11 June 2009

Melawat ke Sub Seksi Neraka Tanah Kotoran Air Seni dan Tinja

Artikel ini sebenarnya saya sadur dari Buku Melawat Ke Alam Neraka, hasil terjemahan dari kitab “Ti Yi You Ci”. Dan saya persingkat, karena kitab ini sangat tebal. Saya hanya mengambil inti-intinya saja. Kitab ini dibuat atas titah Yang Maha Mulia Giok Hong Tai Tee (Kaisar Jade, Penguasa Tertinggi Centra Langit). Mungkin di antara para pembaca ada yang tidak percaya adanya hal ini. Tetapi saya hanya berharap Anda semua memikirkannya, agar kita tidak terperosok ke Alam Neraka, jika ternyata hal ini benar-benar ada. Saya hanya ingin membagi apa yang telah saya baca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Team Penterjemah Ci Hua Thang, Yayasan Dharma Abadi Semarang. Kepada Para Buddha dan Bodhisatava, serta Para Dewa dan Roh Suci. Kitab ini berisi perjalanan Mediator Utama yang memegang Pena Sakral bernama Yang Sheng dengan dibimbing oleh Budha Hidup Ci Kung ke Alam Neraka.

Tujuan dari pembuatan kitab ini adalah untuk mengingatkan manusia akan keadaan neraka, agar manusia bisa mempunyai gambaran tentang tragisnya keadaan arwah berdosa di alam neraka, dan akhirnya menjadi sadar.

Semoga artikel ini berguna untuk kita semua. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyadur.

Babak ke 11
Melawat ke Sub Seksi Neraka Tanah Kotoran Air Seni dan Tinja


“Dalam suasana yang tenang, membuka kitab yang terbuat dari daun lontar (kitab suci kuno), Betapa bahagia rasanya di saat hati ini tak ada sedikitpun beban batin,
Sosok bunga teratai takkan dapat tercemari oleh kekotoran kemarakan duniawi,

Cita-cita para Dewa dan Buddha bertumpu pada terbebasnya dari perputaran roda tumimbal lahir.”

Kematian dan kelahiran adalah urusan terbesar bagi manusia. Namun manusia tetap takkan terhindar dari kematian dan kelahiran. Nabi Cuang Ce pernah bersabda : “Sebenarnya saya tak mau dilahirkan, tetapi tiba-tiba lahir juga ke dunia ini. Sebenarnya saya juga tak rela untuk mati, namun tak tahunya ajal tiba-tiba datang.” Dari ungkapan tadi terbukti: kelahiran dan kematian tidak dikuasai manusia, hanya saja karena manusia tiada mengerti perihal kelahiran dan kematian; tiada tahu dari mana asalnya ia lahir; dan jika mati ia harus pergi kemana, maka ia terbengong-bengong dalam ketidaktahuannya, dan pada akhirnya mau tak mau harus masuk dalam wilayah kekuasaan Yam Ong (Raja Neraka).

Ada sebuah ungkapan berbunyi: “Jika Yam Ong sudah mentakdirkan kematian seseorang jatuh pada waktu tengah malam, akan sulit baginya untuk bertahan hidup sampai subuh”. Beruntung kini telah menjumpai masa ‘Pelintasan Umum Tiga Alam’, jika umat di dunia bisa dengan mengenal Hakekat Kebenaran kembali pada sosoknya yang sejati, semuanya mau berlindung dalam Tao yang Agung dan Mulia, membina dirinya dan memupuk rohaninya, niscaya akan bisa melampaui kelahiran dan kematian, tidak lagi bertumimbal-lahir.

Dengan sendirinya umat di dunia sudah harus tahu untuk menyayangi kesempatan dilahirkan dengan memperoleh raga manusia, apalagi jika dilahirkan dalam wilaya “Tanah Central” (dataran tengah Tiongkok). Jika mulai saat ini, mau insaf dan mengerti membina, masih belum terlambat.


Tempat ini begitu bau, seperti bau kotoran manusia. Tempat ini adalah Sub Seksi Neraka Tanah Kotoran Air Seni dan Tinja, maka baunya tak sedap. Baunya kian pekat, mau bernapaspun susah. Dari dalam terdengar suara-suara jeritan yang memilukan serta kepala manusia terlihat timbul tenggelam dalam air dan kedua tangannya meronta-ronta seperti sedang berenang. Kolam yang besar ini tidak terlihat ujung pangkalnya seperti lautan saja. Di dalamnya ada pria dan wanita, ada yang tua dan ada yang muda, di dalam kolam tampak sedumpal-gumpal tinja yang berbaur dengan air seni, mereka timbul tenggelam sambil menjerit-jerit dengan mulut terbuka, maka tertelanlah kotoran tersebut, sungguh memuakkan.
Semua pelacur di dunia fana, waktu masih hidup di dunia menjual badannya demi uang kotor; Atau orang yang suka menipu para wanita dari keluarga baik-baik lalu dijerumuskan ke lembah hitam (kompleks pelacuran) untuk menjual diri; Atau orang yang pekerjaan biasanya melakukan penyelundupan; Atau orang yang punya hobi suka menyantap menu “masakan janin manusia atau placenta janin” untuk Ciap Po (makanan bergizi untuk menguatkan badan); Atau semasa hidupnya tak mau bekerja dengan sungguh-sungguh, bekerjanya suka merayu dengan kata-kata yang manis, lalu menipu harta kekayaan orang; Atau orang yang suka main perempuan, hidupnya larut dalam kesenangan melampiaskan nafsu; Atau orang yang jadi bodyguard, lalu terlibat dalam intrik saling menjatuhkan dalam dunia hitam; Atau orang yang mengadakan arisan uang lalu menilapnya; Atau pura-pura menyatakan bisnisnya jatuh gulung tikar lalu menyatakan pailit; Atau semasa jadi pejabat melakukan korupsi, minta komisi; Atau menjadi pemborong bangunan kemudian mengurangi kadar bahannya dan menyalahi besteknya. Karena semasa hidup jiwa-raganya kotor atau tercemar racun atau juga mulutnya tidak bersih, sesudah meninggal rohnya lalu terperosok masuk ke sini, biar dia merasakan rasanya macam ini, arwah yang masuk neraka ini merasakan penderitaannya yang luar biasa, setiap kali bernafas, yang dicium hanyalah bau air seni dan tinja, setiap kali membuka mulutnya akan kemasukan gumpalan tinja, perutnya lapar lagi haus, ingin makan tiada makanan, karena semasa hidup di dunia hanya makan makanan yang “kotor” untuk mempertahankan hidpnya, sehingga sesampainya di neraka mendapat balasan hukuman demikian. Inilah hukuman yang setimpal. Tinja berbaur dengan air seni, seperti lumpur hisap keadaannya, semakin berontak semakin tenggelam. Sebaiknya umat di dunia, mengerjakan pekerjaan apapun haruslah yang terang dan jujur, bisa dipertanggungjawabkan, jangan karena uang lalu menghalalkan segala cara, jika mencelakai orang dengan muslihat, atau menjalankan usaha yang tak patut dan tak pada tempatnya, setelah meninggal pasti akan melapor kemari. Kapan para roh berdosa ini boleh bebas? Ditentukan berdasarkan berat atau ringannya dosa, yang pasti minimal direndam sampai kulit dan dagingnya membusuk. Setelah bebas dari hukuman, baru diserahkan ke Astana lain untuk disidang lagi tentang dosa-dosanya yang lain.

No comments:

Post a Comment