25 August 2009

Pemaafan Positif

Memaafkan mungkin hanya bisa diterapkan di wihara. Saya tahu Anda berpikir bahwa kalau kita memberikan maaf dalam kehidupan nyata, kita hanya akan dimanfaatkan oleh orang lain. Orang lain akan melangkahi kita, mereka akan berpikir bahwa kita lemah. Saya setuju. Pemberian maaf seperti itu jarang bisa berhasil. Seperti kata orang, "Dia yang memberikan pipi sebelahnya, harus pergi ke dokter gigi dua kali, bukannya sekali!"

Pemerintah Thai, memberikan lebih dari sekedar pemaafan melalui pengampunan tanpa syarat, namun juga mengobati akar permasalahannya, yaitu kemiskinan, dan menanganinya dengan piawai. Itulah sebabnya pemberian pengampunan berhasil.

Saya menyebut pemberian maaf seperti itu sebagai "pemaafan positif". "Positif" berarti memberikan dorongan positif pada hal-hal baik yang kita harapkan. "Pemaafan" berarti melepaskan hal-hal buruk yang menjadi bagian dari masalah--bukan memperdalam, melainkan membiarkannya berlalu. Contohnya, dalam sebuah kebun, hanya menyirami sama sekali adalah seperti sekedar mempraktikkan pemaafan; dan menyirami bunga tetapi tidak menyirami tanaman liar melambangkan "pemaafan positif".

Sekitar sepuluh tahun yang lalu, pada akhir ceramah Jumat malam di Perth, seorang perempuan datang kepada saya. Seingat saya, dia secara rutin hadir pada setiap ceramah mingguan ini, tetapi ini pertama kalinya dia berbicara dengan saya. Dia mengatakan bahwa dia ingin mengucapkan terima kasih, bukan hanya kepada saya, tetapi juga kepada semua biksu yang mengajar di wihara kami. Lalu dia mulai menjelaskan apa sebabnya. Dia mulai datang ke wihara kami 7 tahun silam. Dia mengaku, pada saat itu dia tidak begitu tertarik pada ajaran Buddha ataupun meditasi. Alasan utamanya datang ke wihara adalah sekedar mencari-cari alasan untuk meninggalkan rumah.

Dia punya suami yang kasar. Dia adalah korban kekerasan rumah tangga yang menakutkan. Pada saat itu, dukungan dari lembaga-lembaga untuk menolong korban kekerasan seperti itu belumlah ada. Dalam sebuah luapan emosi, dia tidak bisa berpikir jernih untuk minggat selamanya dari rumah. Jadi dia datang ke wihara dengan gagasan bahwa 2 jam di wihara berarti 2 jam dia bebas dari kekerasan.

Apa yang didengarnya dari wihara kami mengubah hidupnya. Dia mendengar dari biksu-biksu mengenai pemberian maaf yang benar--pemaafan positif. Dia memutuskan untuk mencobanya ke suaminya. Dia bercerita bahwa setiap kali suaminya memukul, dia memaafkannya dan membiarkannya berlalu. Bagaimana dia bisa melakukannya, hanya dia yang tahu. Lalu setiap kali sang suami melakukan atau mengatakan sesuatu yang baik, betapa pun sepelenya, saat itu juga dia akan memeluknya atau mencium, ataupun memberikan tanda-tanda untuk mengisyaratkan kepada sang suami bahwa betapa berarti kebaikan tersebut baginya. Dia sungguh-sungguh bersyukur atas kebaikan itu.

Dia menghela napas dan berkata kepada saya bahwa dia melakukannya selama 7 tahun. Pada saat itu matanya jadi berkaca-kaca, dan demikian pula saya. "Selama 7 tahun," katanya, "dan sekarang Anda tidak akan dapat mengenali pria itu lagi. Dia telah berubah 180 derajat. Sekarang, kami punya hubungan kasih yang luar biasa beserta dua anak yang hebat." Wajahnya memancarkan cahaya laksana orang suci. Rasanya saya hendak berlutut di hadapannya. "Anda lihat tempat duduk itu?" katanya, menunjukkan kepada saya, "Minggu ini, sebagai kejutan dia membuatkan tempat duduk kayu untuk bermeditasi. Andai saja itu terjadi 7 tahun yang lalu, dia hanya akan menggunakannya untuk memukul saya!" Kerongkongan saya yang tersumbat menjadi lega bersamaan dengan gelak kami berdua.

Saya mengagumi perempuan itu. Dia meraih dan memenangkan kebahagiaannya sendiri, menurut saya, dari kecemerlangan kualitas dirinya sendiri. Dan dia telah mengubah seorang monster menjadi seorang pria yang penuh perhatian. Dia menolong diri sendiri sekaligus orang lain, dengan sungguh mengagumkan.

Itu adalah contoh ekstrem dari pemaafan positif, hanya direkomendasikan bagi mereka yang ingin jadi suci. Namun demikian, hal itu telah menunjukkan apa yang bisa dicapai saat pemberian maaf dipadukan dengan pemberian dukungan pada kebajikan yang telah dilakukan.

No comments:

Post a Comment