10 August 2009

Melawat ke Jembatan Tak Berdaya & Maninjau Neraka Arena Dansa

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.


"Di bawah 'Jembatan Tak Berdaya' ada banyak roh berdosa,
Tak mau menempuh Jalan yang Benar, akibatnya terperosok masuk perangkap,
Jika sudah tahu apa Hakekat Kebenaran itu, sudah seyogianya
membina jalan menuju Pencerahan Batin,
Membina dirinya, menegakkan kebajikan merubah dunia ini."

Ini tempat apa? Mengapa suara jeritannya mengenaskan dan tak henti-hentinya? Di depan ada sebuah jembatan, roh yang berada di atas jembatan berjatuhan ke bawah dan suara menjerit-jerit yang mengenaskan melolong menembus angkasa.

Inilah tempat yang disebut "Nai He Chiao" (Jembatan Tak Berdaya). Manusia yang telah meninggal dan banyak dosanya sebagian besar harus melewati jembatan ini.

Jembatan ini tak henti-hentinya bergoyang, seperti layaknya jembatan gantung. Di atas jembatan terlihat banyak si Kepala Sapi dan si Tampang Kuda (Pengawal Neraka), masing-masing mengawal para roh dosa, setelah tiba di tengah jembatan, roh didorong ke bawah, sungguh sadis.

Ya ampun!!! Di bawah jembatan terdapat banyak ular, ada beratus ribu ekor ular, semua jenis ular ada di sini, sungguh menakutkan! Ada yang besarnya seperti pohon kelapa, membuka mulutnya, menjulurkan lidahnya, tak sedikit roh yang terjatuh ke bawah jembatan digigit dan dimangsa, terdengar suara menjerit-jerit kesakitan yang menyayat hati.

Di bawah jembatan ini adalah tempat yang disebut "Kubangan Ular Berbisa". Setiap orang setelah meninggal, yang hatinya tidak bajik, atau menipu harta dan uang orang, menipu perempuan berparas cantik, memicu terjadinya keributan atau keonaran, mencelakakan orang sehingga saling membunuh, mensyukuri orang yang baru kena musibah atau sedang dirundung kemalangan, maka patut disebut "usus dan hatinya beracun jahat". Ular-ular beracun ini merupakan jelmaan dari usus manusia yang beracun. Para roh yang tiba di jembatan ini pasti kaget dan kaki mereka menjadi lemas, maka didoronglah mereka ke bawah oleh Perwira berKepala Sapi dan berKepala Kuda, lalu dimangsa dan ditelan oleh ular-ular berbisa itu. Karena di bawah terdapat banyak ular, jika ular terinjak akan berbalik menyerang manusia lalu digigit dan dimangsanya.

Sungguh menakutkan, melihat seekor ular saja sudah menakutkan, apalagi melihat begitu banyak ular, bagi orang yang nyalinya kecil tanpa didorong oleh Perwira berKepala Sapi atau berKepala Kuda, setibanya di atas jembatan itu pasti langsung jatuh pingsan ketakutan, dan dengan sendirinya badan yang tidak dalam keadaan terjaga itu akhirnya terjatuh.

Di sisi jembatan tidak terdapat pagar kisi-kisi untuk berpegangan (langkan), berjalan di atasnya, tangan akan terasa dingin, kakipun lemas. Apalagi melihat ular-ular berbisa di bawah jembatan, lebih membuat hati orang merinding, langkahnya pun surut.

Meninjau "Neraka Arena Dansa", merupakan Neraka yang baru didirikan di Alam Neraka ini, dan termasuk wilayah yang dikuasai Astana Ke dua.

Mengapa di dalam Neraka ini sinar cahaya yang berwarna merah jingga itu suram, dan terdengar suara jingkrak-jingkrak dan jerit kesakitan?

Yang dihukum di sini adalah para hostes (perempuan yang menemani lelaki berdansa atau menari) atau orang yang hobinya berdisko. Di dalam berdesakan pria maupun wanita, yang pria ada yang tua maupun muda, pakaiannya modern dan bergaya sekali, memakai setelan jas yang rapi; sedangkan yang wanita, muda-muda berpakaian bahan kain kasa tipis dengan warna-warna yang mencolok; juga banyak orang asing, setiap orang yang menginjak lantai langsung menjerit-jerit dan berjingkrak-jingkrak tidak hentinya.

Setiap hostes yang semasa hidupnya tidak menjaga kelakuannya atau orang yang berdalih mencari kesenangan dengan berdansa, setelah meninggal akan ditahan di Neraka ini, agar kembali menikmati enaknya berdansa di arena tari. Tapi di sini tidak bisa mabuk kepayang sampai lupa diri, seperti menikmati nikmatnya disco saat berada di kampung halaman yang dulu penuh suasana lemah-lembut, bersenang-senang, berdempet-dempetan dengan wanita-wanita muda. Arena melantai (arena dansa) di Neraka ini lantainya terbuat dari papan besi yang bawahnya dipanasi dengan api menyala sehingga memancarkan cahaya merah yang panas. Saat para pria dan wanita menginjaknya, langsung merasa kesakiatan yang tiada berkesudahan, sehingga melompat-lompat dan berjingkrak-jingkrak, seperti sedang menari. Bagi yang semasa hidupnya pernah berkecimpung di bidang ini, sesudah meninggal cukup membuat mereka bernostalgia dengan kenangan manis yang rasanya takkan habis dikenang, selalu dikenangnya sampai tiada terlupakan, kaki masing-masing terhukum sampai melepuh dan bengkak seperti bakpao.

Semasa hidupnya suka berdansa, setelah meninggal diberi kesempatan lagi untuk berdansa sepuas-puasnya. Tetapi arus jaman sudah banyak berubah, berdansa itu kan tidak semuanya merupakan sesuatu hal yang buruk, berdansa itu juga mempunyai manfaat meningkatkan kesehatan jiwa dan jasmani. Lalu jika yang suka menari diharuskan menerima siksaan hukuman seperti di Neraka ini, bukankah Hukum Neraka itu menyimpang dari Kebenaran?

Yang menerima hukuman di sini, bukanlah orang yang sungguh-sungguh memang gemar akan dansa. Yang dihukum di Neraka sini HANYALAH kaum pria yang semasa hidupnya hidup bersenang-senang melalui berdansa. Tujuannya bukan untuk kesehatan jasmani, melainakn terhanyut dalam kecantikan wanita. Sedangkan bagi kaum wanita, yaitu yang rela menjadikan dirinya sebagai bunga pergaulan yang suka muncul dalam pesta pertemuan kalangan jetset (kelompok orang berharta yang mempunyai kebiasaan hidup bersenang-senang dan bermewah-mewahan) merelakan dirinya dipeluk-peluk orang, dan mendapat imbalan uang, sehabis dansa ada yang "di boking" untuk dibawa keluar arena, lalu mengadakan transaksi pencabulan tersendiri. Atau muda mudi yang semasa hidupnya tidak mau mendengarkan nasehat orang tua, tidak pergi mencari tempat aerna hiburan yang sehat, sebagai sarana kegiatannya, tetapi malah senang berdansa, lalu tak tahu membatasi dirinya, sehingga terseret ke dalam praktek pergaulan bebas tanpa kendali lagi. Tetapi jika tarian yang dibawakan adalah untuk menyegarkan otot-otot dan persendian, tidak termasuk dalam proses Hukum Neraka ini. Yang diproses di Neraka ini terutama adalah yang menyertakan praktek transaksi pencabulan, yang berakibat rusaknya moral susila. Berharap umat di dunia bisa secara arif menggunakan energi vital dan uangnya untuk mencari hiburan yang benar dan sehat. Jika tidak, niscaya kelak akan menuari derita dengan dihukum di "Neraka Arena Dansa".

Uraian ini barulah sesuai dengan Hakekat Kebenaran. Sebab pada kenyataannya karena adanya perubahan zaman, trend kebudayaan Barat bergaya modern, sedangkan di negeri kita ada ilmu silat sebagai kegiatan membina kesehatan jasmani. Yang dihukum di Neraka adalah orang yang dengan kedok olah raga namun langkah jalannya menyimpang.

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

No comments:

Post a Comment