pernah menjumpai anjing yang hidup dari makan daging manusia. Dari mana asal anjing-anjing hitam ini?
Inilah yang namanya "Anjing Besi", hanya ada di Pemangku Kuasa Neraka, khususnya hidup dari makan daging manusia. Karena sudah tak kenal prikemanusiaan maka disebut "Anjing Besi", lain halnya dengan anjing yang ada di dunia, kecerdasannya tinggi, bisa disuruh menjaga rumah, dan setia terhadap manusia. Umat di dunia ada yang memelihara jenis anjing ternama yang mahal harganya, taraf hidupnya sama dengan manusia, bahkan ada yang diajak tidur bersama majikannya, jauh bedanya dengan anjing di Neraka, keberadaannya untuk menghukum orang yang telah kehilangan perikemanusiaannya, yang juga telah kehilangan hati nuraninya. Maka Pemangku Kuasa Neraka memelihara anjing besi ini untuk memakan daging mereka. Inilah yang disebut "pembalasan", di dalam ungkapan disebut sebagai "Berhati Serigala dan Berparu-paru Anjing", golongan orang seperti inilah yang dimaksud.

Manusia kalau sudah kehilangan sifat loyalitas dan kesetiakawanannya, maka martabatnya lebih rendah dari pada anjing. Roh-roh ini disiksa sampai sedemikian tragisnya, dosa apakah yang telah mereka lakukan?
Setelah dikipaskan dengan daun asiwung milik Ci Hoet, tiga roh yang dilepaskan oleh Pejabat Neraka itu satu persatu siuman, dan anggota badannya pun lengkap kembali. Mereka disadarkan agar dapat menceritakan sendiri perbuatan yang telah mereka perbuat selama masih hidup.

Roh Dosa 1 : Baiklah saya ceritakan. Sungguh menderita sekali, tetapi anak cucu tiada yang tahu jika saya menderita di dalam Kuasa Neraka, dikiranya jika orang sudah mati ya selesai pula urusannya. Semasa hidup, saya berjualan sayur mayur, demi meraih untung besar, saya memainkan timbangannya, misalnya 1 kilo sayur, kadang cuma jadi 8 ons saja. Semasa hidup, di dalam arena dagang, saya selalu berkutat dalam permainan timbangan, meski sering mendengar orang berkata bahwasanya orang berdagang harus yang adil, jika mencuri setengah kilo, maka pada kelahiran mendatang harus membayar 500 gram, tetapi saya tetap anggap sepi, sama sekali tak menyentuh hati nurani. Siapa tahu sesudah meninggal, roh sampai di Kuasa Neraka, dihadapan Cermin Dosa tertampak dengan jelas perbuatan curang saya. Oleh Yam Ong Astana ke empat, saya dihukum masuk "Neraka Potong Urat Daging dan Tulang" selama 10 tahun. Setiap hari menerima siksa potong urat daging dan tulang, kedua tanganku bagai daging ikan, dipotong sesuka hati oleh petugas Neraka, mau menyesal juga sudah terlambat. Wahai, para pedagang di alam dunia, saya wanti-wanti sekali, berdaganglah dengan menggunakan hati nurani, yang jujur, jangan serakah terhadap keuntungan tambahan, lalu timbangannya dicurangi, hukum Neraka yang keras takkan mengampuninya. Yam Ong (Penguasa Neraka) paling benci orang semacam ini, maka diperlakukan lain dari yang lain. Prajuritnya pun kejam-kejam, ingin menyesal pun sudah terlambat.

Roh Dosa 2 : Kalau saya, karena semasa hidup keadaan keluarga kurang mampu, juga tak bersekolah, saya lalu mencari nafkah dengan berdagang barang rongsokan. Setiap hari mengendarai becak tua, pergi berkeliling mencari atau membeli rongsokan, besi tua, kertas bekas, barang kuno dan lain-lain. Karena mendengar kata teman yang sebidang, dalam hal membeli barang rongsok, jika membeli dengan berat timbangan yang sesungguhnya, keuntungannya tidak banyak, kalau timbangannya dikorupsi, baru bisa untung besa. Saya lalu "memainkan" timbangan, di saat menimbang, orang luar yang melihat sepertinya timbangannya tepat, tetapi barang yang beratnya 10 kilo sewaktu saya timbang hanya tinggal 7 kilo. Kebanyakan orang yang menjual barang rongsok tak begitu serius, asal terjual ya sudah. Semasa hidup timbangan yang saya korupsi tak terhitung lagi banyaknya. Setelah meninggal, Yam Ong gusar sekali, saya dicaci tidak adil dalam membeli barang bekas, akhlaknya rusak. Kini dihukum kemari selama 15 tahun, setiap hari disiksa, dipecundangi oleh para petugas, deritanya tak tertahankan.

Roh Dosa 3 : Semasa hidup, suami saya adalah seorang pegawai negeri, kedudukannya lumayan. Setelah suami pergi ke kantor, anak-anak juga sudah masuk sekolah, rasanya tak betah nganggur di rumah, nyonya tetangga mengajak saya main

Sebagai ibu rumah tangga melalaikan tanggung jawab mengatur rumah, ditinggal keluar bermain judi dan jalan-jalan, merusak iklim adat masyarakat. Namun karena tidak mengandung unsur penipuan, dan hidupnya tak mengandalkan judi, Yam Ong masih menjatuhi hukuman yang ringan.

Tentang bandar-bandar yang membuka perjudian di mana-mana, akan mendapat siksa di mana?
Itu bukan wewenang kuasa Astana keempat, mereka harus dikirim ke Astana ketujuh menghadap Raja Thai San untuk ditindak tegas. Nasehatku kepada umat di dunia, jika melakukan dosa seperti tersebut di atas, segeralah bertobat merubah diri, dan banyaklah beramal mencetak kitab "Melawat ke Alam Baka" untuk menyadarkan umat, maka dosanya akan dihapuskan, setelah meninggal tak usah menerima siksa kemari.

26 August 2009

Melawat ke Neraka Tusuk Mulut

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 25
Melawat ke Neraka Tusuk Mulut

"Air liur dibiarkan tersembur sesukanya,
Lidah busuk yang melukai orang, lebih baik jarang dibuka,
Sembarang tebar kembang kata, tak pelak layu juga,
Kata-kata manis tetaplah sulit menebar keharuman walau hanya sehari."

Kehidupan manusia penuh diliputi dengan perasaan gembira, marah, sedih, takut dan sebagainya, serta mengalami perpisahan dan pertemuan. Suka duka datang silih berganti, ingin membina Jalan KeTuhanan memang tidaklah mudah. Ingin mempertahankan kesungguhan dan keleluasaan hati, perlu latihan, bukan hanya di mulut saja lalu bisa berhasil. Sebagai landasan membina jalan keTuhanan, diperlukan laku bajik yang nyata. Jika tak demikian, sekalipun uraian kata-katanya indah sekali, tetap tak ada bedanya seperti bunga rontok dihanyutkan air, tiada artinya, tak akan mengundang kepercayaan dan dorongan bagi umat untuk maju.

Hati masing-masing orang berbeda, mengutarakan kata-kata yang berbeda, sama-sama makan "buah mei yang dikeringkan", ada yang bilang asin, ada yang bilang manis, ada yang bilang pahit. Sebuah Jalan Besar yang sebenarnya lancar, bisa menembus kemana-mana, diuraikan (ditafsirkan) macam-macam dan sendiri-sendiri sampai membuat orang bingung, membuat orang kabur pandangannya, entah bagaimana baiknya!

Asalkan bisa berpegang pada hati sendiri yang bulat, peduli amat ia akan miring ke kanan atau condong ke kiri. Tetap akan tenang dan leluasa.

Di atas pintu Neraka tertera tulisan "Sub seksi Neraka Tusuk Mulut". Jeritan dalam penjara Neraka sampai memekakkan telinga. Petugas Neraka sedang menggunakan semacam benda tajam menyerupai mata bor dan dengan ganasnya ditusukkan ke mulut roh dosa yang diikat pada tiang seperti mau membuatnya mati. Roh dosa ditusuknya sampai menjerit-jerit kesakitan. Hukuman semacam ini, layaknya penyembelihan babi secara manual. Dosa apakah yang mereka lakukan, sampai menerima hukuman sekeras itu?

Dilepaskan satu roh dosa untuk menceritakan dosa-dosa yang dia perbuat semasa hidup.
Roh Dosa : Mulutku sakit sekali. Bukankah dulu di hadapan Yam Ong saya sudah mengakuinya? Mengapa kini disuruh buka mulut lagi?

CiHoet : Saya, bikkhu yang papa ada di sini, hendak mohon sedekah padamu, apakah kau tak rela?

Pejabat : Beliau adalah Buddha Hidup Ci Kung, beliau menerima Titah melawat ke Neraka dalam kaitannya menyusun kitab. Jika kau tak cepat mengakuinya, kau akan sulit menanggung dosa pembangkangan terhadap Titah. Apakah kau mau dimasukkan ke "Neraka Abadi"?

Roh Dosa : Ternyata Bhikku ini adalah Buddha Hidup Ci Kung. Sewaktu di dunia, saya pernah mendengar kebesaran namamu. Saya memang keterlaluan, mohon Buddha Hidup Ci Kung mengampuni, saya akan berterus terang mengutarakan dosa-dosaku semasa hidup.
Semasa hidup, karena memiliki vokal suara yang lumayan serta mempunyai bakat menyanyi, saya sering menyanyi di bar-bar dan nite club, juga pernah diundang oleh pabrik farmasi pergi ke pelosok-pelosok untuk mengadakan show keliling. Di dalam karirku sebagai penyanyi, demi menyesuaikan selera penonton, saya sering membawakan lagu porno gubahan sendiri atau mempertunjukkan gerakan erotis. Seketika itu, penonton di bawah panggung riuh dan bersorak, memberi tepukan tangan. Karena perkataan saya yang tidak lurus, setelah meninggal dihukum oleh Yam Ong. Saya dipersalahkan mengapa tidak menyanyikan lagu patriotik, atau lagu yang bisa membangkitkan semangat hati sesama, atau lagu yang bisa menggugah hati nurani sesama, yang saya nyanyikan hanyalah lagu yang berselera rendah, yang cengeng, yang jorok, dan merusak moral, merusak adat kealiman masyarakat, maka saya dihukum masuk "Penjara Tusuk Mulut" selama 10 tahun. Setiap hari saya menerima siksa tusuk mulut dengan bor besi, sungguh tak bisa diuraikan dengan kata-kata lagi. Semasa hidup, saya hidup dengan langgam bebas sesuka hati. Selain itu saya masih ada dosa yang lain, setelah genap masa hukumanku, saya masih akan dibawa ke bagian lain untuk menerima hukuman lainnya. Saya telah diberi tahu oleh Pejabat tentang hal ini, kini mau menyesal pun sudah terlambat. Saya titip pesan kepada para penyanyi di dunia, janganlah membawakan lagu yang isinya terlalu mengumbar nafsu cinta. Bawakanlah lagu-lagu yang bermakna, jika tidak, setelah meninggal kelak akan "bernyanyi" sendiri dengan pilu dan sedihnya.

Pejabat : Bertitip pesan pada para penyanyi di dunia, banyaklah membawakan lagu yang bisa menggugah hati manusia. Jangan asal nyanyi lagu yang liriknya cengeng, dan yang melukiskan jalinan kemesraan cinta muda-mudi yang sulit terpisahkan, agar tidak menciptakan budaya yang kurang baik, dan menciptakan dosa mulut yang berkepanjangan sehingga terperosok ke dalam Neraka. Kini giliran roh dosa ke dua, jelaskanlah dengan sesungguhnya, dosa yang pernah kau lakukan semasa hidup.

Roh Dosa : Mulut saya sakit sekali, kinipun masih meneteskan darah. Teringat semasa hidup, karena watak saya yang ekstroversi (orang yang keseluruhan minatnya ditujukan kepada yang ada di luar dirinya dan tidak dalam pikiran dan perasaannya sendiri). Setelah menikah, saya sering bertengkar dengan suami, sering mengeluarkan kata-kata sumpah serapah, sering pula cekcok dengan tetangga. Kesalahan saya yang terbanyak adalah dengan kata-kata sering menghasut orang lain, sehingga membuat rumah tangga tetangga menjadi tidak akur. Pernah ada salah satu tetangga, karena saya pernah bertengkar dengannya, demi balas dendam, saya lalu menyebar gosip bohong : "Istri orang itu pernah berselingkuh dengan tuan Anu, pernah bertemu di suatu tempat, dan kebetulan saya memergokinya." Gosip tersebut lalu menyebar lua, membuat rumah tangga orang menjadi gaduh. Pernah juga mencerai-beraikan perkawinan orang dan masih banyak yang lainnya, seperti menggunakan mulut menyebarkan desas-desus. Setelah meninggal Yam Ong menghukum saya masuk "Neraka Tusuk Mulut" selama 8 tahun, selain itu masih ada dosa lainnya, saya tak ingin banyak bicara.

Pejabat : Baiklah, sudah cukup banyak dosa-dosa yang diciptakan oleh mulutmu yang rusak itu.

25 August 2009

Pemaafan Positif

Memaafkan mungkin hanya bisa diterapkan di wihara. Saya tahu Anda berpikir bahwa kalau kita memberikan maaf dalam kehidupan nyata, kita hanya akan dimanfaatkan oleh orang lain. Orang lain akan melangkahi kita, mereka akan berpikir bahwa kita lemah. Saya setuju. Pemberian maaf seperti itu jarang bisa berhasil. Seperti kata orang, "Dia yang memberikan pipi sebelahnya, harus pergi ke dokter gigi dua kali, bukannya sekali!"

Pemerintah Thai, memberikan lebih dari sekedar pemaafan melalui pengampunan tanpa syarat, namun juga mengobati akar permasalahannya, yaitu kemiskinan, dan menanganinya dengan piawai. Itulah sebabnya pemberian pengampunan berhasil.

Saya menyebut pemberian maaf seperti itu sebagai "pemaafan positif". "Positif" berarti memberikan dorongan positif pada hal-hal baik yang kita harapkan. "Pemaafan" berarti melepaskan hal-hal buruk yang menjadi bagian dari masalah--bukan memperdalam, melainkan membiarkannya berlalu. Contohnya, dalam sebuah kebun, hanya menyirami sama sekali adalah seperti sekedar mempraktikkan pemaafan; dan menyirami bunga tetapi tidak menyirami tanaman liar melambangkan "pemaafan positif".

Sekitar sepuluh tahun yang lalu, pada akhir ceramah Jumat malam di Perth, seorang perempuan datang kepada saya. Seingat saya, dia secara rutin hadir pada setiap ceramah mingguan ini, tetapi ini pertama kalinya dia berbicara dengan saya. Dia mengatakan bahwa dia ingin mengucapkan terima kasih, bukan hanya kepada saya, tetapi juga kepada semua biksu yang mengajar di wihara kami. Lalu dia mulai menjelaskan apa sebabnya. Dia mulai datang ke wihara kami 7 tahun silam. Dia mengaku, pada saat itu dia tidak begitu tertarik pada ajaran Buddha ataupun meditasi. Alasan utamanya datang ke wihara adalah sekedar mencari-cari alasan untuk meninggalkan rumah.

Dia punya suami yang kasar. Dia adalah korban kekerasan rumah tangga yang menakutkan. Pada saat itu, dukungan dari lembaga-lembaga untuk menolong korban kekerasan seperti itu belumlah ada. Dalam sebuah luapan emosi, dia tidak bisa berpikir jernih untuk minggat selamanya dari rumah. Jadi dia datang ke wihara dengan gagasan bahwa 2 jam di wihara berarti 2 jam dia bebas dari kekerasan.

Apa yang didengarnya dari wihara kami mengubah hidupnya. Dia mendengar dari biksu-biksu mengenai pemberian maaf yang benar--pemaafan positif. Dia memutuskan untuk mencobanya ke suaminya. Dia bercerita bahwa setiap kali suaminya memukul, dia memaafkannya dan membiarkannya berlalu. Bagaimana dia bisa melakukannya, hanya dia yang tahu. Lalu setiap kali sang suami melakukan atau mengatakan sesuatu yang baik, betapa pun sepelenya, saat itu juga dia akan memeluknya atau mencium, ataupun memberikan tanda-tanda untuk mengisyaratkan kepada sang suami bahwa betapa berarti kebaikan tersebut baginya. Dia sungguh-sungguh bersyukur atas kebaikan itu.

Dia menghela napas dan berkata kepada saya bahwa dia melakukannya selama 7 tahun. Pada saat itu matanya jadi berkaca-kaca, dan demikian pula saya. "Selama 7 tahun," katanya, "dan sekarang Anda tidak akan dapat mengenali pria itu lagi. Dia telah berubah 180 derajat. Sekarang, kami punya hubungan kasih yang luar biasa beserta dua anak yang hebat." Wajahnya memancarkan cahaya laksana orang suci. Rasanya saya hendak berlutut di hadapannya. "Anda lihat tempat duduk itu?" katanya, menunjukkan kepada saya, "Minggu ini, sebagai kejutan dia membuatkan tempat duduk kayu untuk bermeditasi. Andai saja itu terjadi 7 tahun yang lalu, dia hanya akan menggunakannya untuk memukul saya!" Kerongkongan saya yang tersumbat menjadi lega bersamaan dengan gelak kami berdua.

Saya mengagumi perempuan itu. Dia meraih dan memenangkan kebahagiaannya sendiri, menurut saya, dari kecemerlangan kualitas dirinya sendiri. Dan dia telah mengubah seorang monster menjadi seorang pria yang penuh perhatian. Dia menolong diri sendiri sekaligus orang lain, dengan sungguh mengagumkan.

Itu adalah contoh ekstrem dari pemaafan positif, hanya direkomendasikan bagi mereka yang ingin jadi suci. Namun demikian, hal itu telah menunjukkan apa yang bisa dicapai saat pemberian maaf dipadukan dengan pemberian dukungan pada kebajikan yang telah dilakukan.

24 August 2009

Siluman Pemangsa Amarah

Yang jadi masalah dengan kemarahan adalah bahwasanya kita menikmati marah. Ada sejenis kecanduan dan kenikmatan besar sehubungan dengan pelampiasan kemarahan. Dan kita tak ingin membiarkan sesuatu yang kita nikmati berlalu begitu saja. Bagaimanapun juga, ada juga bahaya dalam kemarahan, suatu konsekuensi yang lebih berat daripada kesenangannya. Jika saja kita menyadari buah dari kemarahan, dan selalu ingat hubungannya dengan kemarahan, kita akan rela membiarkan kemarahan berlalu.

Di sebuah alam, pada zaman dahulu kala, sesosok siluman masuk ke istana ketika raja sedang pergi. Siluman itu sangat buruk rupa, baunya sangat tidak sedap, dan apa pun yang dia katakan begitu menjijikkan sampai-sampai para pengawal dan pekerja istana terpaku dalam kengerian. Karena itu, si siluman seenaknya saja melenggang masuk, menuju aula pertemuan kerajaan, dan mendudukkan dirinya di singgasana raja. Melihat siluman itu dengan kurang ajarnya duduk di singgasana raja, para pengawal dan pekerja lainnya menjadi tersadar dari keterpakuan mereka.

"Keluar dari sini!" bentak mereka. "Kamu tidak boleh duduk di situ! Jika kamu tidak angkat pantat sekarang juga, kami akan tebas kamu dengan pedang!"

Karena mendapatkan sedikit kata-kata amarah ini, siluman itu membesar beberapa inci, tampangnya bertambah jelek, tambah bau, dan omongannya makin jorok saja.

Pedang-pedang dihunus, golok dikeluarkan dari sarungnya, ancaman telah dinyatakan. Di setiap perkataan atau perbuatan yang dipenuhi oleh amarah, bahkan di setiap pikiran marah pun, siluman itu menjadi tambah besar, tambah buruk, tambah bau, dan tambah kotor makiannya.

Pertempuran sudah berlangsung beberapa saat ketika sang raja tiba. Dia melihat ada siluman raksasa yang sedang duduk di atas singgasananya. Dia belum pernah melihat sesuatu yang jeleknya minta ampun seperti itu, bahkan tidak di bioskokp sekalipun. Bau busuk yang tertebar dari tubuh siluman itu bahkan bisa membuat belatung jatuh sakit. Dan sumpah-sumpahnya bahkan lebih parah daripada yang pernah Anda dengar di bar-bar terkumuh pada malam minggu yang berjubel pemabuk.

Sang raja adalah seorang yang bijaksana. Makanya dia jadi raja, dia tahu apa yang harus dilakukan.

"Selamat datang," sapa sang raja dengan hangat. "Selamat datang di istana saya. Sudahkah seseorang menyuguhkan minuman untuk Anda? Atau makanan?"

Karena sedikit ungkapan yang lembut itu, tubuh si siluman mengecil beberapa inci, keburukannyha berkurang, baunya berkurang, dan kekasarannya berkurang.

Para armada istana cepat tanggap dengan maksud sang raja. Seseorang lalu bertanya kepada siluman itu apakah dia mau secangkir teh. "Kami punya Darjeeling, English Breakfast, atau Earl Gray, Atau barangkali Anda lebih suka pepermin? Itu bagus untuk kesehatan Anda, lho." Yang lainnya menelepon untuk memesan pizza, family size, untuk siluman segede itu, sementara yang lainnya membuatkan sandwich, dengan "ham setan" tentunya. Seorang prajurit memijat kaki si siluman, dan yang lain memijati lehernya. "Mmmm...enak sekali," pikir si siluman.

Karena setiap perkataan, perbuatan, dan pikiran yang baik itu, tubuh si siluman terus mengecil, berkurang buruknya, berkurang bau dan kekasarannya. Sebelum pengantar pizza datang dengan antarannya, si siluman sudah susut ke ukuran semula ketika pertama kali dia datang dan duduk di singgasana raja. Tetapi para penghuni istana tak berhenti berbuat baik. Segera saja siluman itu menjadi begitu kecilnya sampai sulit dilihat lagi. Lalu setelah satu lagi perbuatan baik dilakukan, dia benar-benar lenyap tak berbekas.

Kita menyebut monster seperti itu sebagai "siluman pemangsa amarah."

Suatu kali pasangan Anda dapat menjadi "siluman pemangsa amarah". Marahlah kepada mereka, dan mereka akan bertambah parah--tambah jelek, tambah bau, tambah galak kata-katanya. Masalah yang ada menjadi bertambah besar setiap kali Anda marah kepada mereka, meskipun cuma di dalam pikiran saja. Barangkali sekarang Anda bisa menyadari kesalahan Anda dan tahu harus berbuat apa.

Rasa sakit adalah "siluman pemangsa amarah" lainnya. Ketika kita berpikir dengan marah, "Hei, sakit! Enyahlah dari sini! Kau tak diizinkan!" rasa sakit akan tumbuh seinci lebih besar dan lebih parah dengan cara yang berbeda. Memang sulit untuk bersikap baik kepada sesuatu yang begitu buruk dan garang seperti rasa sakit, tetapi ada masa-masa dalam hidup kita, ketika kita tak punya pilihan lain. Seperti saat sakit gigi, kalau kita menyambut rasa sakit, dengan sungguh-sungguh, dengan tulus, rasa sakit akan menjadi lebih kecil, berkuranglah masalahnya, dan suatu ketika akan lenyap sama sekali.

Beberapa jenis kanker adalah "siluman pemangsa amarah", monster buruk dan menjijikkan yang duduk di dalam tubuh kita; "singgasana" kita. Lumrah kalau kita berkata, "Enyahlah dari sini! Kau tak diizinkan!" Ketika satu dan lain cara gagal, atau bahkan lebih dini dari itu, semoga kita dapat berkata, "Selamat datang." Beberapa jenis kanker diperparah dengan stres--itulah sebabnya mereka menjadi "siluman pemangsa amarah". Kanker semacam itu tahu diri ketika "raja istana" dengan berani berkata, "Kanker, pintu hatiku terbuka penuh untukmua, apa pun yang kamu lakukan. Masuklah."

Melawat ke Neraka Air Mendidih Siram Tangan

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 24
Melawat ke Neraka Air Mendidih Siram Tangan

"Si maling dan perampok sungguh mengundang malu,
Sekalipun harta kekayaan yang tak halal membuatnya kaya,
pada akhirnya juga harus ditinggalkan tanpa daya,
Membesarkan anak malah berkelakuan tak karuan, sungguh merugikan
nama baik leluhur,
Gugurnya dedaunan di halaman muka serambi pintu hanya
menambah risau hati saja."

Di dunia ini beraneka bidang usaha boleh ditekuni semua. Pepatah mengatakan : "Masing-masing bidang usaha menampilkan/memunculkan orang yang mumpuni (menguasai keahlian/ kecakapan/ketrampilan tinggi)". Asalkan dalam memupuk harta menurut aturan, tak melanggar Hukum Negara, maka sebenarnya di dunia ini takkan ada orang yang sampai mati kelaparan. Menengok kehidupan masyarakat masa kini malahan muncul orang-orang yang usahanya diluar kepatutan. Pekerjaannnya hanya mencuri, merampok, dan menipu, bahkan ada yang demi merampas harta, dengan diam-diam melaksanakan rencana pembunuhan yang bengis, menghilangkan nyawa orang. Membesarkan anak tanpa dididik, salah siapa? Sungguh kasihan sekali para orang tua di dunia ini, siapa yang tak mencurahkan perhatian terhadap anaknya? Betapa besar susah payahnya, namun anaknya malah menjadi liar dan tak bisa diatur, melakukan tindak kriminal, membahayakan keamanan masyarakat, dosanya sungguh tak terampuni. Semasa hidup mendapat predikat petualang pemberani, menguasai suatu daerah, tetapi sesampainya di dalam Penjara Neraka, hanya bisa menyerah, dicambuk dan dibentak oleh Petugas Neraka, kasihan sekali.

Banyak orang bertanya, tentang keadaan melawat ke Alam Baka. Jika saat ini Ci Hoet mengajak Yang Sheng berkeliling, lalu pada waktu yang bersamaan ada orang juga yang mengundang kehadiran Ci Hoet (Roh Suci) singgah di tempatnya, apakah Ci Hoet bisa membagi roh?
Air telaga nan jernih memantulkan keberadaan rembulan, cahaya tampak jernih dan terang dalam air, tetapi saat umat akan menimbanya malah kecele (tak berhasil mendapatkan), seperti apa yang dikatakan dalam sebuah ungkapan : "Bunga dalam cermin, rembulan dalam air, tersembul tiada nyata." Para Dewa menyebutnya : "Luar biasa ilmu kesaktiannya." Dalam istilah Buddha dikatakan : "Tak terhingga Ilmu KeBuddhaannya." Keberadaan Buddha dan Dewa tak lain merupakan gumpalan Roh dengan pancaran sinar kencana, namun bisa menjelma tanpa batas. Keberadaan Buddha dan Dewa di atas langit bak sebuah rembulan, asalkan terdapat air sungai, atau air laut, semua akan menampakkan keberadaan rembulan, beribu sungai menampakkan beribu rembulan, padahal rembulan hanya ada satu, bagaimana bisa berubah banyak? Ini dikarenakan pencerahan dan keluhuran jiwanya layak disepadankan dengan sang Langit. Jika manusia bisa beramal dan memupuk kebajikan, tekun membina Tao (Jalan KeTuhanan) yang Agung, seperti halnya Vihara "Sheng Shian" yang dalam aksara Mandarin tertulis dalam 3 aksara, hanya mewakili sebuah Vihara Persinggahan para Roh Suci yang bertujuan menyadarkan umat manusia, tetapi di dalam batin jutaan umat di dunia ini semuanya tersembul 3 aksara "Sheng Shian", ini sama halnya satu Vihara terkesan di hati jutaan umat, seperti satu rembulan terpantul pada ribuan air sungai. Satu perumpamaan lagi, seperti teknik penyiaran TV pada masa kini, pada tampilan on the spot (arena acara) semestinya hanya ada seorang MC, tetapi jika TV di setiap rumah tangga menempatkan pada gelombang TV yang sama, maka akan tampil jutaan sosok MC, inilah keajaibannya, terletak pada keselarasan suatu niat. Bila umat di dunia ada yang memohon Ci Hoet untuk singgah, asalkan hatinya bisa selaras dengan Ci Hoet, maka akan timbul kontak silang, maka Ci Hoet akan segera turun ke dalam benaknya. Di harap umat di dunia bisa menyadari hal ini, meski keberadaan Ci Hoet hanya satu, Ci Hoet yang berada di atas langit sana, bagi siapa saja yang berjodoh, dari yang satu bisa berubah jadi jutaan, semua orang bisa menyaksikan. Di dalam sebuat Sutra termaktub : "Sang Buddha berada di Gunung Suci, namun janganlah pergi jauh untuk mencarinya, karena Gunung Suci sebenarnya sudah berada di pangkal hatimu. Setiap orang mempunyai Pagoda di Gunung Suci itu, baik-baiklah membina diri di bawah Pagoda itu."

Terdengar suara jeritan yang tragis, di depan tampak Penjara Neraka, di atas pintunya tertera "Sub seksi Neraka : Air Mendidih Siram Tangan".
Sub seksi Neraka ini berada di bawah kekuasaan Astana Neraka ke Empat.
Di dalam Neraka ini penuh dengan uap air, suara tangisan terdengar di sana-sini, kedua tangan para roh dosa di paku di atas ragangan kayu. Para petugas Neraka masing-masing membawa satu ember air mendidih di tangannya, dengan menggunakan gayung disiramkan ke kedua tangan roh dosa, masing-masing menjerit kesakitan karena terlecur. Petugas yang lain membawa cambuk, begitu mendengar suara tangis lalu mencambuknya, keadaannya memelas sekali. Dosa apakah yang mereka lakukan, diantaranya ada yang masih muda usianya sudah menerima hukuman stragis ini.
Roh-roh dosa ini, berdosa atas tindak pencurian, perampokan, dan atau penipuan semasa hidupnya. Maka sesudah meninggal terperosok ke Neraka ini untuk menerima hukuman.
Dilepaskan tiga roh dosa untuk menceritakan sendiri, bagaimana mereka berbuat jahat.

Roh dosa 1 : Aduuuuuh! Kedua tanganku sudah hampir membusuk, tolonglah saya, berikan saya obat luar untuk menahan rasa sakit.

YangSheng : Kedua tangannya tampak mengeluarkan air nanah, bak daging babi yang sudah hancur, mohon Guru (Ci Hoet) memberikan obat kepadanya.

CiHoet : Kau jangan banyak bicara, itu salahmu sendiri, mengapa kedua tangannya jahil? Biarpun ada obat juga tetap sulit menyembuhkan tangan yang jahat ini.

Pejabat : Bedebah kau! Tidak boleh sembarangan minta tolong, cepat beri pengakuan tindak kejahatanmu semasa hidup!

Roh dosa 1 : Baiklah! Semasa , karena keluarga saya cukup kaya, saya hidup manja, bergaul dengan teman yang bertype Crossboy (pemuda berandal). Sesudah makan kenyang tak ingin kerja, waktunya habis untuk main-main di cafe, sering menggoda wanita tuna susila, atau hura-hura bersama cewek-cewek dari keluarga kaya atau berkedudukan. Nasehat orang tua tidak didengar, sampai akhirnya ayah saya mengumumkan pemutusan hubungan keluarga di surat kabar. Saya jadi dendam dan sakit hati. Sejak itu, tidak pulang ke rumah lagi, sekalian nekad berkeliaran dan berpetualangan, masuk bergabung dalam dunia hitam. Terbujuk oleh teman geng, saya berhasil belajar teknik mencuri, sering menggelar "Tangan Malaikat" saya di dalam bus umum, di terminal atau di tempat umum.

Pejabat : Kurang ajar! Jangan sekali-kali melecehkan dengan menggunakan kata "Malaikat", yang benar adalah menjulurkan "tangan ganjil".

Roh dosa 1 : Demikian jadinya saya mencuri uang, tetapi kemudian berpikir lagi, cara seperti ini tak banyak untung, lalu saya lebih nekad lagi mencuri harta dengan masuk ke apartemen dan perumahan. Semasa hidup saya berhasil mengumpulkan harta hingga mendekati sejuta Yen. Pada suatu kali saat sedang beroperasi mencuri harta, saya ketahuan orang, lalu dikejar oleh para tetangga dan diserahkan pada yang berwajib untuk diproses. Setelah diputus oleh pengadilan, saya dijebloskan ke dalam penjara. Setelah selesai masa hukuman, saya tidak bertobat, diam-diam tetap mencuri. Sampai pada usia 41 tahun, karena kebanyakan minum minuman keras dan main seks, akhirnya saya mati kena sakit kanker. Selama saya sakit, selain mengeluarkan biaya pengobatan sendiri, teman-teman dari dunia hitam yang melihat saya sudah tak berdaya, lalu meninggalkan saya begitu saja, jarang sekali mempedulikan, maka saya jadi murung dan akhirnya meninggal. Setelah itu saya digelandang oleh Perwira berKepala Sapi dan Tampang Kuda sampai ke Neraka. Sepanjang jalan saya dicambuki, akhirnya dihukum di Penjara Neraka ini. Saya baru sadar kalau umur saya dikurangi 9 tahun, ini sungguh merupakan pembalasan atas tindak kejahatan saya, saya tak bisa berkilah lagi.

Pejabat : Penyesalanmu sudah terlambat, seandainya dulu setelah keluar dari penjara kau mau menyesal dan bertobat jadi orang baik-baik, memupuk amal menebus dosa, tentu umurmu tak sampai dikurangi, dan terperosok ke Neraka mendapat siksa. Tidak saja melakukan dosa atas tindakan mencuri, lebih-lebih melakukan dosa besar atas durhakamu terhadap orang tua, maka Yam Ong menghukummu di Neraka ini sampai 32 tahun, kini kau bisa merasakan hukumannya. Sekarang ganti roh dosa yang kedua, cepat ceritakan dosa kejahatanmu semasa hidup kepada Yang Sheng yang datang dari Vihara Sheng Shian di kota Tai Chung.

Roh dosa 2 : Semasa hidup saya membuka usaha toko besa dan onderdil mesin. Beberapa tahun pertama, dari hasil ketekunan dan jerih payah, saya meraih untung cukup lumayan. Lama kelamaan saya berhasil belajar berjudi dan berfoya-foya, keluyuran di luar berburu nafsu birahi, dan mempunyai wanita simpanan seorang artis. Istri saya sama sekali tak tahu, karena itu lama kelamaan ekonomi saya menjadi seret, kemudian demi untuk menutup kekurangan anggaran, saya mendatangkan banyak barang dagangan dari dua pabrik, dan saya bayar dengan giro bilyet dalam jumlah nilai besar, lalu saya lempar semua barang-barang dagangan itu ke daerah lain dengan membanting harga. Saldo uang di bank hanya saya sisakan sedikit saja, kemudian saya melarikan diri. Setelah jatuh tempo tanggal kliring giro bilyet, beberapa pemilik barang dagangan tak berhasil mencairkan uangnya, mereka baru tahu kalau kena cheque kosong, semua pergi mencari saya untuk mengadakan perhitungan, dan juga melapor ke kepolisian. Polisi menyatakan buron dan mencari saya ke mana-mana, akhirnya saya ditangkap di rumah famili, dan diserahkan ke pihak berwajib. Karena uang saya simpan di tempat teman perempuan, setelah keluar dari penjara, saya tetap bisa hidup senang, tetapi para kreditor (orang yang memberi pinjaman) menyimpan dendam, memaki saya "si brengsek, penipu, tak punya hati nurani". Enam tahun yang lalu saya tertimpa sakit jantung hingga meninggal, roh saya ditangkap oleh Perwira berKepala Sapi dan Tampang Kuda, dibawa ke Astana Neraka kedua. Raja Chu Ciang memaki saya menilap uang dagangan, makan dari hasil uang kotor, menghukum saya masuk "Neraka Tanah Kotoran Air Seni dan Tinja" untuk menerima hukuman. Setelah selesai, lalu dipindahkan ke Astana keempat. Raja Wu Kwan mengatakan saya menipu dengan menggunakan cheque kosong, kedua tangan saya sebagai biang keladinya, tak sedikit orang yang dirugikan, lalu menghukum saya masuk "Neraka Air Didih Siram Tangan" selama 10 tahun. Selain itu masih ada hukuman lain mengenai menyimpan istri muda, serta hidup tak mawas diri. Yam Ong juga memberitahu saya, setelah menerima semu hukuman, saya akan diserahkan ke bagian Putaran Tumimbal Lahir dengan keputusan : Tumimbal lahir pertama akan dilahirkan menjadi manusia, tubuhnya cacat, tetapi punya bakat kepintaran dan keahlian, dipekerjakan oleh pihak kreditor, mencarikan untung baginya, sedangkan diri sendiri hanya menerima upah sedikit, sekedar untuk bertahan hidup saja, untuk membayar hutang pada kelahiran lalu. Tumimbal lahir berikutnya akan dilahirkan menjadi anak orang kaya tetapi buruk hatinya, dilahirkan dalam kondisi badan yang lemah dan sering sakit, menghabiskan banyak uang untuk berobat. Meski lahir di keluarga yang kaya, namun setiap hari menggantungkan hidup dengan makan obat, dokter yang merawat saya adalah jelmaan pengusaha yang pada kelahiran lalu pernah saya tipu dan kini menagih hutang sebagai "Dokter kontrakan". Di satu pihak merupakan pembalasan bagi orang kaya namun hatinya buruk, di pihak lain merupakan pembalasan bagi yang menilap uang orang, membayarnya dengan obat yang dibeli untuk dikonsumsi. Satu persatu pembalasan karma diimpaskan, ini adalah sebuah nasehat untuk umat di dunia agar dalam berbisnis/berdagang mengerti menjaga moral bisnis. Uang dari hasil melawan hati nurani tak akan bisa dinikmati oleh generasi kedua. Seperti halnya saya, ingin menyesalpun sudah terlambat.

Pejabat : Durjana! Berdagang tidak bermoral, pada akhirnya apa yang kau miliki tak urung kembali ke tanah. Juga menipu harta orang, kelahiran mendatang tetap harus membayarnya, masih ditambah dengan bunganya. Selain itu, nama buruk akan membebani keturunan, bagaimana kelak anak-cucunya bisa tampil melebihi orang lain dalam karirnya? Apa yang disampaikan oleh roh dosa ini tidaklah salah, pembalasan hukum karma sedikitpun tidak meleset. Menurut pemeriksaan wewenang kuasa Neraka, para kreditornya ada beramal kebajikan semasa hidupnya. Pada kelahiran berikutnya, masing-masing ditumimbal-lahirkan untuk menagih hutang barang dagangannya. Keterlibatan Hukum Sebab Akibat yang melibatkan umat di dunia sangatlah ajaib, bagai jala laba-laba yang tertarik ke sini dan ke sana. Siapa saja yang tersangkut di dalamnya, tak kan bisa lari dari pembalasan. Seharusnya umat di dunia bisa menjadikannya sebagai sebuah cermin, tak boleh punya niat hati yang buruk. Setiap perbuatan yang menguntungkan dirinya dan merugikan orang lain, akan menciptakan rintangan karma. Tak pelak lagi, umat di dunia banyak yang tersangkut rintangan jala laba-laba yang melilitnya, yang pada akhirnya berkeluh kesah atas perjalanan hidup manusia yang bagai mengarungi samudra samsara!

23 August 2009

Ayam atau Bebek

Sepasang pengantin baru tengah berjalan bergandengan tangan di sebuah hutan pada suatu malam musim panas yang indah, seusai makan malam. Mereka sedang menikmati kebersamaan yang menakjubkan tatkala mereka mendengar suara di kejauhan, "Kuek! Kuek!"

"Dengar," kata si istri, "Itu pasti suara ayam."

"Bukan, bukan. Itu suara bebek," kata si suami.

"Nggak, aku yakin itu ayam," si istri bersikeras.

"Mustahil. Suara ayam itu 'kukuruyuuuuul!', bebek itu 'kuek! kuek!' Itu bebek, Sayang," kata si suami dengan disertai gejala-gejala awal kejengkelan.

"Kuek! Kuek!" terdengar lagi.

"Nah, tuh! Itu suara bebek," kata si suami.

"Bukan, Sayang.... Itu ayam! Aku yakin betul!" tandas si istri, sembari menghentakkan kaki.

"Dengar ya! Itu a...da...lah.... be.... bek, B-E-B-E-K. Bebek! Tahu?!" si suami berkata dengan gusar.

"Tetapi itu ayam!" masih saja si istri bersikeras.

"Itu jelas-jelas bue....bek! Kamu ini....kamu ini....!"

Terdengar lagi suara, "Kuek!" Kuek!" sebelum si suami mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak dikatakannya.

Si istri sudah hampir menangis, "Tetapi itu ayam...."

Si suami melihat air mata yang mengambang di pelupuk mata istrinya, dan akhirnya, teringat kenapa dia menikahinya. Wajahnya melembut dan katanya dengan mesra, "Maafkan aku, Sayang. Kurasa kamu benar. Itu memang suara ayam kok."

"Terima kasih, Sayang," kata si istri sambil menggenggam tangan suaminya.

"Kuek! Kuek!" terdengar lagi suara di hutan, mengiringi mereka berjalan bersama dalam cinta.

Maksud dari cerita bahwa si suami akhirnya sadar adalah : siapa sih yang peduli itu ayam atau bebek? Yang lebih penting adalah keharmonisan mereka yang membuat mereka dapat menikmati kebersamaan pada malam yang indah itu. Berapa banyak pernikahan yang hancur hanya gara-gara persoalan sepele? Berapa banyak perceraian terjadi karena hal-hal "ayam atau bebek"?

Ketika kita memahami cerita tersebut, kita akan ingat apa yang menjadi prioritas kita. Pernikahan jauh lebih penting ketimbang mencari siapa yang benar tentang apakah itu ayam atau bebek. Lagipula, betapa sering kita merasa yakin, amat sangat mantap, mutlak, bahwa kita benar, namun belakangan ternyata kita salah? Lho, siapa tahu? Mungkin saja itu adalah ayam yang direkayasa genetik sehingga bersuara seperti bebek?

Cerita dari guru Ajahn Chah dari Thailand timur laut. Diceritakan ulang oleh Ajahn Brahm.

(Demi menjunjung kesetaraan antar jenis dan menjaga kedamaian hidup sebagai biksu, setiap kali saya menceritakan kisah ini, saya selalu mengubah siapa yang bilang ayam dan siapa yang bilang bebek.)

Cinta Sejati

Masalah dalam percintaan dimulai saat buyarnya fantasi, kekecewaan bisa sangat menyakiti kita. Pada cinta asmara, kita tidak benar-benar mencintai pasangan kita, kita hanya mencintai cara mereka yang membuat kita tersentuh. Yang kita cintai adalah "sengatan" yang kita rasakan dalam kehadiran mereka. Itulah sebabnya, ketika mereka tak ada kita merindukannya dan meminta dikirimi sebotol tahinya. Lalu kapan pun kita merasa kangen dengannya, kita bisa mengambil dan membuka botol itu! Ya, itu kan sesuatu yang pribadi. Dan saat kita mengungkapkan cinta kepada pasangan kita, bukankah kita sering mengatakan bahwa kita mencintai segala sesuatu dari dirinya?
Seperti "sengatan" lainnya, tak berapa lama ini pun akan berlalu.

Cinta sejati adalah cinta yang tak mementingkan diri sendiri. Kita hanya peduli kepada orang lain. Kita berkata kepada mereka. "Pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu, apa pun yang kamu lakukan," dan kita bersungguh-sungguh dengan perkataan itu. Kita hanya ingin mereka bahagia. Cinta sejati itu langka.

Banyak dari kita suka berpikir bahwa hubungan istimewa kita adalah cinta sejati, bukan cinta asmara. Berikut ini adalah sebuah tes untuk menilai cinta Anda termasuk yang mana.

Pikirkanlah pasangan Anda. Bayangkan wajahnya di benak Anda. Kenanglah hari Anda bertemu dengannya dan saat-saat indah bersamanya. Sekarang bayangkan Anda menerima sepucuk surat dari pasangan Anda. Surat itu memberi tahu Anda bahwa si dia telah jatuh hati kepada sahabat Anda, dan mereka telah pergi untuk hidup bersama. Bagaimana perasaan Anda?

Jika cinta Anda adalah cinta sejati, Anda akan begitu tergetar bahwa pasangan Anda telah menemukan orang yang lebih baik dari diri Anda, dan dia bahkan sekarang lebih bahagia. Anda akan merasa gembira karena pasangan dan sahabat Anda dapat berbagi hidup bersama-sama. Anda akan sangat gembira karena mereka saling mencintai. Bukankah kebahagiaan pasangan Anda adalah hal yang terpenting dalam cinta sejati Anda?

Cinta sejati itu langka.

Melawat ke Sub Seksi Neraka Pencekokan Obat

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka. Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar. Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur. Babak ke 23 Melawat ke Sub Seksi Neraka Pencekokan Obat "Obat palsu dan dokter yang tak becus sungguh merugikan orang. Demi keserakahannya terhadap uang berkelakuan amoral sehingga dosa karma menyertainya, Demi menolong umat, Huo Duo (: tokoh Tabib tersohor tempo dulu) mengamalkan kepandaiannya; Hati yang layaknya Bodhisatva membuat pengobatannya menjadi mujarab." Di dunia ini banyak orang yang sudah kehilangan hati nuraninya, suka pada uang, namun tak mempedulikan segi moralnya. Seperti dokter yang tidak mempunyai keahlian hanya menyusahkan orang, bahkan ada juga yang tega memproduksi obat palsu untuk dijual, menganggap nyawa orang layaknya rumput yang tak ada artinya. Dosanya melambung setinggi langit, sekalipun hukum pidana di dunia cukup keras, namun ibarat serangga laron yang menubruk api, masih saja ada orang yang ingin coba-coba melanggar hukum. Setelah kematiannya dan sampai di Neraka, akan terkena siksa yang tak terkatakan deritanya.

Dari dalam penjara di depan sana, terdengar suara orang yang sedang tumpah-tumpah dan merintih. Di atas pintu penjara tertera tulisan "Sub seksi Neraka Pencekokan Obat". Dua Perwira berKepala Sapi dan Tampang Kuda masing-masing mengawal masuk roh dosa pria dan wanita.

Di samping kanan kiri pintu penjara dipenuhi oleh tumpukan berbagai macam obat-obatan. Labelnya ada yang pakai huruf Mandarin, Jepang, Inggris, kemasannya cukup indah. Memangnya Neraka menjual obat-obatan? Jika tidak, mengapa dipamerkan begini banyak obat-obatan? Toko-toko obat besar yang ada di dunia pun tidak menjual obat-obatan sebanyak ini?
Neraka tidak menjual obat-obatan, obat-obatan ini adalah obat palsu yang diproduksi oleh orang. Di dunia memproduksi sesuatu barang apa saja, di Alam Baka akan segera tampak wujudnya. Maka setiap memalsukan satu botol obat, di Pemangku Kuasa Neraka pun akan muncul faksimilinya persis sama dengan yang aslinya. Bukti-bukti dosa yang dilakukan orang di dunia dengan sendirinya tergelar di sini, sedikitpun tidak meleset, bagai disaksikan oleh matahari dan rembulan.
Dalam hal ini umat di dunia perlu mengetahuinya, jangan kira di kegelapan tak ada orang yang tahu, lalu boleh melakukan apa saja yang melawan hati nuraninya. Siapa yang tahu, di kegelapan ada malaikat yang memeriksannya; jika tidak demikian, bagaimana mungkin balasan dosa karma perbuatan manusia bisa melekat padanya? Di dalam Kitab Suci Thai Sang Kan Ing Phian tertera : "Kemalangan dan keberuntungan tiada berpintu, manusia sendirilah yang memunculkan; pembalasan atas kebaikan dan kejahatan bagaikan bayangan yang menyertainya". Di situlah letak kebenarannya.

Umat di dunia banyak yang tak percaya terhadap Hukum Sebab Akibat atau Hukum Karma. Ketahuilah, pembalasan atas kebaikan dan kejahatan bagai bayangan yang menyertai. Di bawah sinar lampu, orang bisa melihat wujud bayangannya sendiri, namun setelah masuk ke dalam kegelapan, sudah tak ada lagi bayangan yang bisa dilihatnya, maka dikiranya malaikatpun tak mengetahuinya. Siapa yang tahu di kegelapan sana malah banyak roh-roh halus, berarti orang yang melakukan itu seperti masuk perangkapnya sendiri. Mau menyalahkan siapa?

Bagian dalam ruangan penjara dipagari dengan tembok-tembok beton. Di dalam tampak roh-roh dosa sedang menjerit kesakitan, para petugas Neraka sedang menuangkan cairn berwarna hitam ke dalam mulutnya, seember demi seember. Masing-masing roh dosa meronta-ronta hendak menghindari tuangan yang dipaksakan oleh para petugas.

Melihat roh dosa yang dulu diputuskan kemari untuk menerima hukumannya.
Kasihan sekali, kemarin dulu sewaktu roh dosa ini berada di Astana empat wajahnya masih kelihatan merah, hanya berselang tiga hari saja, kita sudah tak tampak merah. Pada bagian mulut dan hidungnya, penuh dengan noda cairan hitam, cairan apakah itu?
Semasa hidupnya roh dosa ini membuat obat palsu, tak sedikit orang yang dirugikan. Sesudah meninggal, dihukum dengan dicekoki obat cairan hitam. Obat ini sangat pahit, lagi pula mengandung racun, sulit diteguk. Sekali diteguk, ususnya seperti melilit-lilit dan dikocok, sakit dan ingin tumpah, namun tak bisa ditumpahkan. Inilah pembalasan terhadap pemalsuan obat.
Setelan jas yang dipakai oleh roh dosa ini penuh noda cairan obat hitam, kotornya tak karuan. Kedua mata telah kehilangan sinarnya. Roh dosa itu disuruh menceritakan perbuatannya.
Roh Dosa : Rasanya malu untuk untuk diceritakan, juga membuat malu keturunanku. Semasa hidup, saya membuka apotik, menyalurkan obat-obatan buatan Tiongkok dan luar negeri. Pikir hati ingin cepat kaya, mau tak mau harus menyerempet bahaya. Maka saya membeli satu unit mesin kecil, dengan menggunakan bahan tepung gandum dan zat pewarna, memalsukan obat-obatan yang lakunya cepat, kemasannya pun saya buat mirip, saya produksi dalam jumlah besar. Selain saya jual sendiri, juga saya jual pada apotik lain. Saya untung besar. Pada awal musim semi tahun ini, saya jatuh sakit hingga meninggal pada usia 52 tahun. Ketika meninggal, saya dikawal oleh perwira berKepala Sapi dan Tampang Kuda menuju Panggung Cermin Dosa. Dari cermin itu tertayangkan kelakuan saya membuat obat palsu dan menjualnya. Saat itu saya amat terkejut, ternyata dalam Pemangku Kekuasaan Neraka ada mesin yang begitu canggih, maka saya tak bisa berkilah lagi. Tiga hari yang lalu, saya diputus oleh raja Astana keempat yaitu Raja Wu Kwan masuk penjara "Neraka Pencekokan Obat" selama 30 tahun. Menjelang saat menjalani hukuman, saya menjadi takut, karena obat-obatan yang saya palsukan, secara lengkap digelar di depan penjara Neraka. Sungguh luar biasa ilmunya, lengkaplah sudah bukti-bukti dosaku, apa mau dikata? Selama tiga hari ini, saya disiksa dengan dicekoki cairan obat hitam, sungguh tak bisa diteguk, namun jika tak diteguk akan dihukum cambuk, saya paksakan meneguknya, tapi tak kepalang sakitnya. Kini ingin menyesal juga sudah terlambat. Bagi yang membuka usaha apotik di dunia, janganlah sekali-kali meniru saya. Jika ada yang melanggar, cepatlah bertobat, jika tidak, nanti sesudah meninggal pasti mendapat siksa.
Sewaktu buka usaha Apotik, karena ingin mencari untung banyak, secara diam-diam saya menjual obat-obatan narkoba, untuk dikonsumsikan kepada para muda-mudi, membuat mereka kecanduan, sehingga banyak terjadi hal-hal celaka, tak kepalang tanggung dosaku ini; Suatu ketika, seorang teman memberi saya kitab bajik yang diturunkan dan ditranskrip oleh Roh Suci untuk menyadarkan umat. Setelah saya lihat sepintas lalu, isinya tak lain hanya berupa karangan berbentuk syair dan pembahasan makalah yang diturunkan oleh para Roh Buddha, Nabi, dan Dewa. Lalu saya campakkan begitu saja. Dalam hati saya berpikir, kini sudah jamannya Era Antariksa, apa masih ada lagi yang namanya Hantu, Malaikat, Dewa, dan Buddha? Kecuali mereka yang tergolong tahayul, yang mau percaya terhadap omongan setan. Tetapi siapa kira, setelah meninggal Yam Ong malah menambah 5 tahun masa hukuman, atas fitnahanku terhadap Buddha, Nabi, dan Dewa, serta kesalahan mencampakkan kitab Kebajikan. Ternyata orang dari dunia ini adalah orang saleh dari Vihara Perguruan Roh Suci di dunia. Saya sungguh amat tolol. Saya mohon Buddha Hidup Ci Kung dan orang saleh ini memberi pertolongan, mintakan belas kasihan kepada Pejabat, agar melepas saya keluar dari penjara Neraka.

CiHoet :Semasa hidup tak percaya pada Buddha, Dewa, Malaikat dan Hantu, tahunya hanya membanggakan ilmu pengetahuan jaman modern, sesudah mati baru menyesal. Kini kau berada di tangan kekuasaan Dewa dan Roh Halus, ingin menyesalpun sudah terlambat. Mengingat kau masih mau berterus terang dalam pengakuanmu, tunggu sampai kitab "Melawat ke Alam Baka" dicetak dan diterbitkan, serta berhasil menyadarkan umat, maka sepersepuluh-ribu amal-jasanya boleh kau dapatkan untuk mengangkatmu keluar dari derita.

Pejabat : Hukuman harus setimpal, hukum yang keras untuk menghukum orang yang tak kenal aturan. Tak perlu minta belas kasihan, meski dalam tindak pemalsuan obat tidak langsung membahayakan nyawa orang, tetapi pada kenyataannya telah banyak meninggalkan dampak negatif pada fisik pasien, bisa disebut membunuh orang secara tak langsung, maka Yam Ong menjatuhkan hukuman berat padamu.

22 August 2009

Bertemu Muka Dengan Raja Wu Kwan

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 22
Melawat ke Astana Keempat
Bertemu Muka Dengan Raja Wu Kwan

"Menempuh kehidupan insani, layaknya menunggang kuda
menonton festival lentera berhias. Dengan
tergesa-gesa mengejar perjalanan, tak terasa sang waktu
terus bergulir dari tahun ke tahun, usiapun semakin bertambah.
Pada awal musim semi di saat pergantian tahun yang baru,
seluruh pemandangan alam tampak mengalami pembaharuan
total. Bertepatan saat inilah, penggodokkan dalam pembuatan
Pil telah matang pula,
Satu putaran siklus telah terlewati dan kembali berputar
dari yang paling awal, kini terasa seakan ingin terbang ke
angkasa saja."

Perjalanan kehidupan manusia layaknya lentera bergambar yang berputar, (maknanya : perannya berganti terus) selamanya takkan berhenti. Dalam sekejap mata, sang Waktu sudah terbang begitu saja, ada berapa kalikah dalam semasa hidupnya umat di dunia bisa merayakan perayaan Cap Go Meh yang berkesan dan menyenangkan sekali itu? Tak terasa kian tahun usia kian bertambah. Pemandangan yang tampak di depan mata adalah anak-anak yang ada di mana-mana, dengan tangan menenteng lentera lampion, sedang bermain dan bercanda. Mendekap sebuah cermin di tangan, segera mencoba untuk bercermin, mendadak tertampak wajah yang kusam dan rambut yang beruban! Bila tak lebih dini membina diri, ingin tunggu kapan lagi? Di dalam lubuk hati Tan Thian (suatu tempat kira-kira 1 inci di bawah pusar) saya, ada tergodok sebutir Pil Dewa (Sian Tan), hanya tinggal menunggu satu putaran siklus berlalu dan berganti putaran baru yang dimulai dari yang paling awal, dimana pemandangan seluruh alam mengalami pembaharuan secara total, di saat itulah Pil Dewa telah matang dan tampuk buahnya (kelopaknya) terjatuh. Dengan sendirinya akan langsung terbang ke langit meninggalkan kerangka badan, tercapailah sudah kesempurnaan jiwa dan keBuddhaannya. Perencanaan satu tahun diawali dari musim semi, saat paling berharga dalam semasa hidup terletak pada masa muda. Sayangilah waktu, sayangilah kehidupan, peluklah erat-erat keyakinan, apalagi yang patut ditakutkan akan datangnya segala cobaab yang berat? Perjalanan masa depan yang cerah sedang menanti, ayunkan langkahmu dengan benar, semoga Tao nan Agung selalu berjalan lancar terus.

Bunga teratai tumbuh dalam lumpur yang kotor, jika bisa "menjaga dirinya tetap bersih tak terpengaruh yang jahat", cukuplah sudah.
Ci Hoet melantunkan sebuah puisi untuk 'Menyadarkan Umat' :
Kutanyakan pada umat di dunia:
Sibuk apa? Tak lain hanya sibuk demi mencari makan tiga kali dalam sehari.
Mohon apa? Setiap hari tak lain hanya risau demi meraih keuntungan dan ketenaran nama.
Terpikat apa? Tak lain hanya demi memikirkan prihal cinta membuat badannya menjadi kurus.
Pikir apa? Tak lain hanya karena berkhayal membuat pusing kepala.
Meraih apa? Tak lain hanya sibuk dari lahir hingga mati yang pada akhirnya pulang tanpa membawa apa-apa.
Lampiaskan apa? Menyesalkan jika istri dan anak perempuan sendiri dicabuli orang?
Tunggu apa? Cepatlah berpaling, untuk membina Jalan KeTuhanan, kan kau temukan tepian nan bahagia.
Membina apa? Tumbuh dalam lumpur yang kotor namun tak tercemari, bebas melanglang kemana saja.
Bercengkrama apa? Bersama-sama menaiki bahtera suci betapa bahagianya.

Sampai di depan "Astana ke Empat".
Raja Wu Kwan beserta para Pejabat Dewa sudah keluar dari Astana, menyambut Ci Hoet dan Yang Sheng. Yang Sheng memberi hormat.
Ci Hoet dan Yang Sheng dipersilahkan duduk dan disajikan minuman Anggur Deva.
Yam Ong : Anggur Dewata ini adalah penganugerahan dari Surga, masing-masing Yam Ong yang berada di sepuluh Astana mendapatkannya semua. Minum ini bisa menambah cemerlang pancaran rohaninya, sedangkan para Hakim di Neraka cuma boleh minum Teh Deva, para Petugas minum teh sejuk, karena pahalanya tak sama, maka perlakuannya juga berbeda.

YangSheng : Bagaimanakah keadaan Astana Bagianda dalam menangani para terhukum?

YamOng : Saya membawahi 16 sub seksi Neraka, selain itu masih ada penambahan sub seksi Neraka baru, untuk mengantisipasi macam/jenis dosa baru yang dilakukan umat di dunia yang terus berubah dari hari ke hari. Masing-masing Neraka ada penanggung jawabnya sendiri. Barang siapa semasa hidupnya melakukan banyak kejahatan, setelah meninggal masuk melalui Pintu Hantu, naik ke atas Panggung Cermin Dosa untuk dibongkar kedoknya, dan menampakkan keadaan sebenarnya. Setelah bukti dosanya lengkap, baru diperiksa dosa yang dilakukan termasuk bagian Astana Neraka mana yang menanganinya, lalu diserahkan kepada masing-masing Astana yang berwenang menanganinya. Sekarang ini saya sedang menangani satu kasus, silahkan kalian berdua mengikuti saya menggelar sidang untuk ditinjau.

YangSheng : Di depan meja sidang ada dua petugas berKepala Sapi dan Tampang Kuda sedang mengawal satu roh dosa lelaki. Penampilannya seperti sosok seorang direktur umum atau komisaris jendral, wajahnya tampak kemerah-merahan, agak sedikit botak, dosa apakah yang ia lakukan, sehingga ia tampak demikian gelisah dan gemetar?

YamOng : Roh dosa ini otaknya pintar, semasa hidup membuka usaha perdagangan obat-obatan, karena ingin cepat kaya, ia pun sudah agak paham terhadap jenis obat-obatan, lalu menjula obat palsu, tak sedikit orang yang dirugikan, kini ajalnya telah tiba, maka ia dikawal petugas untuk diadili.

19 August 2009

Melawat Kembali Daerah Penguasa Kembalinya Roh-roh Makhluk dari 4 Bentuk Kelahiran

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 20
Melawat Kembali Daerah Penguasa Kembalinya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk Kelahiran

"Hukum Langit itu jelas, terang, dan nyata, siapa bilang tak ada?
Karena faktor penyebabnya yang lain, maka bentuk raganya pun
menjadi berbeda,
Haruslah membuka jalan baru melalui Enam Jalur Kelahiran,
Janganlah meniru si Laba-laba yang merajut jala di atas lisplang
atap."

lisplang : bilah papan dsb pada tembok dsb.

Siapa bilang di dalam Hukum Langit tiada hukum pembalasan? Lihatlah di antara makhluk empat bentuk kelahiran itu, ada sapi, kuda, ayam, bebek, ikan, lalat, dan nyamuk, mereka telah menciptakan faktor penyebab yang berlainan pada kelahiran sebelumnya, maka bentuk kelahirannya pun jadi berlainan. Keberadaan manusia di dunia adalah yang paling mulia, disebut sebagai "Makhluk yang tertinggi", "Makhluk yang paling cerdas", kita harus tahu menyayangi badan manusia ini, cepatlah menempuh Jalan KeTuhanan dan memupuk kebajikan. Para makhluk dari keempat bentuk kelahiran juga perlu mendapat nasehat, agar masing-masing bisa baik-baik menjaga posisi dirinya, untuk membayar hutang karmanya. Dari dalam jalur binatang membuka sebuah jalan yang terang, agar secepat mungkin bisa memulihkan badan manusianya, jangan seperti Laba-laba itu, merajut sendiri jala pikatnya, selamanya terlilit di dalam jala, tak bisa lepas dari ikatannya.

Mengapa di depan meja sidang rusa ini memanggut-manggutkan kepalanya ke arah Chian Sui, sepertinya ada yang ingin diutarakan?
Pada kelahiran yang lampau rusa ini adalah biarawan Buddhis, karena mengidap penyakit yang berat, di dalam hati mengeluh, "mengapa Sang Buddha tidak melindunginya." Lalu ia menjadi murtad, melanggar sumpah ikrarnya untuk bervegetarian, menanggalkan jubahnya meninggalkan statusnya sebagai biarawan, lalu pulang ke kampung dan menempuh hidup duniawi, menikah dan melahirkan anak, lagi pula sering memfitnah para Buddha dan Dewa. Setelah meninggal terperosok menjadi rusa, kali ini merupakan tumimbal lahir yang ketiga kalinya. Sang rusa lahir dan hidup di pedalaman gunung, makannya rumput, minumnya air pegunungan, selama hidup mengenyam derita terpaan angin dan kedinginan, untuk menerima balasan karma terdahulu. Berdiam di pedalaman gunung, makan minum hanya rumput dan tetes embun, layaknya seorang pertapa, inilah yang disebut pembalasan Hukum Sebab Akibat. Kini rusa itu sudah selesai menjalani pembalasan karma, rohnya terserap oleh hawa Im (hawa negatif, gelap) masuk ke Penguasa Alam Neraka. Memanggut-manggutkan kepala, lagaknya seperti memberi hormat, maksudnya adalah meminta tolong agar badan manusiannya dipulihkan kembali.

Sekilas pikiran dan niat yang keliru, lalu terperosok mendapat balasan yang buruk, hukuman Neraka tak terhindarkan, sungguh mengerikan.

Mengapa setelah makhluk dari keempat bentuk kelahiran itu meninggal, rohnya bisa dengan sendirinya dihisap oleh hawa Im masuk ke dalam Penguasa Alam Baka, bagaimana logikanya?
Segala sesuatu yang terjadi dalam interaksi antara Langit dan Bumi, semuanya bersandar pada beredarnya Energi Murni yang tak pernah kunjung berhenti. Maka dalam Taoisme ada istilah yang disebut "Dari Peredaran Energi Murni yang tak kunjung henti akhirnya berubah menjadi 'Tiga jenis hawa jernih yang berbeda', tetapi sesungguhnya tidak hanya berubah menjadi tiga hawa jernih melainkan tak terhingga perubahannya. Maka di atas langit ada hawa langit, di bumi ada hawa bumi, manusia ada hawa manusia. Langit, bumi, dan manusia tiada sesaat yang tanpa bernapas. Bila napas langit sampai terputus, maka langitpun runtuh; bila napas bumi sampai terputus, maka bumi akan terkoyak dan merekah retak; bila napas manusia sampai terputus, maka manusia pun akan meninggal. Hawa napas ini juga merupakan energi inti. Belakangan para ilmuwan di dunia ini telah menemukan apa yang disebut "Gaya tarik bumi" (gravitasi bumi), tetapi mereka tak sadar bahwasanya masih ada "Gaya tarik langit", "Gaya tarik manusia". Hawa yang jernih akan tersembul naik ke atas menjadi langit, itu terjadi karena ada Gaya tarik inti langit; Hawa yang keruh mengendap turun dan akhirnya membeku menjadi bumi, itu terjadi karena Gaya tarik inti bumi; tergeraknya nafsu dan perasaan manusia terjadi karena Gaya tarik inti (hati) manusia. Adanya ketiga macam Gaya tarik ini menyebabkan segala sesuatu (termasuk adanya berbagai jenis makhluk) yang ada di dunia terpilah (mengelompok) sesuai dengan jenis dan kualitasnya. Karena berbagai jenis makhluk dari keempat bentuk kelahiran (mamalia, unggas, makhluk dalam air, serangga, dsb) amat berat dosa karmanya, setelah mati lalu terhisap oleh Gaya tarik inti bumi, dengan sendirinya terperosok masuk ke dalam Alam Baka untuk diadili. Tetapi bagi orang yang membina diri, melalui satu titik, rohnya yang murni, jernih dan ringan sifatnya, dengan sendirinya terangkat naik ke atas langit. Para petugas (kurir) dari Neraka yang mau menangkap dan mengawalnya sampai ke Neraka pun tak akan mampu, bagaikan balon udara besar yang penuh terisi dengan gas hidrogen (jenis gas yang paling ringan), terangkat naik ke atas langit, orang yang ingin menariknya jangan-jangan malah tertarik naik olehnya. Oleh karena itu, umat di dunia ingin menjadi Buddha, Dewa atau setan semua tergantung pembinaannya semasa hidup. Sedangkan bagi orang yang ingin mengangkat arwah leluhurnya, harus mempunya jasa pahala yang nyata, jika tidak, sekalipun menghabiskan banyak uang, tetaplah tak berguna. Berkenaan dengan orang yang ingin mengangkat arwah leluhur, selain dirinya harus membina dan memupuk rohaninya, niat usaha mencetak kitab-kitab kebajikan untuk dibagikan cuma-cuma merupakan niat yang paling utama, karena kitab-kitab suci dan kitab-kitab kebajikan merupakan suara hati para Buddha dan Dewa. Dengan tujuan utama melintaskan/menolong umat dengan cara membina diri dan memupuk rohaninya, maka usaha memperbanyak kitab suci dan mencetak kitab kebajikan justru selaras dengan hati para Buddha dan Dewa, pahalanya paling besar. Dengan melimpahkan pahala ini kepada arwah leluhur, akan mempercepat keluar dari siksa derita, ini merupakan jalan pintas. Jika ingin mengangkat arwah dengan cara doa mendaras/membacakan Sutra (surat suci), sebelumnya juga harus tersedia kitab-kitab suci. Tentang hal ini umat di dunia tak boleh sampai tak tahu. Sedangkan usaha lainnya semisal menolong orang miskin atau menyantuni orang yang sedang dilanda kesusahan, dan usaha memajukan kesejahteraan masyarakat dan lain sebagainya juga merupakan usaha amal yang perlu dilakukan.

Wejangan atau Dharma yang disampaikan/diturunkan oleh para Buddha dan Dewa semua dicatatnya. Dengan sarana buku, menyebarluaskan Ajaran Suci/Sutra dan dengan mencetak kitab justru selaras dengan Inti/Hati Langit, pahalanya luar biasa, dengan sendirinya arwah leluhur dihisap naik oleh Gaya Tarik Inti Langit, sehingga sampai pada surga sukhavati.

Langit dan bumi ada hukum keteraturannya, jika manusia bisa menunaikan kaidah-kaidah perikemanusiaan dan prikebenaran secara tuntas, maka dengan sendirinya kepribadiannya akan sempurna, kedudukan surgawi pun ada bagiannya.

Rusa itu sudah melunasi karma tiga kelahirannya, Chien Sui akan mengimpaskan/menghabiskan dosanya sekaligus. Perwira membawanya ke "Pendapa Pemulihan Roh", lalu diberikan "Soup Pemulih Roh".

Ternyata di sini ada suatu pendapa, di atasnya tertera "Pendapa Pemulihan Roh", di dalamnya ada seorang kakek-kakek tua, sedang menyuguhkan cangkir demi cangkir berisi soup itu kepada berbagai jenis makhluk untuk diminum, masing-masing telah menampakkan wujud manusianya, ada yang pria, wanita, tua dan muda.

Rusa itu diberi minum secangkir "Soup Pemulih Roh".
Astaga!! Seperti main sihir saja, setelah Rusa itu minum soup, wujud sosoknya langsung berubah, menjadi seorang pria setengah baya, usianya kira-kira lima puluhan lebih, rambutnya tak panjang. Ternyata di atas kepalanya ada tanda pentasbihan seperti yang terdapat pada biarawan Buddhis. Rupanya wujudnya kembali sebagai wujud mantan biarawan yang kembali ke keduniawian.

Memang demikian, orang ini dulunya meninggalkan kehidupan duniawi menjadi biarawan namun lalu kembali lagi ke keduniawian, melanggar sumpah ikrar berpantangnya sendiri, maka menerima balasan tiga putaran tumimbal lahir, menjadi sebangsa binatang. Karena minum Soup Pemulih Roh, maka berubahlah badan mayanya, segera menjelma kembali ke wujud aslinya.
Sampai pada pemulihan rohnya, bagi mantan rusa ini adalah wewenang kuasa Astana ini. Setelah pemulihan roh dan badan, selanjutnya diserahkan ke Astana Sepuluh, Raja Perputaran Tumimbal Lahir, disesuaikan dengan berbagai faktor terdahulu, lalu dititiskan kembali menjadi manusia. Orang yang diserahkan dari kekuasaan Astana ini, kebanyakan putaran tumimbal lahirnya dilahirkan di keluarga yang miskin, atau lahir dengan cacat badan, masih menerima balasan karma dan siksa derita lagi. Tetapi jika mengerti memupuk kebajikan, maka dikemudian hari akan berubah ke keadaan yang lebih baik.

Terhadap keberadaan "Penguasa Daerah Kembalinya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk Kelahiran", hampir semua umat di dunia tiada yang mengetahui. Maka akan dibeberkan kepada umat di dunia agar mereka tahu semua.

Melawat Ketiga Kalinya ke Daerah Penguasa Kembalinya Roh-roh Makhluk dari 4 Bentuk Kelahiran

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 21
Melawat Ketiga Kalinya ke Daerah Penguasa Kembalinya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk Kelahiran

"Makhluk air berenang di Samudra Samsara,
Unggas berterbangan, hewan berjalan, berkeliaran diterpa dinginnya
angin,
Semasa hidup condong menyukai kesenangan yang membuatnya
sesat,
Mimpi indah di musim semi mendadak sirna tatkala rohnya
dipanggil
."

Perjalanan ke Alam Baka sungguh mengenaskan, setiap hari selalu terdengar suara tangisan. Meninggalnya manusia dalam suasana pilu dan tangis, binatang juga mati dalam jerit tangis yang tak henti-hentinya. Makhluk dalam empat bentuk kelahiran di dunia, banyak yang riwayatnya berakhir dengan disembelih umat manusia. Makhluk hidup disembelih menggunakan pisau, jiwanya mendadak kaget, ingin berontak melarikan diri, namun apa daya tak bisa meloloskan dirinya, maka hanya bisa meraung-raung dan menjerit kayaknya pergi ke arena eksekusi untuk menjalani hukuman mati. Satu titik sukma segera melayang terperosok sampai ke Alam Baka, "Penguasa Daerah Kembalinya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk" disediakan untuk menampung roh-roh yang kembali, untuk dipulihkan badan manusianya yang semula, lalu ditinjau dosa karmanya untuk menerima balasan, guna menyelesaikan "sebab" yang diciptakan selama kelahiran demi kelahiran yang tak tahu ujung pangkalnya. Jika para makhluk tak menempuh jalan Yang Benar, hatinya kejam, tindakannya sadis, tak takut melakukan perbuatan yang melanggar Hukum Langit, kejam dan tak berprikemanusiaan, setelah meninggal pasti akan dihukum tumimbal lahir menjadi makhluk yang dilahirkan melalui kandungan (mamalia), melalui telur (unggas), dalam air (ikan dll), atau kepompong (serangga) (makhluk dari empat bentuk kelahiran).

Hari ini di Vihara kami ada seorang murid Perguruan Roh Suci yang ayahnya telah berpulang. Ia sangat sedih, mengapa Penguasa Alam tak membiarkan orang baik hidup lebih lama, untuk mendukung karya KeTuhanan di Vihara Sheng Shian, malah memanggilnya pulang?
Proses kelahiran, menjadi tua, sakit, dan mati, sekali pun ia adalah seorang raja, patih, menteri, atau jendral, mempunyai kedudukan yang terhormat, melihat tanah air yang dikuasai demikian indah menawan, semua juga terpaksa harus ditinggalkan, apalagi orang biasa! Asal saja semasa hidup mengerti menempuh Jalan Kebajikan, sekalipun dirinya meninggal, tetapi semangat dan suri tauladannya tetap dikenang orang, layaknya pujangga filsuf, semangatnya hidup abadi. Di dunia ini tiada orang yang tiada meninggal, tak perlu sedih dan menyesali.
Menurut kata anak cucunya : dua hari sebelum kepulangannya, beliau sadar bahwasanya jodoh keduniawiannya sudah habis, sudah akan berpulang! Seseorang harus membinan sampai pada tingkat penempaan diri yang bagaimana, baru bisa mencapai keadaan seperti itu?
Membina Jalan KeTuhanan sampai bisa mengetahui kapan meninggalnya, adalah karena ketulusan dan kesungguhan hatinya yang mengharukan Langit, Bumi, Dewa dan Setan. Sebelum terjadi diberi perlambang, dengan melalui kejadian itu, juga memberi kesempatan untuk membuktikan dengan nyata keberadaan Dewa dan Setan, bukanlah omong kosong. Jika kita dengan sungguh hati mau membina Jalan KeTuhanan, maka kekuasaan hidup dan mati akan berada dalam genggaman kita, dihitung dengan jaripun bisa, itu tak perlu diherankan, itu merupakan semacam respon dari Yang Maha Tinggi.

Instalasi yang ada di sini aneh sekali, seperti alat penghisap debu. Entah dari mana, satu demi satu nyamuk dihisapnya, setelah menggumpal jadi satu, lalu terjatuh, layaknya kembang gula yang menggumpal jadi satu, setelah jatuh, masih bergetar saja...
Ini adalah nyamuk-nyamuk yang setelah disemprot atau ditampar mati orang, lalu terhisap/terserap Hawa Bumi hingga masuk ke Penguasa Daerah kami. Satu gumpalan kira-kira ada lima ratusan, dengan demikian yang dulu rohnya terpencar sekarang menjadi roh yang lengkap, dengan sendirinya terjatuh di samping. Setelah disiram dengan "Air Pemulih Roh", lalu pulihlah badan manusianya.

Instalasi seperti ini ada di mana-mana, metode ajaib apakah yang bisa menjadikannya begini?
Ini adalah kinerja ajaib dari Gaya Tarik (gravitasi) Bumi, energi bumi yang menyerapnya. Sebab nyamuk-nyamuk itu rohnya terpencar, sifatnya keruh, setelah mati dengan sendirinya diserap kemari. Roh yang terpencar layaknya pasir, jika dikumpulkan dan direkatkan bisa membentuk Pagoda atau Piramida, inilah keajaiban pemulihan roh.

Di seluruh lapangan yang tampak hanya binatang semua. Banyak pula binatang langka yang tak pernah dijumpai semasa hidup. Macan, singa, semuanya ada, layaknya sebuah kebun binatang, apalagi ayam, bebek, dan babi, jumlahnya banyak sekali sampai tak terhitung......

Chian sui sedang menangani sebuah kasus, ayam jantan yang berada di depan ini, sudah datang melapor. Dibukalah berkas data awal tentang ayam ini; Ayam jantan ini pada kelahiran sebelumnya adalah anak orang kaya, lahir di bagian utara Taiwan. Karena mengandalkan kekayaannya, ia sering mencabuli istri dan anak gadis orang, juga sering membeli gadis-gadis, untuk melampiaskan nafsunya. Mencabuli perempuan baik-baik sebagai kesenangannya, dosa karmanya amat berat, maka dilahirkan menjadi ayam selama lima kelahiran. Kini hutang karmanya sudah lunas, rohnya kembali pada pemangku kekuasaan, rohnya minta dipulihkan.

Sungguh menakutkan, ayam berasal dari perubahan manusia, kalau begitu, orang yang makan daging ayam apakah juga berdosa?
Masing-masing makhluk mempunyai daya kehidupan, hanya bentuknya saja yang berbeda. Umat di dunia suka makan daging, jika menurut ilmu gizi, memang kandungan lemak dan proteinnya agak tinggi, jika mengkonsumsinya bisa menguatkan badan, sama sekali tidak terpikir kalau makhluk dari ke empat bentuk kelahiran itu semuanya berasal dari perubahan manusia yang berdosa. Badannya mengandung hawa yang tidak baik, lagipula saat akan disembelih, tentu ia meronta-ronta terus ingin meloloskan diri, hatinya amat ketakutan, sirkulasi darahnya menjadi tak normal, lalu organ dalamnya mengeluarkan zat racun. Manusia membunuhnya dalam keadaan demikian, lalu makan darah dan dagingnya, meski bergizi, tetapi di dalam ada bahayanya. Manusia jika hatinya tegang, kaget dan gelisah, unsur kimiawi darahnya akan berubah, jika sering-sering begitu, tentu badannya akan sakit, ini adalah sakit badan yang ditimbulkan oleh kondisi kejiwaannya. Manusia jika sehat, warna darah yang terlihat di wajah akan tampak merah segar. Jika meninggal, sekujur badannya akan tampak kebiru-biruan, kita sebut mayat. Manusia memakan bangkai hewan, di dalamnya terdapat zat yang kotor, sesungguhnya ada segi untung dan segi ruginya, para ilmuwan juga ada yang menganjurkan makan bervegetaris demi kesehatan. Bagi orang yang membina KeTuhanan, mungkin untuk sementara waktu belum bisa sama sekali menghindari makanan yang mengandung unsur hewani, tetapi memang sebaiknya dikurangi, agar hawa atau energi keruhnya tidak sampai mendominasi badan. Sebab jika tidak demikian, bila ingin meraih pahala suci nan bersih dan jernih, akan menjadi kesulitan. Kalau soal dosa atau tidak, itu nomer dua.

Apa yang dikatakan Chian Sui sesuai dengan dalil ilmiah, ingin makan atau tidak ingin makan (daging) terserah niat hati orang, setelah memahami untung ruginya, lalu mau bagaimana, diri sendiri yang harus mengambila keputusan sendiri.

Di depan sana ada datang seekor orang utan dan seekor burung kakatua, tindak tanduk orang utan mirip dengan manusia, moncong burung kakatua bisa bicara, apakah derajat mereka lebih tinggi?
Tindak tanduk orang utan seperti manusia, otaknya juga cukup pintar, sayangnya saat kelahiran sebelumnya, sewaktu masih jadi manusia, kepintarannya disalahgunakan, sehingga pada kelahiran ini terperosok menjadi berbadan binatang; Burung kakatua meski bisa meniru ucapan manusia, tetapi pada kelahiran sebelumnya sewaktu masih menjadi manusia, suka mengandalkan kepintarannya dalam berbicara, sampai membuat rumah tangga orang berantakan bahkan membinasakan orang. Pada kelahiran ini terpaksa harus masuk dalam sangkar, mendengarkan ucapan orang dan belajar menirukan. Sia-sia rasanya memiliki sebuah mulut yang tajam. Sayang, ibarat seorang pahlawan yang tak mendapat gelanggang untuk melanjutkan keperwiraannya, tiada gelanggang untuk menampakkan kecakapannya. Jika sepak terjang umat manusia melawan hukum, setelah meninggal terperosok dititiskan menjadi binatang, selamanya tak dapat mengentaskan diri. Berhati-hatilah!

Secara garis besar, umat di dunia tentu sudah bisa memahami, di sini hanya mengurus pemulihannya saja, hal lainnya seperti penentuan hukuman untuk bertumimbal lahir menjadi makhluk dari empat bentuk kelahiran diputuskan oleh Raja Astana ke sepuluh, dan putaran tumimbal lahir yang belum terselesaikan, tidak termasuk dalam kepengurusan di sini. Dalam hal ini umat di dunia hendaknya mengerti.

Melawat ke Pemangku Daerah Kembalinya Roh-roh Makhluk dari 4 Bentuk Kelahiran

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 19
Melawat ke Pemangku Daerah Kembalinya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk Kelahiran

"Badan berbulu, kepala bertanduk, itulah bentuk makhluk yang yang telah kehilangan bentuknya sebagai manusia, Hal ini terjadi karena semasa hidup tingkah lakukany tak karuan sehingga menanam benih karma dosa, Segala sesuatu yang ada berputar bersama mengikuti peredaran Hukum Langit, Kelahirannya dalam "Empat Bentuk" (Mamalia, Unggas, Makhluk dalam air, dan Serangga) dikarenakan telah bertentangan dengan Tao (Jalan Suci, Jalan KeTuhanan) dan melanggar prikemanusiaan."

Mengapa di depan sana tampak berkumpul hewan-hewan seperti ayam, bebek, burung kecil, dan binatang mamalia, sedang berjalan maju menuju jalan kecil ini?
Ini adalah jalan pulang para makhluk dari keempat bentuk kelahiran yang sudah mati. Di depan sana ialah Alam Perbatasan antara Alam Dunia Fana (Alam Yang) dan Alam Baka (Alam Im).

Mengapa kepulangan binatang-binatang ini ke Alam Neraka tampak kaget, menjerit dan berlarian, seperti dikejar-kejar orang?
Para makhluk dari keempat bentuk kelahiran ini terlahir di dunia, kebanyakan matinya karena dibunuh, maka rohnya kaget tak bisa tenang, begitu nafasnya habis, dengan sendirinya diserap oleh hawa Im, satu persatu kembali ke Alam Neraka, untuk menyelesaikan karma tiga kelahiran. Hambatan karma para makhluk dari keempat bentuk kelahiran cukup berat, rohaninya gelap, energi vitalnya lemah, saat meninggal tak perlu dikawal oleh Petugas Neraka masuk Alam Baka, dengan sendirinya dihisap oleh Hawa Bumi. Dalam hal ini kebanyakan umat di dunia masih belum tahu.

Mengikuti para hewan seperti sapi, kuda, kambing, dan binatang piaraan, sedangkan makhluk air dan makhluk serangga karena badannya kecil, sewaktu meninggal rohnya bagaikan pasir yang beterbangan membumbung naik diterpa angin. Lajunya cepat sekali, mata manusia awam sulit untuk dapat mendeteksinya, roh mereka terbang kembali ke pemangku Alam Baka, berkumpul di sana, setelah rohnya lengkap, baru menerima hukuman, melunasi hutang-hutang karma yang mencakup tiga masa kelahiran.
(penjelasan : Orang yang dosa karmanya berat, setelah meninggal dan menjalani hukuman di Neraka, lalu diputuskan untuk lahir kembali dengan bentuk serangga, maka akan terlahir menjadi beratus-ratus makhluk sejenis serangga itu, --- karena dalam satu telurnya terkandung banyak benih nyawa --- itu artinya rohnya terpecah belah tak karuan. Kembalinya roh ke Alam Baka sesudah mati belum bisa diproses sampai rohnya yang terpencar itu terkumpul kembali semua.)

Di depan itu terdapat Pintu Hantu, tetapi mengapa roh-roh makhluk dari keempat bentuk kelahiran tidak masuk melalui pintu besar utama itu?
Karena Pintu Hantu memang tujuan utamanya disediakan untuk roh manusia, para makhluk dari keempat bentuk kelahiran, amat berat dosa karmanya, maka masuknya melalui kedua pintu yang ada di samping itu.

Sesudah masuk mengapa tidak lapor ke kantor administrasi (kantor penyerahan catatan diri)?
Ada bagian lain yang mengurusinya, tak jauh dari sana.

Di depan tampak padang rumput yang hijau, bagaikan padang penggembalaan ternak. Di sebelah kirinya ada sebuah bangunan Astana, di atasnya tertera "Tempat Kediaman bagi Kepulangan Roh-roh dari Keempat Bentuk Kelahiran". Para makhluk dari keempat bentuk itu dengan menangis melaju ke arah itu dan berkumpul, sambil sujud mengangguk-anggukkan kepalanya menghadap Astana, seperti sedang mengajukan permohonan.
Setiap makhluk dari keempat bentuk kelahiran bertumimbal lahir ke dunia menerima balasan karma, setelah dosa karmanya dilunasi, rohnya pasti pulang kembali ke Astana ini, dan badannya dikembalikan sebagai manusia.

Dari dalam Astana tampak ada tiga orang melangkah keluar, siapakah mereka? Ia adalah Raja Penguasa Astana ini dengan gelar sebutan "Chian Sui" (Ribuan Tahun Berkuasa) beserta Pejabatnya. Yang Sheng memberi hormat kepada Chian Sui beserta Pejabat Dewa. Dan dipersilahkan masuk ke dalam Wisma untuk istirahat sejenak.

ChianSui : Mengenai "Daerah Berpulangnya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk Kelahiran", umat dari dunia jarang yang mengetahuinya. Tetapi karena Vihara Anda menerima titah menyusun kitab "Melawat Ke Alam Neraka", dari Yang Mulia Penguasa Langit Kaisar Giok Tee, maka keadaan "Daerah Berpulangnya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk Kelahiran" secara khusus kami bukakan kepada engkau. Kebijakan ini sungguh merupakan pengecualian yang belum pernah ada.
Saya memegang kuasa "Daerah Berpulangnya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk Kelahiran", masa jabatannya sampai ribuan tahun, karena di antara makhluk dari empat bentuk kelahiran ada yang namanya kura-kura yang umurnya bisa mencapai seribu tahun, maka gelar sebutan bagi penguasa di sini tidak pakai "Yam Ong", tetapi pakai "Chian Sui" (artinya ribuan tahun). Barang siapa semasa hidupnya banyak melakukan dosa, setelah hukumannya diproses melalui sepuluh Astana, akan diputus untuk menjalani tumimbal lahir masuk ke jalur binatang di antara 6 jalur kelahiran itu. Kelahirannya kembali sudah berubah bentuk. Dari bentuk asalnya sebagai manusia, kehilangan bentuk manusianya yang berharga. Empat bentuk kelahiran terbagi atas kelahiran melalui : 1. Kandungan (mamalia), 2. Telur (unggas), 3. Dalam air (makhluk air seperti ikan, udang, dsb), 4. Kepompong (serangga). Kelahiran melalu "kandungan" masuk peringkat pertama, "telur" masuk peringkat ke dua, "dalam air" masuk peringkat ke tiga, dan "kepompong" masuk peringkat ke empat, karena dosanya berat, maka dititiskan lagi untuk menerima balasannya. Setelah kematiannya sebagai makhluk dari empat kelahiran, roh yang lahir dari kandungan dan lahir dari telur sama seperti lahirnya manusia, maka rohnya masih termasuk "roh utuh". Sedangkan yang lahir dalam air dan lahir melalui kepompong karena dosa karmanya amat berat, maka rohnya menjadi "roh terpencar". Oleh karena itu proses pengembalian rohnya akan lebih sulit bagi yang lahir dalam air dan lahir melalui kepompong, harus menunggu sampai rohnya yang terpencar terkumpul lengkap kembali menjadi roh utuh, barulah rohnya bisa dikembalikan lagi menjadi roh manusia.