28 January 2010

Melawat Astana Keenam, Bercakap-cakap dengan Raja Pian Cheng

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka. Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar. Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 36
Melawat ke Astana Keenam
Bercakap-cakap dengan Raja Pian Cheng

"Tak terasa sudah setahun terlewatkan dengan begitu saja,
Kini kembali pada Festival Pertengahan Musim Gugur,
Bangun pagi tidur malam tak hentinya bersibuk diri,
Rambut bertambah putih, orangnya pun menjadi tua,
Para umat, cepatlah bina hatimu."

Kehidupan manusia tidaklah lama, pepatah kuno mengatakan : "Sejak dahulu, hidup sampai usia 70 tahunan tergolong langka. Kini ilmu kedokteran maju pesat, tarap kehidupanpun meningkat, mengusulkan pendapat baru bahwa, "Kehidupan manusia barulah dimulai sesudah berusia 70 tahun." Tetapi pada kenyataannya ada berapa orang yang bisa hidup sampai usia 70 tahun? Sebenarnya Langit menciptakan manusia tanpa membatasi usianya, namun karena nafsu keserakahan manusia sendiri, sehingga banyak menyita sari-pati, energi vital dan pikiran, membuat haus jiwa raga dan membuatnya cepat mati, sesungguhnya umat manusia sendiri yang mencari jalan kefanaan, (jika tak mau dikatakan mencari jalan kematian sendiri?) maka para umat manusia agar lebih dini membina diri, memupuk spiritnya, maka dengan sendirinya bisa mencapai usia lanjut secara alamiah.

Jika membicarakan masalah moralitas umat masa kini, sungguh sudah tak keruan. Melihat keadaan demikian Giok Tee sangat prihatin dan tak tega, maka menurunkan Titah untuk menyusun kitab "Melawat ke Alam Neraka", karena umat di dunia tak percaya kalau sesudah mati, orang yang berbuat jahat akan terperosok menerima siksaan di berbagai neraka Alam Baka, maka memerintahkan Ci Hoet dengan membimbing roh Yang Sheng, turun ke alam neraka, meninjau keadaan pelaksanaan hukuman bagi orang yang sudah meninggal, dan seketika itu si Malaikat kecil Yu Shu merekam dengan mata Buddhanya, melimpahkannya dalam bentuk tulisan medium sesuai keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan, dimana Yang Sheng sedang melawat.

Pada masa kini umat di dunia mengutamakan ilmu pengetahuan, meremehkan malaikat dan roh halus, sehingga dimana-mana terjadi tindak kejahatan berupa pembunuhan, perzinahan, perampokan dan lain sebagainya. Karena umat mengutamakan realitas, dalam hati berpikir, asal bisa terhindar dari hukum di dunia dikiranya sudah cukup aman, sehingga orang-orang yang sengaja mencari celah kelemahan hukum atau orang-orang yang nekat ambil resiko dengan melanggar hukum bisa terlihat di mana-mana. Orang yang merusak tata aturan hubungan dengan sesamanya, dan melecehkan etika moral berbisnis merajalela di antara umat manusia, sungguh sangat disesalkan! Ini adalah efek samping yang tak baik dari prilaku mementingkan kebendaan, situasi dunia sampai menjadi begini. Siapa saja yang tak percaya akan keberadaan malaikat, roh halus dan hukum karma, sehingga tindakannya ngawur tak keruan, sesudah meninggal takkan ada yang bisa lolos dari jerat hukum kuasa neraka, seperti bunyi sebuah pepatah : "Jaring langit bermata (berlubang) besar-besar, tapi tiada suatu apapun yang bisa lolos", itulah yang dimaksud.

Neraka di sini disebut sebagai "Neraka Menjerit Keras". Neraka di sini dibagi menjadi 16 sub seksi neraka, orang dari dunia yang perbuatannya melawan hati nurani dan hukum langit, tak menaati tata moral, akan menerima hukuman yang berat dan tragis.

Umat di dunia baik-baiklah membina diri dan memupuk rohani, menjaga baik-baik pada posisinya masing-masing. Umat di dunia kelas ingin mendapat nasib seperti apa, sebaiknya dirinya merencanakan terlebih dahulu.

No comments:

Post a Comment