22 August 2009

Bertemu Muka Dengan Raja Wu Kwan

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 22
Melawat ke Astana Keempat
Bertemu Muka Dengan Raja Wu Kwan

"Menempuh kehidupan insani, layaknya menunggang kuda
menonton festival lentera berhias. Dengan
tergesa-gesa mengejar perjalanan, tak terasa sang waktu
terus bergulir dari tahun ke tahun, usiapun semakin bertambah.
Pada awal musim semi di saat pergantian tahun yang baru,
seluruh pemandangan alam tampak mengalami pembaharuan
total. Bertepatan saat inilah, penggodokkan dalam pembuatan
Pil telah matang pula,
Satu putaran siklus telah terlewati dan kembali berputar
dari yang paling awal, kini terasa seakan ingin terbang ke
angkasa saja."

Perjalanan kehidupan manusia layaknya lentera bergambar yang berputar, (maknanya : perannya berganti terus) selamanya takkan berhenti. Dalam sekejap mata, sang Waktu sudah terbang begitu saja, ada berapa kalikah dalam semasa hidupnya umat di dunia bisa merayakan perayaan Cap Go Meh yang berkesan dan menyenangkan sekali itu? Tak terasa kian tahun usia kian bertambah. Pemandangan yang tampak di depan mata adalah anak-anak yang ada di mana-mana, dengan tangan menenteng lentera lampion, sedang bermain dan bercanda. Mendekap sebuah cermin di tangan, segera mencoba untuk bercermin, mendadak tertampak wajah yang kusam dan rambut yang beruban! Bila tak lebih dini membina diri, ingin tunggu kapan lagi? Di dalam lubuk hati Tan Thian (suatu tempat kira-kira 1 inci di bawah pusar) saya, ada tergodok sebutir Pil Dewa (Sian Tan), hanya tinggal menunggu satu putaran siklus berlalu dan berganti putaran baru yang dimulai dari yang paling awal, dimana pemandangan seluruh alam mengalami pembaharuan secara total, di saat itulah Pil Dewa telah matang dan tampuk buahnya (kelopaknya) terjatuh. Dengan sendirinya akan langsung terbang ke langit meninggalkan kerangka badan, tercapailah sudah kesempurnaan jiwa dan keBuddhaannya. Perencanaan satu tahun diawali dari musim semi, saat paling berharga dalam semasa hidup terletak pada masa muda. Sayangilah waktu, sayangilah kehidupan, peluklah erat-erat keyakinan, apalagi yang patut ditakutkan akan datangnya segala cobaab yang berat? Perjalanan masa depan yang cerah sedang menanti, ayunkan langkahmu dengan benar, semoga Tao nan Agung selalu berjalan lancar terus.

Bunga teratai tumbuh dalam lumpur yang kotor, jika bisa "menjaga dirinya tetap bersih tak terpengaruh yang jahat", cukuplah sudah.
Ci Hoet melantunkan sebuah puisi untuk 'Menyadarkan Umat' :
Kutanyakan pada umat di dunia:
Sibuk apa? Tak lain hanya sibuk demi mencari makan tiga kali dalam sehari.
Mohon apa? Setiap hari tak lain hanya risau demi meraih keuntungan dan ketenaran nama.
Terpikat apa? Tak lain hanya demi memikirkan prihal cinta membuat badannya menjadi kurus.
Pikir apa? Tak lain hanya karena berkhayal membuat pusing kepala.
Meraih apa? Tak lain hanya sibuk dari lahir hingga mati yang pada akhirnya pulang tanpa membawa apa-apa.
Lampiaskan apa? Menyesalkan jika istri dan anak perempuan sendiri dicabuli orang?
Tunggu apa? Cepatlah berpaling, untuk membina Jalan KeTuhanan, kan kau temukan tepian nan bahagia.
Membina apa? Tumbuh dalam lumpur yang kotor namun tak tercemari, bebas melanglang kemana saja.
Bercengkrama apa? Bersama-sama menaiki bahtera suci betapa bahagianya.

Sampai di depan "Astana ke Empat".
Raja Wu Kwan beserta para Pejabat Dewa sudah keluar dari Astana, menyambut Ci Hoet dan Yang Sheng. Yang Sheng memberi hormat.
Ci Hoet dan Yang Sheng dipersilahkan duduk dan disajikan minuman Anggur Deva.
Yam Ong : Anggur Dewata ini adalah penganugerahan dari Surga, masing-masing Yam Ong yang berada di sepuluh Astana mendapatkannya semua. Minum ini bisa menambah cemerlang pancaran rohaninya, sedangkan para Hakim di Neraka cuma boleh minum Teh Deva, para Petugas minum teh sejuk, karena pahalanya tak sama, maka perlakuannya juga berbeda.

YangSheng : Bagaimanakah keadaan Astana Bagianda dalam menangani para terhukum?

YamOng : Saya membawahi 16 sub seksi Neraka, selain itu masih ada penambahan sub seksi Neraka baru, untuk mengantisipasi macam/jenis dosa baru yang dilakukan umat di dunia yang terus berubah dari hari ke hari. Masing-masing Neraka ada penanggung jawabnya sendiri. Barang siapa semasa hidupnya melakukan banyak kejahatan, setelah meninggal masuk melalui Pintu Hantu, naik ke atas Panggung Cermin Dosa untuk dibongkar kedoknya, dan menampakkan keadaan sebenarnya. Setelah bukti dosanya lengkap, baru diperiksa dosa yang dilakukan termasuk bagian Astana Neraka mana yang menanganinya, lalu diserahkan kepada masing-masing Astana yang berwenang menanganinya. Sekarang ini saya sedang menangani satu kasus, silahkan kalian berdua mengikuti saya menggelar sidang untuk ditinjau.

YangSheng : Di depan meja sidang ada dua petugas berKepala Sapi dan Tampang Kuda sedang mengawal satu roh dosa lelaki. Penampilannya seperti sosok seorang direktur umum atau komisaris jendral, wajahnya tampak kemerah-merahan, agak sedikit botak, dosa apakah yang ia lakukan, sehingga ia tampak demikian gelisah dan gemetar?

YamOng : Roh dosa ini otaknya pintar, semasa hidup membuka usaha perdagangan obat-obatan, karena ingin cepat kaya, ia pun sudah agak paham terhadap jenis obat-obatan, lalu menjula obat palsu, tak sedikit orang yang dirugikan, kini ajalnya telah tiba, maka ia dikawal petugas untuk diadili.

No comments:

Post a Comment