24 March 2009

Rumah Kita Yang Sesungguhnya part 6

Artikel oleh : Venerable Ajahn Chah Judul Asli : Our Real Home Diambil dari buku : Living Dhamma Diterjemahkan dari Bahasa Inggris oleh : Senny Ruslim Editor : Bhikkhu Dhammadipo Ijin untuk menterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia diberikan oleh : Bhikkhu Nanadhammo (Abbot dari Wat Pah Nanachat, Thailand)

Kata "shankara" ditujukan kepada jasmani dan batin ini. Shankara tidak kekal dan tidak stabil. Setelah menjadi makhluk hidup lalu lenyap, setelah mereka muncul mereka mati, namun demikian, semua orang menginginkan mereka untuk menjadi permanen. Ini adalah kebodohan. Lihat pada napas. Sekali dia masuk, dia keluar, itulah sifat alaminya, demikianlah seharusnya. Penarikan napas dan pengeluaran napas harus bergantian, harus ada perubahan. Kodisi-kondisi eksis melalui perubahan, Anda tidak dapat mencegahnya. Coba pikirkan, dapatkah Anda menghembuskan napas tanpa menarik napas? apakah akan terasa nyaman? Atau dapatkah Anda hanya menarik napas saja? Kita menginginkan hal-hal menjadi permanen, tapi mereka tidak bisa, itu tidak mungkin. Sekali napas telah masuk, dia harus keluar. Ketika dia keluar, dia masuk kembali ke dalam, dan hal tersebut alami, bukankah demikian? Setelah kita terlahir, kita menjadi tua dan kemudian mati, dan itu adalah alami dan normal. Itu karena kondisi-kondisi telah melaksanakan tugas mereka, napas "masuk" dan napas "keluar" telah bergantian dengan cara ini, sehingga umat manusia masih ada di sini saat ini.

Segera setelah kita lahir, kita mati. Kelahiran kita dan kematian kita hanya merupakan satu hal. Sama seperti sebuah pohon, bila ada akar pasti ada cabang, bila ada cabang pasti ada akar. Anda tidak dapat memiliki satu tanpa memiliki yang lainnya. Adalah sedikit lucu melihat bagaimana pada saat kematian orang begitu sedih dan terganggu dan pada kelahiran betapa berbahagia dan senangnya. Suatu tipuan, tidak ada orang yang pernah melihat hal ini dengan jelas. Saya kira bila Anda sungguh-sungguh ingin menangis, adalah lebih baik melakukannya pada saat seseorang lahir. Kelahiran adalah kematian, kematian adalah kelahiran, cabang pohon adalah akar, akar adalah cabang. Bila Anda harus menangis, menangislah pada kelahiran. Perhatikan baik-baik : bila tidak ada kelahiran, tidak akan ada kematian. Dapatkah Anda mengerti ini?
BERSAMBUNG..........

No comments:

Post a Comment