14 August 2009

Melawat ke Neraka Besi dan Kuningan Kupas Wajah

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 17
Melawat ke Neraka Besi dan Kuningan Kupas Wajah

"Merajalelanya budaya percabulan sungguh memprihatinkan,
Besarnya dosa yang membumbung ke Langit melebihi binatang buas,
Berpesan pada para penggemar sex di dunia, berpaling dan perbaruilah
wajah diri sendiri dan jangan lagi gila-gilaan dan
sewenang-wenang."

Kelakuan dan moralitas masyarakat masa kini sungguh banyak liku-likunya. Para pembina Jalan Suci (Jalan KeTuhanan) mendapat berbagai cobaan yang amat berat, siapakah yang dapat berlayar dengan lancar dan berlabuh sampai ke Surga Sukhavati di sebelah Barat? Siapakah yang bisa berpegang teguh pada iman yang takkan tergoyahkan sampai nafas terakhir? Siapa yang bahkan rela mengorbankan jiwanya demi Jalan Suci sehingga Rohnya menyaksikan diri menerima pahal tertinggi di Surga? Siapa yang menjumpai keadaan tak menguntungkan tapi malah tambah tekun? Dengan mengatupkan geraham, mendapat terpaan angin iblis dan hujan siluman, apa lagi yang perlu ditakutkan? (seperti cobaan yang dihadapi oleh si Kera Sakti--penerjemah). Para Suci jaman dahulu pernah berkata " "Melihat kejanggalan tak menanggapinya, jika menanggapi dengan sendirinya akan binasa." Jika dalam perjalanan dihadang rintangan, cabutlah pedang kearifanmu untuk memotong benang-benang yang ruwet. Setelah sejenak mengalami rasa dingin yang menusuk tulang, pasti akan menuai harumnya bunga Mei (satu-satunya tanaman pohon yang dapat bertahan hidup di musim dingin dan memancarkan aroma harum yang semerbak, sering mendapat apresiasi dari sastrawan Tiongkok, untuk melukiskan ketabahan seseorang yang tahan cobaan--penerjemah).

Jika seseorang sudah tahu karma dirinya berat namun tak mau membina diri, tetap akan sulit terlepas dari berbagai macam cobaan iblis.

Neraka ini disebut "Neraka Besi dan Kuningan Kupas Wajah", menghukum orang-orang yang tak tahu malu dan yang tak sayang pada kulit wajahnya.

Di depan Neraka tampak Petugas Neraka berkepala Sapi dan Tampang Kuda masing-masing mengawal banyak sekali roh dosa, pria dan wanita. Usianya tidak merata, masing-masing tampak resah dan tertunduk kepalanya, wajahnya seperti ketakutan. Mereka dikawal sampai di samping pinte Neraka lalu mengurus administrasi pendaftarannya, sesudah itu baru secara beruntun dikawal masuk ke dalam Neraka.

Waduh! Suara jeritan tragis terdengar dari dalam penjara...Para roh dosa diikat pada tiang besi, Petugas berKepala Sapi dan Tampang Kuda sedang melaksanakan hukuman. Dengan menggunakan pisau besi atau kuningan mengupas kulit terhukum, keadaannya seperti saat menguliti babi di rumah potong hewan. Masing-masing roh dosa menjerit-jerit kesakitan, yang tertampak hanyalah wajah bersimbah darah bercampur dengan daging, masing-masing hanya bisa meraung. Wajahnya sudah tidak berupa wajah lagi. Setelah kulitnya dikupas, tampak di bagian kepalanya, daging berwarna merah yang remuk tak karuan. Roh-roh dosa ini melakukan dosa apa sehingga dihukum dan disiksa di Neraka ini?

Ditariklah roh pria keluar untuk menceritakan kasusnya.
Roh pria 1 : Semasa hidup di dunia, saya kurang pendidikan karena kedua orang tua meninggal sewaktu saya masih muda. Lalu bekerja sebagai pembantu, tapi pekerjaannya terasa berat. Dalam hati saya berpikir, lebih baik ganti haluan menjadi pengemis, saya pikir : jika satu rumah bisa mendapatkan uang 1 Yen, dalam sehari saya julurkan tangan untuk minta-minta pada seratus rumah, saya sudah dapat hidup, tanpa modal, lagi pula ringan tiada beban. Akan tetapi, badan saya kekar dan kuat, saya khawatir orang tak mau memberi sedekah, maka terlebih dulu saya diet selama 2 bulan, setiap hari hanya makan bubur dan minum air, akhirnya badan saya benar-benar berubah menjadi kurus dan lemah. Lalu saya sengaja mengolesi wajah dengan lumpur dan pasir, mengenakan pakaian compang-camping, pura-pura pincang, lalu pergi mengemis dari rumah ke rumah mohon belas-kasih orang. Jika bertemu orang, saya bilang keadaan saya susah, hidup sebatang kara, kaki pun pincang. Ternyata dengan cara begini saya berhasil memancing belas-kasihan banyak orang. Orang-orang silih-berganti memberi sedekah, sehingga dalam sebulan penghasilan saya bisa mencapai 4000 sampai dengan 5000 Yen. Sepulang rumah, diam-diam saya merasa gembira, karena memperoleh harta dengan begitu gampang. Malamnya saya ganti baju baru, lalu pergi keluar makan-makan dan minum-minum sepuasnya, atau pergi mencari kesenangan di komplek pelacuran, melacur dengan senangnya, sering kali juga pergi ke kedai minum membeli minuman keras minum sampai teler. Belakangan saya berpikir jika ingin menjadi kaya, saya harus minta lebih banyak uang pada orang-orang, jika hanya diberi 1 Yen atau 3 Yen saya tidak mau, sedikitnya saya minta 10 Yen, maka sering juga dicaci-maki oleh orang yang agak kikir, atau tidak digubris. Setelah meninggal saya dihukum Yam Ong masuk Neraka ini, hukuman kupas kulit wajah bukan main sakitnya, ingin menyesalpun sudah terlambat.

Pejabat : Keparat! Memperbincangkan masalah orang ini, sudah tidak membina pada kelahiran masa lalunya sehingga dilahirkan di keluarga yang malang nasibnya, tak berpikir dirinya masih muda dan tenaganya kuat, bukannya baik-baik bekerja mencari nafkah, malah berpura-pura pincang, dengan muka tebal pergi mengemis. Bagi orang yang punya keberanian dan kejujuran, jika belum sampai keadaan buntu, siapa yang rela berkeliaran menjulurkan tangan untuk mengemis? Tak hanya begitu, uang dari hasil minta-minta itu malah dipakai untuk minum-minuman dan bercabul, sungguh murtad dan durhaka. Karena di masa hidupnya tidak sayang pada "kulit mukanya", maka setelah meninggal biar ia tak punya muka untuk menemui orang, menerima hukuman kupas kulit wajah! Semoga umat di dunia mewaspadainya. Cepat masuk penjara, saya akan panggil keluar satu roh lagi.

Dipanggillah roh pria yang baru berumur 30 tahun lebih.
Roh pria 2 : Sungguh malu kalau diceritakan, saya yang hina ini telah memalukan leluhur. Sewaktu saya berumur tujuh belas delapan belasan, masih duduk di bangsu Sekolah Menengah Atas, sering berkencan dengan teman, pergi bercengkrama ke taman-taman. Di kala ada gadis remaja lewat, saya lalu menggodanya, atau mengeluarkan kata-kata jorok, sering dimaki-maki oleh kaum wanita sebagai "bajingan", "bangsat", "kurang ajar", "pemuda berandalan", "tak tahu malu", dan lain sebagainya. Tapi meski dimarahi, hati saya malah merasa gembira. Juga sering menggunakan kesempatan di jalanan yang gelap menggoda wanita muda, atau dari belakang tiba-tiba memeluk wanita yang sedang lewat, atau saat berkendaraan tiba-tiba menjulurkan tangan menjahili badan wanita, juga pernah memperkosa seorang gadis remaja, meskipun semasa hidup tak pernah ditangkap polisi dan dijerat oleh hukum. Tapi pada suatu kali saat saya berkendaraan dan mengulangi hobi saya menjahili wanita, ..... tiba-tiba wanita itu berteriak...! Saat itu saya kaget, gugup dan lepas kendali, sehingga kendaraan saya terjungkir masuk ke dalam parit dan akhirnya saya meninggal. Sesampainya di Neraka dihadapkan pada Yam Onag, Beliau marah besar, dan katanya saya tak tahu mengubah tabiat yang buruk, tak tahu bertobat, maka umur saya dikurangi 10 tahun. Lalu dihukum masuk ke Neraka ini, hingga kini sudah ada 5 tahun lebih, masih harus menjalani 13 tahun lagi baru bisa bebas. Tapi masih ada dosa lain yang harus diperhitungkan dan akan diserahkan ke Astana lain untuk diadili, sungguh malang nasibku.

Pejabat : Tak usah banyak bicara, siapa yang menyuruh pada masa hidupmu berkelakuan tak senonoh, liar tanpa kendali, sama sekali tak mengindahkan kaidah-kaidah moral dan susila. Ketahuilah, dari segala macam kejahatan, berzinah termasuk kejahatan yang paling utama, maka sudah sepantasnyalah hukuman yang kau terima. Percuma saja mengenyam pendidikan, malah memalukan orang tua. Karena semasa hidup tak suka menjaga muka, maka setelah meninggal perlu mendapat balasan seperti ini, sedangkan dosamu memperkosa orang, setelah habis masa hukumanmu di sini tentu kelak akan diserahkan ke Astana lain untuk dihukum keras lagi! Perwira! Kawal masuk roh durhaka ini.

No comments:

Post a Comment