11 August 2009

Melawat Ke Neraka Es Membeku

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 14
Melawat ke Neraka Es Membeku

"Dinginnya angin di awal musim dingin sungguh menusuk sampai
ke tulang,
Kegemaran melakukan kebajikan akan mempunyai nilai tinggi
layaknya sebuah pohon tusam yang tinggi besar dan tangguh,
Hamparan hijau yang menutupi pegunungan kini berubah
menjadi lautan salju,
Tinggal pohon bambu dan pohon mei sajalah yang masih tumbuh
tegar di musim dingin, dengan bangga berdiri tegak di atas
ketinggian pegunungan."

Mengapa di depan tidak terlihat bayangan manusia, hanya tampak hamparan warna putih menutupi bentangan belantara gunung, seperti layaknya hujan salju, tak tampak warna hijau zamrud dari pepohonan, hanya ada beberapa pohon yang layu dan ranting-ranting yang gundul. Tempat apakah ini?

Tempat ini dekat dengan "Neraka Es Membeku". Karena pengaruh hawa dingin yang membeku, sepanjang tahun turun salju, dinginnya luar biasa.

Di tempat yang terpencil seperti ini, tak ada sarana jalanan, rumput-rumput dan pepohonan layu kedinginan, semua tampak layu membentang. Udara rasanya semakin dingin.

Di depan ada sederet rumah, terbuat dari kayu semua, dicat dengan warna hitam. Di atas atap rumah masih terdapat bergumpal-gumpal salju. Di depan rumah berdiri dua tiang kayu, di tengahnya dipasang papan melintang bertuliskan : "Neraka Es Membeku", dan pada pintu penjara ada sebuah jalan kecil langsung tembus ke dalam rumah itu. Mengapa di sini prasarananya sedemikian sederhana?

Karena lokasi Neraka tersebut tertutup oleh es salju, maka para roh dosa kedinginan sampai badannya membeku, sehingga mereka tak mungkin bisa lari, oleh sebab itu prasarana bangunan ini dibuat cukup sederhana.

Di jalanan ada beberapa kurir Neraka sedang mengawal belasan roh pria dan wanita, apakah mereka akan dihukum ke Neraka ini? Ya.

"Neraka Es Membeku" dikelilingi oleh dua gunung yang tinggi, di dalamnya terdapat semacam kolam renang yang ada di dunia, jumlahnya mencapai beberapa puluh ribu kolam, terbentang sampai di kejauhan yang tak jelas lagi keberadaannya. Di dalam kolam ada pria dan wanita, hanya mengenakan pakaian dalam, setengah badan ke bawah sudah tidak kelihatan, karena sudah tertutup oleh es yang telah membeku. Wajah setiap roh sudah berubah warna menjadi hijau, bibir hitam dan tangan gemetaran, sudah tidak ada tenaga lagi untuk menjerit dan kini hanya bisa merintih saja. Ditariklah beberapa roh dosa ke atas tepian untuk bisa ditanyai.

Seorang kakek ditanyai : Hari-hari dimana hujan es selalu turun dan jagad tertutup salju, badanpun jadi beku. Hanya berpakaian celana dalam, saya sudah tidak kuat lagi untuk berbicara, saya sudah hampir koma.
Semasa masih hidup, hobi saya adalah mengumpulkan perangko, uang kuno atau benda antik, dll. Waktu berusia 45 tahun, saya berkenalan dengan seorang teman yang juga mempunya hobi yang sama, sewaktu senggang, kami ngobrol bersama sambil mencicipi teh, maka kami jadi akrab seperti saudara sendiri. Suatu hari dia mau pergi jauh ke luar negeri, karena khawatir barang koleksinya yang mahal dicuri orang, maka dititipkan di tempat saya. Tapi akhirnya saya jadi serakah. Barang titipannya saya pindahkan ke tempat lain, setelah ia pulang dan mau mengambil barangnya, saya bilang : "Sungguh menyesal, setengah bulan yang lalu di sini terjadi pencurian sampai barang koleksi saya yang mahal-mahal pun ikut disikat habis". Setelah mendengar laporan palsu saya, teman saya merasa amat menyesal sekali, menjadi sedih dan menyesali barang kesayangan yang raib. Karena percaya bahwa barangnya telah dicuri orang, ia tak bisa berkata apa-apa lagi. Pada waktu saya berumur 56 tahun, saya mendapat penyakit kanker paru-paru. Setelah meninggal, roh saya tiba di Alam Baka, tak tahunya di Alam Baka sudah tercatat perbuatan jahat saya itu. Dosa-dosa saya terlihat di dalam 'Cermin Dosa', sehingga sayapun tunduk mengaku, hingga dihukum oleh penguasa raja Astana Kedua Baginda Chu Ciang dengan putusan hukuman 5 tahun masuk ke "Neraka Es Membeku". Setiap hari ditindih es beku, badan kedinginan, dagingpun membeku. Sungguh tersiksa! Mau menyesalpun sudah terlambat.

Seorang nenek juga sudah tidak tahan dingin hingga jatuh ke tanah, lalu ditanyai : Oh, saya sungguh tersiksa, suhu dingin disini seperti dinginnya tempat penyimpan mayat yang terdapat di kamar mayat Alam Dunia. Cobalah kau lihat, sekujur badanku pucat membiru, mengenaskan sekali, sedikitpun tak terdapat warna merah darah. Semasa hidup saya membuka rumah bordil, saya sendiri menjadi mucikarinya. Rumah yang dipakai adalah bangunan yang pendek dengan kamar yang jorok. Saya membeli dan menampung belasan perempuan muda, di antaranya ada yang berasal dari gadis desa pegunungan, ada juga wanita baik-baik yang sudah berkeluarga, ada pula pelajar putri yang lari dari sekolah. Setiap hari saya menyuruh mereka menerima tamu, dan jika mereka tidak menurut maka saya mengurung mereka atau menyuruh bodyguard (pengawal) menakut-nakuti dan memukul mereka. Sayapun menjadi kaya dari hasil uang kotor tersebut. Suatu ketika di antara anak buah saya ada yang mau ditebus oleh tamu atau keluarga mereka, agar bisa bebas dari derita hidup di lembah hitam, saya lalu buka harga sangat tinggi untuk penebusannya. Yang uangnya cukup bisa menebus, tetapi yang tak memiliki cukup uang akan kehilangan masa mudanya, menjadi wanita pemuas sex, hidup di dalam keremangan rumah bordil. Waktu saya berumur 51 tahun, karena sudah terbiasa 'minum' dan merokok terlalu banyak, maka pembuluh darah di otak saya pecah dan akhirnya meninggal. Setelah meninggal saya baru tahu bahwa umur saya sudah dipotong sepuluh tahun oleh Yam Ong. Karena dosa saya berat maka dihukum di "Neraka Tanah Kotoran Air Seni dan Tinja" selama 5 tahun. Setelah bebas kini masih harus dihukum di "Neraka Es Membeku" selama 31 tahun. Setelah bebas dari sini, tidak tahu harus dihukum ke Neraka mana lagi. Semenjak meninggal hingga kini, saya sudah kenyang dengan siksaan makan kotoran dan badan dingin membeku seperti ini, masih tak tahu nanti disiksa hukuman apa lagi. Kini saya hanya bisa mengeluh pada diri sendiri karena perbuatan saya yang terlampau banyak dosa.

Terakhir, giliran roh wanita muda itu. Bila membicarakannya saya sungguh menjadi malu dan menyesal. Sewaktu berumur 18 tahun, saya ikut rombongan nyanyi dan tari, mengikuti mereka mengadakan pertunjukkan keliling. Untuk menarik perhatian penonton maka kadang kala diadakan tarian telanjang. Tetapi akhirnya rombongan kami bubar karena penonton sepi, lagipula rugi, maka sayapun pindah pekerjaan menjadi "Wanita Panggilan". Saya sering mendapat panggilan keluar untuk menerima tamu, atau menemani tamu sambil menari telanjang. Kemudian saya mengenal seorang pengusaha yang kaya dan hidup kumpul kebo, menjadi istri mudanya. Pada saat saya berusia 36 tahun, kami berdua ada perbedaan pendapat hingga akhirnya berpisah. Kemudian karena pikiran buntu, akhirnya saya nekat minum racun bunuh diri. Setelah meninggal saya dikurung dalam "Neraka Mati Penasaran" selama 5 tahun. Kemudian dihukum kemari dan sudah berlangsung 3 tahun, masih sisa 12 tahun lagi baru boleh bebas. Sungguh menderita, setiap hari ditindih dalam es sehingga badan, kaki, dan tangan menjadi beku, hawa dingin sampai menyerang hati. Kini mau menyesalpun sudah terlambat, maka mohon nasehatilah wanita di dunia agar tidak mengikuti jejak saya ini.

Roh ini semasa hidup di dunia, tidak bekerja dan mencari nafkah secara halal, mempertontonkan tarian telanjang dan nyanyian porno, merusak ada istiadat yang baik. Karena pada masa hidupnya tidak suka mengenakan pakaian, setelah mati dihukum ke "Neraka Es Membeku", biarpun sudah amat kedinginan tetap tidak bisa mencari pakaian untuk menutupi badannya yang kedinginan. Dosa yang ia lakukan, akhirnya mendapat hukuman yang setimpal, roh itu tadi, masih mempunyai dosa-dosa yang lain, setelah habis menjalani hukuman, masih akan diserahkan ke Astana lainnya. Harap kaum wanita di dunia menjadikan kesaksian tadi sebagai sebuah cermin dan jangan mencontoh.

Setiap orang di dunia yang menerima tititpan uang, harta benda, namun secara diam-diam menukarnya, atau disikat/menguasainya; atau membuka rumah bordil, sarang pelacuran, serta mucikari yang tak memberi kesempatan anak buahnya untuk menebus diri. Atau orang yang hidup berfoya-foya, bermewah-mewah secara berlebihan, memandang rendah barang produk dalam negeri, dan hanya memakai barang atau pakaian luar negeri saja, untuk memamerkan kekayaan dirinya, tidak tahu menyisakan uang untuk membeli pakaian dan selimut untuk disumbangkan kepada orang miskin; atau wanita yang suka keluyuran di luar dengan pakaian punggung terbuka atau rok mini; menonjolkan dan memamerkan bagian tubuhnya, untuk memancing perhatian pria, dll; Orang yang tak takut kena dingin semacam ini, serta orang yang suka mementingkan penampilan luar dan perhiasan, serakah akan model pakaian; maka setelah meninggal semuanya akan dihukum masuk kemari, biar mereka menikmati rasa sejuknya.

No comments:

Post a Comment