10 June 2009

Melawat Kembali ke Kota Mati Penasaran

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 9
Melawat Kembali ke Kota Mati Penasaran

“Beberkan Hakekat Kebenaran demi melintaskan orang awam,
Galakkan tiga etika keteladanan dan lima kaidah moral untuk membimbing kaum cendekiawan maupun kaum awam,
Segala Agama kembali pada Tujuan Pokok dan berkiblat pada Tuanku Yang Maha Suci,
Setiap orang belajar akan Hakekat Ke Tuhanan serta panjatkan doa ‘Namo’ (bernaung pada Sang Tri Ratna).”

Yang dikurung dalam dua kamar ini masing-masing adalah tahanan laki-laki muda dan wanita muda. Ada yang rambutnya terurai dan kusut masai (amat kusut), wajahnya tampak pucat sekali. Mereka adalah pria dan wanita dari dunia yang berpacaran tapi tak disetujui (orang tuanya), sehingga nekat menempuh jalan pintas dengan minum racun atau bunuh diri, maka setelah meninggal semuanya ditahan di sini. Umat di dunia jangan tersesat dalam percintaan sehingga nekat bunuh diri, takkan ada gunanya! Cita-cita ‘dua sejoli’ tak tercapai, apalagi mimpi agar bisa hidup berdampingan.
Dalam penjara ini yang dikurung kakinya patah, tangan hilang atau otak hancur, bermandikan darah dan sedang merintih, sungguh kasihan. Mereka meninggal karena kecelakaan atau tertabrak mobil. Karena ajal sebenarnya belum tiba, mereka termasuk meninggal penasaran, maka rohnya ditahan di sini sampai ajal sebenarnya tiba, baru diserahkan kepada Yam Ong untuk disidang dan diperiksa jasa serta dosanya, supaya mendapat keadilan dunia dan akherat. Tak semua orang yang mati kecelakaan datang kemari. Ada yang memang ajalnya sudah tiba tetapi karena masih ada lilitan karma, maka melalui kecelakaan kendaraan untuk menuntaskan karmanya, dengan demikian tak perlu datang kemari. Karena itulah, mat di dunia suka memaki langit maupun bumi, mengapa orang yang sering berbuat amal kebaikan malah meninggal di bawah roda kendaraan? Lali, mengapa Confucius yang berkebajikan namun hidup miskin, yang arif nan bijak meninggal di usia muda? Mengapa Sang Buddha yang dengan sepenuh hati membina Jalan Suci ( Ke Tuhanan) masih diganggu setan atau cobaan lainnya tanpa henti? Apakah Sang Pencipta memang tak mempunyai mata? Tentu tidak demikian, itu karena takdir yang sudah ditentukan oleh Tuhan, untuk menempa jiwa dan rohani para pembina Jalan Ke Tuhanan. Apalagi hanya sekedar badan, meski sudah hancur namun spiritnya (roh & semangatnya) takkan pernah mati.
Jika sudah takdir berdasarkan Hukum Sebab Akibat Yang Meliputi Tiga Masa Kelahiran, mengapa mash ada lagi yang disebut mati penasaran? Bukankah itu saling bertentangan? Yang dimaksud dengan Hukum Sebab Akibat yang meliputi 3 masa kelahiran, hanya merupakan satu fase kecil saja. Manusia sepanjang tumimbal lahir yang beruntun dan entah sudah berapa puluh ribu kali bertumimbal lahir, hingga sudah tak dikenali lagi awal mulanya, karma yang telah terkumpul sungguh sulit diperkirakan lagi, maka Sang Buddha membicarakan Hukum Sebab Akibat Yang Meliputi Tiga Masa Kelahiran. Jika membahas urutan sebab-sebab sebelumnya dan sesudahnya seseorang maka dapat dikelompokkan dalam Kelahiran Masa Lalu, Kelahiran Masa Kini, dan Kelahiran Masa Mendatang. Tetapi yang dimaksud Kelahiran Masa Lalu itu BUKAN HANYA SATU kelahiran sebelumnya, tapi merupakan keseluruhan atau kumpulan sebab semenjak orang itu memiliki roh, dalam kelahiran demi kelahirannya sudah tak mengenal awal mulanya lagi. Umat di dunia salah tafsir, dikira segala sesuatu yang dialami pada masa kelahiran sekarang merupakan buah akibat dari total keseluruhan kelahiran-kelahiran masa lalu yang sudah sulit diketahui awalnya, ini adalah penafsiran yang tak sempurna, kelahiran Masa Lalu hanya bisa ditetapkan menjadi tujuh bagian, sedangkan Kelahiran Masa Kini dapat ditetapkan menjadi tiga bagian, artinya takdir tidak bisa diubah, namun nasib bisa diubah. Pada umumnya, setiap ada masalah umat di dunia selalu mengatakan gara-gara karma kelahiran masa lalu, pendek kata sudah merupakan takdir Tuhan, lalu berpikir pesimis, sungguh keliru.
Di kamar depan, terdengar lolong kesakitan yang tiada henti-hentinya. Mereka adalah roh-roh yang mati dalam pembunuhan berencana, atau roh yang meninggal karena saling membunuh. Membunuh orang atau dibunuh karena karma? Bukankah ajal kematiannya sudah tiba, mengapa setelah mati masih harus dikurung di Kota Mati Penasaran lagi? Dasar-dasar kebenarannya sama, ada yang memang merupakan pembalasan karma, sehingga matinya saling membunuh. Namun ada juga umat yang semasa hidup di dunia tidak mengerti berbuat amal kebaikan, malah menimbulkan gara-gara, berbuat kejahatan yang amat besar, itulah asalnya Mati Penasaran. Harap umat di dunia bisa mengerti kebenaran ini. Jangan mencari alasan : saya membunuh dia karena dia punya hutang karma pada saya pada masa kelahiran lampau. Pepatah mengatakan “Lebih baik menempuh jalan damai untuk mengatasi permusuhan, jangan malah menjalin permusuhan”. Sekalipun saling berhutang, jika bisa tak ditagih, akan mendapatkan jasa kebaikan. Jika para umat bisa menghilangkan pikiran yang egois, masing-masing hidup rukun dengan sesamanya, bisa memiliki semangat seperti Sang Langit yang tak mengenal pilih kasih melingkupi semua yang ada di bawahnya, demikian juga Sang Bumi Pertiwi yang tanpa pilih kasih menampung segala sesuatu yang ada di atasnya, maka penghuni di Neraka akan kosong, karmapun tidak ada lagi.
Karena itu, umat di dunia harus tahu bahwa badan manusia ini sulit didapat, baik-baiklah membina diri. Jika timbul ketamakan akan kecantikan bungan (wanita cantik), lalu beranggapan : “Pada kelahiran lampau, ia berhutang bunga padaku lalu memburunya kemana-mana, dan yang disebut karma kehidupan lampau kini terbalas”. Kasus seperti ini bukan disebabkan karma kelahiran lampau. Yang dimaksud dengan karma kelahiran lampau, yaitu kejadiannya tanpa disengaja (disadari), kejadiannya kebetulan. Tetapi jika memang mempunyai niat tidak baik lalu melakukan yang bukan-bukan, ini merupakan karma baru dan akan menuai akibat pada kelahiran yang akan datang.
Terhitung semenjak roh asal yang sudah tak bisa dilacak awalnya, dan masih bersemayam di Surga, setiap manusia adalah Buddha atau Dewa. Dikarenakan terperosok ke dalam alam yang sudah tercipta yaitu dunia, hati dan pikiran duniawi lalu menutupi jiwa sejatinya yang semula, sehingga tak bisa kembali ke asalnya. Kini Tuhan telah berkenan menurunkan Tao yang Agung (Jalan Suci/KeTuhanan), membimbing umatNya membina Jalan KeTuhanan, adalah kesempatan untuk mengakhiri karma dan berpulang pada “Kekosongan Sejati”. Para umat janganlah sesat batin lagi, siapa yang mau membina, pasti ada bagian pahala keBuddhaan atau keDewaannya; yang tak mau membina, nantinya tetap akan terperosok ke dalam enam jalur tumimbal lahir, menjadi Dewa atau setan berasal dair perbuatan manusia sendiri, tidak ditakdirkan oleh Tuhan. Dari peninjauan ke Kota Mati Penasaran bisa mendapatkan bukti

No comments:

Post a Comment