23 August 2009

Melawat ke Sub Seksi Neraka Pencekokan Obat

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka. Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar. Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur. Babak ke 23 Melawat ke Sub Seksi Neraka Pencekokan Obat "Obat palsu dan dokter yang tak becus sungguh merugikan orang. Demi keserakahannya terhadap uang berkelakuan amoral sehingga dosa karma menyertainya, Demi menolong umat, Huo Duo (: tokoh Tabib tersohor tempo dulu) mengamalkan kepandaiannya; Hati yang layaknya Bodhisatva membuat pengobatannya menjadi mujarab." Di dunia ini banyak orang yang sudah kehilangan hati nuraninya, suka pada uang, namun tak mempedulikan segi moralnya. Seperti dokter yang tidak mempunyai keahlian hanya menyusahkan orang, bahkan ada juga yang tega memproduksi obat palsu untuk dijual, menganggap nyawa orang layaknya rumput yang tak ada artinya. Dosanya melambung setinggi langit, sekalipun hukum pidana di dunia cukup keras, namun ibarat serangga laron yang menubruk api, masih saja ada orang yang ingin coba-coba melanggar hukum. Setelah kematiannya dan sampai di Neraka, akan terkena siksa yang tak terkatakan deritanya.

Dari dalam penjara di depan sana, terdengar suara orang yang sedang tumpah-tumpah dan merintih. Di atas pintu penjara tertera tulisan "Sub seksi Neraka Pencekokan Obat". Dua Perwira berKepala Sapi dan Tampang Kuda masing-masing mengawal masuk roh dosa pria dan wanita.

Di samping kanan kiri pintu penjara dipenuhi oleh tumpukan berbagai macam obat-obatan. Labelnya ada yang pakai huruf Mandarin, Jepang, Inggris, kemasannya cukup indah. Memangnya Neraka menjual obat-obatan? Jika tidak, mengapa dipamerkan begini banyak obat-obatan? Toko-toko obat besar yang ada di dunia pun tidak menjual obat-obatan sebanyak ini?
Neraka tidak menjual obat-obatan, obat-obatan ini adalah obat palsu yang diproduksi oleh orang. Di dunia memproduksi sesuatu barang apa saja, di Alam Baka akan segera tampak wujudnya. Maka setiap memalsukan satu botol obat, di Pemangku Kuasa Neraka pun akan muncul faksimilinya persis sama dengan yang aslinya. Bukti-bukti dosa yang dilakukan orang di dunia dengan sendirinya tergelar di sini, sedikitpun tidak meleset, bagai disaksikan oleh matahari dan rembulan.
Dalam hal ini umat di dunia perlu mengetahuinya, jangan kira di kegelapan tak ada orang yang tahu, lalu boleh melakukan apa saja yang melawan hati nuraninya. Siapa yang tahu, di kegelapan ada malaikat yang memeriksannya; jika tidak demikian, bagaimana mungkin balasan dosa karma perbuatan manusia bisa melekat padanya? Di dalam Kitab Suci Thai Sang Kan Ing Phian tertera : "Kemalangan dan keberuntungan tiada berpintu, manusia sendirilah yang memunculkan; pembalasan atas kebaikan dan kejahatan bagaikan bayangan yang menyertainya". Di situlah letak kebenarannya.

Umat di dunia banyak yang tak percaya terhadap Hukum Sebab Akibat atau Hukum Karma. Ketahuilah, pembalasan atas kebaikan dan kejahatan bagai bayangan yang menyertai. Di bawah sinar lampu, orang bisa melihat wujud bayangannya sendiri, namun setelah masuk ke dalam kegelapan, sudah tak ada lagi bayangan yang bisa dilihatnya, maka dikiranya malaikatpun tak mengetahuinya. Siapa yang tahu di kegelapan sana malah banyak roh-roh halus, berarti orang yang melakukan itu seperti masuk perangkapnya sendiri. Mau menyalahkan siapa?

Bagian dalam ruangan penjara dipagari dengan tembok-tembok beton. Di dalam tampak roh-roh dosa sedang menjerit kesakitan, para petugas Neraka sedang menuangkan cairn berwarna hitam ke dalam mulutnya, seember demi seember. Masing-masing roh dosa meronta-ronta hendak menghindari tuangan yang dipaksakan oleh para petugas.

Melihat roh dosa yang dulu diputuskan kemari untuk menerima hukumannya.
Kasihan sekali, kemarin dulu sewaktu roh dosa ini berada di Astana empat wajahnya masih kelihatan merah, hanya berselang tiga hari saja, kita sudah tak tampak merah. Pada bagian mulut dan hidungnya, penuh dengan noda cairan hitam, cairan apakah itu?
Semasa hidupnya roh dosa ini membuat obat palsu, tak sedikit orang yang dirugikan. Sesudah meninggal, dihukum dengan dicekoki obat cairan hitam. Obat ini sangat pahit, lagi pula mengandung racun, sulit diteguk. Sekali diteguk, ususnya seperti melilit-lilit dan dikocok, sakit dan ingin tumpah, namun tak bisa ditumpahkan. Inilah pembalasan terhadap pemalsuan obat.
Setelan jas yang dipakai oleh roh dosa ini penuh noda cairan obat hitam, kotornya tak karuan. Kedua mata telah kehilangan sinarnya. Roh dosa itu disuruh menceritakan perbuatannya.
Roh Dosa : Rasanya malu untuk untuk diceritakan, juga membuat malu keturunanku. Semasa hidup, saya membuka apotik, menyalurkan obat-obatan buatan Tiongkok dan luar negeri. Pikir hati ingin cepat kaya, mau tak mau harus menyerempet bahaya. Maka saya membeli satu unit mesin kecil, dengan menggunakan bahan tepung gandum dan zat pewarna, memalsukan obat-obatan yang lakunya cepat, kemasannya pun saya buat mirip, saya produksi dalam jumlah besar. Selain saya jual sendiri, juga saya jual pada apotik lain. Saya untung besar. Pada awal musim semi tahun ini, saya jatuh sakit hingga meninggal pada usia 52 tahun. Ketika meninggal, saya dikawal oleh perwira berKepala Sapi dan Tampang Kuda menuju Panggung Cermin Dosa. Dari cermin itu tertayangkan kelakuan saya membuat obat palsu dan menjualnya. Saat itu saya amat terkejut, ternyata dalam Pemangku Kekuasaan Neraka ada mesin yang begitu canggih, maka saya tak bisa berkilah lagi. Tiga hari yang lalu, saya diputus oleh raja Astana keempat yaitu Raja Wu Kwan masuk penjara "Neraka Pencekokan Obat" selama 30 tahun. Menjelang saat menjalani hukuman, saya menjadi takut, karena obat-obatan yang saya palsukan, secara lengkap digelar di depan penjara Neraka. Sungguh luar biasa ilmunya, lengkaplah sudah bukti-bukti dosaku, apa mau dikata? Selama tiga hari ini, saya disiksa dengan dicekoki cairan obat hitam, sungguh tak bisa diteguk, namun jika tak diteguk akan dihukum cambuk, saya paksakan meneguknya, tapi tak kepalang sakitnya. Kini ingin menyesal juga sudah terlambat. Bagi yang membuka usaha apotik di dunia, janganlah sekali-kali meniru saya. Jika ada yang melanggar, cepatlah bertobat, jika tidak, nanti sesudah meninggal pasti mendapat siksa.
Sewaktu buka usaha Apotik, karena ingin mencari untung banyak, secara diam-diam saya menjual obat-obatan narkoba, untuk dikonsumsikan kepada para muda-mudi, membuat mereka kecanduan, sehingga banyak terjadi hal-hal celaka, tak kepalang tanggung dosaku ini; Suatu ketika, seorang teman memberi saya kitab bajik yang diturunkan dan ditranskrip oleh Roh Suci untuk menyadarkan umat. Setelah saya lihat sepintas lalu, isinya tak lain hanya berupa karangan berbentuk syair dan pembahasan makalah yang diturunkan oleh para Roh Buddha, Nabi, dan Dewa. Lalu saya campakkan begitu saja. Dalam hati saya berpikir, kini sudah jamannya Era Antariksa, apa masih ada lagi yang namanya Hantu, Malaikat, Dewa, dan Buddha? Kecuali mereka yang tergolong tahayul, yang mau percaya terhadap omongan setan. Tetapi siapa kira, setelah meninggal Yam Ong malah menambah 5 tahun masa hukuman, atas fitnahanku terhadap Buddha, Nabi, dan Dewa, serta kesalahan mencampakkan kitab Kebajikan. Ternyata orang dari dunia ini adalah orang saleh dari Vihara Perguruan Roh Suci di dunia. Saya sungguh amat tolol. Saya mohon Buddha Hidup Ci Kung dan orang saleh ini memberi pertolongan, mintakan belas kasihan kepada Pejabat, agar melepas saya keluar dari penjara Neraka.

CiHoet :Semasa hidup tak percaya pada Buddha, Dewa, Malaikat dan Hantu, tahunya hanya membanggakan ilmu pengetahuan jaman modern, sesudah mati baru menyesal. Kini kau berada di tangan kekuasaan Dewa dan Roh Halus, ingin menyesalpun sudah terlambat. Mengingat kau masih mau berterus terang dalam pengakuanmu, tunggu sampai kitab "Melawat ke Alam Baka" dicetak dan diterbitkan, serta berhasil menyadarkan umat, maka sepersepuluh-ribu amal-jasanya boleh kau dapatkan untuk mengangkatmu keluar dari derita.

Pejabat : Hukuman harus setimpal, hukum yang keras untuk menghukum orang yang tak kenal aturan. Tak perlu minta belas kasihan, meski dalam tindak pemalsuan obat tidak langsung membahayakan nyawa orang, tetapi pada kenyataannya telah banyak meninggalkan dampak negatif pada fisik pasien, bisa disebut membunuh orang secara tak langsung, maka Yam Ong menjatuhkan hukuman berat padamu.

No comments:

Post a Comment