19 August 2009

Melawat ke Pemangku Daerah Kembalinya Roh-roh Makhluk dari 4 Bentuk Kelahiran

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 19
Melawat ke Pemangku Daerah Kembalinya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk Kelahiran

"Badan berbulu, kepala bertanduk, itulah bentuk makhluk yang yang telah kehilangan bentuknya sebagai manusia, Hal ini terjadi karena semasa hidup tingkah lakukany tak karuan sehingga menanam benih karma dosa, Segala sesuatu yang ada berputar bersama mengikuti peredaran Hukum Langit, Kelahirannya dalam "Empat Bentuk" (Mamalia, Unggas, Makhluk dalam air, dan Serangga) dikarenakan telah bertentangan dengan Tao (Jalan Suci, Jalan KeTuhanan) dan melanggar prikemanusiaan."

Mengapa di depan sana tampak berkumpul hewan-hewan seperti ayam, bebek, burung kecil, dan binatang mamalia, sedang berjalan maju menuju jalan kecil ini?
Ini adalah jalan pulang para makhluk dari keempat bentuk kelahiran yang sudah mati. Di depan sana ialah Alam Perbatasan antara Alam Dunia Fana (Alam Yang) dan Alam Baka (Alam Im).

Mengapa kepulangan binatang-binatang ini ke Alam Neraka tampak kaget, menjerit dan berlarian, seperti dikejar-kejar orang?
Para makhluk dari keempat bentuk kelahiran ini terlahir di dunia, kebanyakan matinya karena dibunuh, maka rohnya kaget tak bisa tenang, begitu nafasnya habis, dengan sendirinya diserap oleh hawa Im, satu persatu kembali ke Alam Neraka, untuk menyelesaikan karma tiga kelahiran. Hambatan karma para makhluk dari keempat bentuk kelahiran cukup berat, rohaninya gelap, energi vitalnya lemah, saat meninggal tak perlu dikawal oleh Petugas Neraka masuk Alam Baka, dengan sendirinya dihisap oleh Hawa Bumi. Dalam hal ini kebanyakan umat di dunia masih belum tahu.

Mengikuti para hewan seperti sapi, kuda, kambing, dan binatang piaraan, sedangkan makhluk air dan makhluk serangga karena badannya kecil, sewaktu meninggal rohnya bagaikan pasir yang beterbangan membumbung naik diterpa angin. Lajunya cepat sekali, mata manusia awam sulit untuk dapat mendeteksinya, roh mereka terbang kembali ke pemangku Alam Baka, berkumpul di sana, setelah rohnya lengkap, baru menerima hukuman, melunasi hutang-hutang karma yang mencakup tiga masa kelahiran.
(penjelasan : Orang yang dosa karmanya berat, setelah meninggal dan menjalani hukuman di Neraka, lalu diputuskan untuk lahir kembali dengan bentuk serangga, maka akan terlahir menjadi beratus-ratus makhluk sejenis serangga itu, --- karena dalam satu telurnya terkandung banyak benih nyawa --- itu artinya rohnya terpecah belah tak karuan. Kembalinya roh ke Alam Baka sesudah mati belum bisa diproses sampai rohnya yang terpencar itu terkumpul kembali semua.)

Di depan itu terdapat Pintu Hantu, tetapi mengapa roh-roh makhluk dari keempat bentuk kelahiran tidak masuk melalui pintu besar utama itu?
Karena Pintu Hantu memang tujuan utamanya disediakan untuk roh manusia, para makhluk dari keempat bentuk kelahiran, amat berat dosa karmanya, maka masuknya melalui kedua pintu yang ada di samping itu.

Sesudah masuk mengapa tidak lapor ke kantor administrasi (kantor penyerahan catatan diri)?
Ada bagian lain yang mengurusinya, tak jauh dari sana.

Di depan tampak padang rumput yang hijau, bagaikan padang penggembalaan ternak. Di sebelah kirinya ada sebuah bangunan Astana, di atasnya tertera "Tempat Kediaman bagi Kepulangan Roh-roh dari Keempat Bentuk Kelahiran". Para makhluk dari keempat bentuk itu dengan menangis melaju ke arah itu dan berkumpul, sambil sujud mengangguk-anggukkan kepalanya menghadap Astana, seperti sedang mengajukan permohonan.
Setiap makhluk dari keempat bentuk kelahiran bertumimbal lahir ke dunia menerima balasan karma, setelah dosa karmanya dilunasi, rohnya pasti pulang kembali ke Astana ini, dan badannya dikembalikan sebagai manusia.

Dari dalam Astana tampak ada tiga orang melangkah keluar, siapakah mereka? Ia adalah Raja Penguasa Astana ini dengan gelar sebutan "Chian Sui" (Ribuan Tahun Berkuasa) beserta Pejabatnya. Yang Sheng memberi hormat kepada Chian Sui beserta Pejabat Dewa. Dan dipersilahkan masuk ke dalam Wisma untuk istirahat sejenak.

ChianSui : Mengenai "Daerah Berpulangnya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk Kelahiran", umat dari dunia jarang yang mengetahuinya. Tetapi karena Vihara Anda menerima titah menyusun kitab "Melawat Ke Alam Neraka", dari Yang Mulia Penguasa Langit Kaisar Giok Tee, maka keadaan "Daerah Berpulangnya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk Kelahiran" secara khusus kami bukakan kepada engkau. Kebijakan ini sungguh merupakan pengecualian yang belum pernah ada.
Saya memegang kuasa "Daerah Berpulangnya Roh-roh Makhluk dari Empat Bentuk Kelahiran", masa jabatannya sampai ribuan tahun, karena di antara makhluk dari empat bentuk kelahiran ada yang namanya kura-kura yang umurnya bisa mencapai seribu tahun, maka gelar sebutan bagi penguasa di sini tidak pakai "Yam Ong", tetapi pakai "Chian Sui" (artinya ribuan tahun). Barang siapa semasa hidupnya banyak melakukan dosa, setelah hukumannya diproses melalui sepuluh Astana, akan diputus untuk menjalani tumimbal lahir masuk ke jalur binatang di antara 6 jalur kelahiran itu. Kelahirannya kembali sudah berubah bentuk. Dari bentuk asalnya sebagai manusia, kehilangan bentuk manusianya yang berharga. Empat bentuk kelahiran terbagi atas kelahiran melalui : 1. Kandungan (mamalia), 2. Telur (unggas), 3. Dalam air (makhluk air seperti ikan, udang, dsb), 4. Kepompong (serangga). Kelahiran melalu "kandungan" masuk peringkat pertama, "telur" masuk peringkat ke dua, "dalam air" masuk peringkat ke tiga, dan "kepompong" masuk peringkat ke empat, karena dosanya berat, maka dititiskan lagi untuk menerima balasannya. Setelah kematiannya sebagai makhluk dari empat kelahiran, roh yang lahir dari kandungan dan lahir dari telur sama seperti lahirnya manusia, maka rohnya masih termasuk "roh utuh". Sedangkan yang lahir dalam air dan lahir melalui kepompong karena dosa karmanya amat berat, maka rohnya menjadi "roh terpencar". Oleh karena itu proses pengembalian rohnya akan lebih sulit bagi yang lahir dalam air dan lahir melalui kepompong, harus menunggu sampai rohnya yang terpencar terkumpul lengkap kembali menjadi roh utuh, barulah rohnya bisa dikembalikan lagi menjadi roh manusia.

No comments:

Post a Comment