28 August 2009

Melawat ke Neraka Potong Urat Daging dan Tulang

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 26
Melawat ke Neraka
Potong Urat Daging dan Tulang

"Sungguh enak membuka usaha yang mendatangkan banyak
keuntungan,

Jualnya adil tak membedakan orang, bidang usaha apapun jadi,

Lain halnya dengan si pemain judi, menghalalkan segala cara,

tak punya hati nurani mengabaikan Hukum Langit (Hukum

Ke Tuhanan),

Jangan terburu-buru dulu menentukan siapa yang menang dan

siapa yang kalah, sehingga kaya mendadak bagi yang menang."


Di depan sana adalah "Neraka Potong Urat Daging dan Tulang", nama Neraka itu tertulis di atas Pintu Neraka.

Para prajurit Neraka itu sangat sadis, dengan menggunakan pisau tajam memenggal tangan para terhukum. Mereka berteriak-teriak dan menjerit-jerit sekeras-kerasnya, tetapi karena badannya diikat di tiang salib, mau melepaskan diri juga tak bisa.

Para prajurit (petugas) Neraka masing-masing membawa pisau tajam untuk memotong urat daging tangan terhukum, dagingnya dikupas dulu, lalu dilemparkan ke arah "Anjing-anjing Besi" dan dimakannya. Setelah itu tulang tangannya dipatahkan, terhukum yang mendapat hukuman ini akan merasakan sakit yang luar biasa.

Setiap roh dosa disiksa sampai pingsan. "Anjing-anjing Besi" yang ada di sekeliling ruangan dengan lahap memakan daging tangan yang dikupas itu. Anjing di dunia juga sering mencari sisa-sisa tulang di bawah meja makan, tetapi belum pernah menjumpai anjing yang hidup dari makan daging manusia. Dari mana asal anjing-anjing hitam ini?
Inilah yang namanya "Anjing Besi", hanya ada di Pemangku Kuasa Neraka, khususnya hidup dari makan daging manusia. Karena sudah tak kenal prikemanusiaan maka disebut "Anjing Besi", lain halnya dengan anjing yang ada di dunia, kecerdasannya tinggi, bisa disuruh menjaga rumah, dan setia terhadap manusia. Umat di dunia ada yang memelihara jenis anjing ternama yang mahal harganya, taraf hidupnya sama dengan manusia, bahkan ada yang diajak tidur bersama majikannya, jauh bedanya dengan anjing di Neraka, keberadaannya untuk menghukum orang yang telah kehilangan perikemanusiaannya, yang juga telah kehilangan hati nuraninya. Maka Pemangku Kuasa Neraka memelihara anjing besi ini untuk memakan daging mereka. Inilah yang disebut "pembalasan", di dalam ungkapan disebut sebagai "Berhati Serigala dan Berparu-paru Anjing", golongan orang seperti inilah yang dimaksud.

Manusia kalau sudah kehilangan sifat loyalitas dan kesetiakawanannya, maka martabatnya lebih rendah dari pada anjing. Roh-roh ini disiksa sampai sedemikian tragisnya, dosa apakah yang telah mereka lakukan?
Setelah dikipaskan dengan daun asiwung milik Ci Hoet, tiga roh yang dilepaskan oleh Pejabat Neraka itu satu persatu siuman, dan anggota badannya pun lengkap kembali. Mereka disadarkan agar dapat menceritakan sendiri perbuatan yang telah mereka perbuat selama masih hidup.

Roh Dosa 1 : Baiklah saya ceritakan. Sungguh menderita sekali, tetapi anak cucu tiada yang tahu jika saya menderita di dalam Kuasa Neraka, dikiranya jika orang sudah mati ya selesai pula urusannya. Semasa hidup, saya berjualan sayur mayur, demi meraih untung besar, saya memainkan timbangannya, misalnya 1 kilo sayur, kadang cuma jadi 8 ons saja. Semasa hidup, di dalam arena dagang, saya selalu berkutat dalam permainan timbangan, meski sering mendengar orang berkata bahwasanya orang berdagang harus yang adil, jika mencuri setengah kilo, maka pada kelahiran mendatang harus membayar 500 gram, tetapi saya tetap anggap sepi, sama sekali tak menyentuh hati nurani. Siapa tahu sesudah meninggal, roh sampai di Kuasa Neraka, dihadapan Cermin Dosa tertampak dengan jelas perbuatan curang saya. Oleh Yam Ong Astana ke empat, saya dihukum masuk "Neraka Potong Urat Daging dan Tulang" selama 10 tahun. Setiap hari menerima siksa potong urat daging dan tulang, kedua tanganku bagai daging ikan, dipotong sesuka hati oleh petugas Neraka, mau menyesal juga sudah terlambat. Wahai, para pedagang di alam dunia, saya wanti-wanti sekali, berdaganglah dengan menggunakan hati nurani, yang jujur, jangan serakah terhadap keuntungan tambahan, lalu timbangannya dicurangi, hukum Neraka yang keras takkan mengampuninya. Yam Ong (Penguasa Neraka) paling benci orang semacam ini, maka diperlakukan lain dari yang lain. Prajuritnya pun kejam-kejam, ingin menyesal pun sudah terlambat.

Roh Dosa 2 : Kalau saya, karena semasa hidup keadaan keluarga kurang mampu, juga tak bersekolah, saya lalu mencari nafkah dengan berdagang barang rongsokan. Setiap hari mengendarai becak tua, pergi berkeliling mencari atau membeli rongsokan, besi tua, kertas bekas, barang kuno dan lain-lain. Karena mendengar kata teman yang sebidang, dalam hal membeli barang rongsok, jika membeli dengan berat timbangan yang sesungguhnya, keuntungannya tidak banyak, kalau timbangannya dikorupsi, baru bisa untung besa. Saya lalu "memainkan" timbangan, di saat menimbang, orang luar yang melihat sepertinya timbangannya tepat, tetapi barang yang beratnya 10 kilo sewaktu saya timbang hanya tinggal 7 kilo. Kebanyakan orang yang menjual barang rongsok tak begitu serius, asal terjual ya sudah. Semasa hidup timbangan yang saya korupsi tak terhitung lagi banyaknya. Setelah meninggal, Yam Ong gusar sekali, saya dicaci tidak adil dalam membeli barang bekas, akhlaknya rusak. Kini dihukum kemari selama 15 tahun, setiap hari disiksa, dipecundangi oleh para petugas, deritanya tak tertahankan.

Roh Dosa 3 : Semasa hidup, suami saya adalah seorang pegawai negeri, kedudukannya lumayan. Setelah suami pergi ke kantor, anak-anak juga sudah masuk sekolah, rasanya tak betah nganggur di rumah, nyonya tetangga mengajak saya main

Sebagai ibu rumah tangga melalaikan tanggung jawab mengatur rumah, ditinggal keluar bermain judi dan jalan-jalan, merusak iklim adat masyarakat. Namun karena tidak mengandung unsur penipuan, dan hidupnya tak mengandalkan judi, Yam Ong masih menjatuhi hukuman yang ringan.

Tentang bandar-bandar yang membuka perjudian di mana-mana, akan mendapat siksa di mana?
Itu bukan wewenang kuasa Astana keempat, mereka harus dikirim ke Astana ketujuh menghadap Raja Thai San untuk ditindak tegas. Nasehatku kepada umat di dunia, jika melakukan dosa seperti tersebut di atas, segeralah bertobat merubah diri, dan banyaklah beramal mencetak kitab "Melawat ke Alam Baka" untuk menyadarkan umat, maka dosanya akan dihapuskan, setelah meninggal tak usah menerima siksa kemari.

No comments:

Post a Comment